MengeliminirHedonisme, Kenaikan Harga dan SIkap Kita Bisa Mendorong Kelas Menengah Menjadi Kaya!

mengeliminirhedonisme, kenaikan harga dan sikap kita bisa mendorong kelas menengah menjadi kaya!

MengeliminirHedonisme, Kenaikan Harga dan SIkap Kita Bisa Mendorong Kelas Menengah Menjadi Kaya!

oleh Amidi

Sebenarnya sudah banyak artikel yang  mengulas mengapa kelas menengah sulit kaya? Namun, karena Kompasiana.com menyajikan “topik pilihan” tetang persoalan yang satu ini, maka saya pun ikutan nimbrung mengulas-nya dari sisi lain.

Bila dicermati, banyak faktor yang menyebabkan kelas menengah sulit kaya,  adanya kesenjangan sisa penghasilan antara kelas menengah dan kelas atas.  Margaretha dkk,  memaparkan bahwa sisa gaji warga kelas atas Rp. 1,59 juta per orang per bulan,  sementara  rata-rata sisa gaji kelas menengah dalam satu tahun 2021 senilai Rp.  435.888,- per bulan, tidak banyak uang yang bisa ditabung/diinverstasikan. (Margaretha,dkk, Kompas.id, 25 Pebruari 2024)

Penulis buku keuangan Keith Cameron  dalam bukunya “The  Top  10 Distinctions  Between Million and The Middle Class”,    menjelaskan perbedaan mendasar antara orang kaya dan kelas menengah terletak pada pola pikir yang mereka miliki. Lebih lanjut ia memaparkan bahwa kelas menengah bekerja untuk mendapatkan penghasilan, orang kaya bekerja untuk belajar.  Kelas menengah hidup di atas kemampuan, orang kaya hidup di bawah kemampuan. Kelas atas tak puas dengan  kemampuannya, kelas menengah  merasa cukup pintar. Orang kaya selalu optimis, kelas menengah sering pesimis Kelas menengah berteman dengan siapa saja, orang kaya bijak dalam menentukan teman.   Kelas atas mengejar pemasukan, kelas menengah menumpuk simpanan. (liputan 6.com, 19 September 2017)

Bila ditelaah, dan diteliti lebih mendalam, mungkin saja masih ada lagi faktor lain yang menjelaskan perbedaan kelas atas dengan kelas menengah , atau faktor  penyebab kelas menengah sulit kaya tersebut.  Saya mencoba menelusurinya dari tiga faktor, yakni hedonsime, kenaikan harga dan sikap kita.

Hedonisme.

Bila dicermati  gaya hidup  yang berfokus mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas atau hedonisme ini tidak hanya melanda kalangan kelas atas (orang kaya) tetapi melanda juga kalangan kelas menengah. Bagi orang kaya, hedonsime, tidak ada persoalan, karena merek memiliki cukup cuan untuk melakoninya, namun, bagi kelas menengah, hedonisme, akan memporak porandakan anggaran yang sudah dialokasikan. Akibat hedonisme, tidak sedikit  kelas menengah tersebut terpaksa “terlilit” utang.

Dengan demikian, akibat hedonsime tersebut, jangan kan kelas menengah  boro-bro untuk menabung/investasi, untuk mengalokasikan dana cadangan atau “berjaga-jaga” saja sulit.

Kini kelas menengah, ada kecendrungan terjerembab dalam kehidupan “serba glamor”. Dikalangan mereka lebih senang berpenampilan mewah,  meniru gaya  kalangan “jet-zet” (orang kaya), sehingga tidak heran kalau mereka yang tergolong ke dalam kelas menengah yang seharusnya  pedapatan-nya  cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok (primary needs) yakni kebutuhan pangan, sandang, dan papan, terkadang terganggu, akibat terjerembab kedalam kehidupan serba glamor atau hedonsime tersebut.

Tidak heran, terkadang “jatah” anggraan yang sudah dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pokok, terkoreksi, karena diambil untuk digunakan  memenuhi kebutuhan lain yang tidak prioritas (hedonisme) tersebut.

Kenaikan Harga.

Kemudian, kenaikan harga akhir-akhir ini, mendorong kalangan kelas menengah harus “memutar otak” alias “berpikir keras” untuk memenuhi kebutuhan pokok-nya tersebut. Kenaikan harga akan menurunkan pendapatan ril kalangan menengah.

Kenaikan harga produk (barang dan jasa) akhir-akhir ini  cendrung “rigit” bahkan terus merangkak naik, kenaikan harga barang kebutuhan pokok, seperti beras, telur,  dan lainnya  cendrung bertahan, dan diprediksi akan terus merangkak naik menjelang bulan ramadhon sampai hari raya mendatang. Kondisi ini terkadang diperparah oleh stok yang tidak tersedia dipasaran, belum lagi adanya ulah invisble hand, dan faktor “XWZ”. Kondisi ini bila dibiarkan, akan menambah penderitaan kelas menengah.

Boro-boro mereka akan menyisihkan pendapatan-nya untuk menabung/inveatsi, terkadang untuk memenuhi kebutuhan pokok-nya saja sulit, karena harga-harga cendrung naik tersebut,   harus berjuang lagi, untuk mencari penghasilan tambahan, karena secara ril justru pendapatan mereka turun.

Syukur, bagi kalangan kelas menengah yang mempunyai suatu pekerjaan dan dapat menambah aktivitas-nya diluar jam kerja, untuk mencari cuan dalam rangka menambah penghasilan. Seperti “sang pencerdas bangsa” yang bekerja pagi (jam 8 sampai jam 14),  sisa waktu (sore hari) mereka “menyambi” menghidmatkan diri selaku pelaku bisnis skala kecil atau “sang pencerdas bangsa”  pada suatu Perguruang Tinggi, yang dapat  memerankan diri sebagai konsultan, peneliti dan atau melakukan aktivitas ilmiah lainnya yang mendatangkan cuan.

Namun, bagi kalangan kelas memengah yang tidak dapat melakukan aktivitas tambahan  atau “nyambi”, maka mereka hanya terbatas dengan pendapatan yang diterima-nya saja. Kalangan kelas menengah yang demikian, jelas  sulit untuk kaya. Jangan berharap kaya, terkadang kelas memengah untuk memenuhi kebutuhan pokok-nya saja “ngos-ngos-an”, atau  “keteteran”, apalagi untuk menjadi kaya.

Sikap Kita.

Selanjutnya, faktor penyebab, kelas menengah sulit kaya tersebut, adalah sikap kita yang belum maksimal membela mereka, bahkan pada bagian lain, terkadang secara tidak sadar, justru kita mendorong mereka untuk sulit kaya.

Bila disimak secara mendalam, hedonisme tersebut, ada hubungannya dengan sikap kita yang tanpa disadari “salah”, yakni adanya dorongan yang memaksa kelas menengah ini “menerobos” anggaran yang sudah dialokasikannya. Seperti adanya kemudahan memperoleh fasilitas kredit kendaraan atau barang mewah lain-nya, cukup dengan “DP” sekian (ringan) Anda sudah bisa membawa pulang “mobil”, atau ada iklan yang menganggap harga barang mewah dengan kesan murah, “cukup dengan membayar sekian (ringan) Anda dapat membawa barang mewah “Y” ke rumah, padahal, pada saatnya kelas menengah tersebut harus membayar ini dan itu lagi baru dapat membawa pulang barang mewah “Y” tersebut.

Begitu juga dengan pelaku bisnis yang mempekerjakan karyawan-nya pada unit bisnis-nya. Dalam menetapkan kompensasi tidak sedikit pelaku bisnis yang masih menetapkan kompensasi dibawah Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/UMP) yang sudah ditetapkan pemerintah melalui kesepakatan bersama tersebut.

Tidak heran kalau masih ada karyawan swasta yang hanya memperoleh pendapatan/penghasilan masih dibawah angka Rp. 2. juta per bulan. Sementara untuk UMR/UMP rata-rata saat ini untuk kota atau kabupaten sudah mencapai angka di atas Rp. 3 juta per bulan. Ok lah, jika kelas menengah ini selaku pegawai negeri (ASN), konpemsasi yang mereka terima sudah rata-rata di atas UMR/UMP bahkan lebih besar lagi, karena ada tunjangan ini dan itu.

Beberapa Langkah !

Untuk mendorong kelas menengah agar dapat memenuhi kebutuhan pokok-nya dengan standar  tertentu, untuk dapat hidup dengan layak, untuk tidak terus dirundung duka cuan, dan atau untuk bisa menjadi kaya, setidaknya ada berapa langkah yang harus dilakukan.

Sedapat mungkin memperbaiki sikap kita yang tanpa sadar telah mendorong golongan kelas menenagh ini untuk bergaya  “hedonisme”,  pemerintah atau pihak yang berkompeten harus dapat menengahi pasar yang cendrung mengarah ke praktik “kapitalisme” tersebut, dengan mengembalikannya kepada pasar yang seyogyanya. Begitu juga kalangan kelas menengah sendiri, harus sedapat mungkin menghindari hedonisme, arahkan gaya hidup ke arah yang positif, kratif dan inovatif agar pendapatan selain dapat digunakan untuk memenuhi  kebutuhan pokok, juga bisa untuk menabung/investasi.

Pengendalian harga-harga mutlak dilakukan, operasi pasar harus dilakukan secara intensif, pasar harus dipantau secara berkala, agar kecukupan stok terjamin serta perbaikan distribusi pun mutlak harus dilakukan. Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah sedapat mungkin mengoptimalkan  pengelolan Sumberdaya Alama (SDA) negeri ini, agar anak negeri ini kaya dan sejahtera.  Selamat Berjuang!!!!!

News Related

OTHER NEWS

Ketua TPN Minta Kampanye Ganjar-Mahfud Dipenuhi Lautan Manusia

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023) sesaat sebelum penutupan Rakernas IV PDI-P. JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Hasil Survei Terakhir Jelang Kampanye Capres 2024,Prabowo Unggul versi 5 Lembaga,Ganjar di LPI

TRIBUN-TIMUR.COM – Hasil survei terbaru lembaga survei calon presiden-wakil presiden RI jelang kampanye terbuka. Dari tujuh lembaga survei, dominan unggulkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Ketiga pasangan calon presiden kini berebut elektabilitas ... Read more »

Pecahkan Banyak Rekor, Red Bull Harus Bayar Mahal Pendaftaran F1 2024

Tim yang bermarkas di Milton Keynes ini menampilkan salah satu performa paling dominan dalam sejarah F1 musim ini, dengan para pembalapnya memborong 21 kemenangan dari 22 balapan. Ia mengamankan kedua ... Read more »

PROMO Indomaret andamp Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus,Sensodyne Rp24.900

TRIBUN-BALI.COM – PROMO Indomaret & Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus, Sensodyne Rp24.900 Berikut ini adalah Katalog Promo Indomaret dan Superindo untuk besok hari Rabu, 29 November ... Read more »

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar - Mahfud, Begini Profilnya

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar – Mahfud, Begini Profilnya jpnn.com, JAKARTA – Pengacara Finsensius Mendrofa resmi ditunjuk menjadi Wakil Direktur Eksekutif Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Indosat Caplok 300.000 Pelanggan MNC Play

Ilustrasi MNC Play KOMPAS.com – Operator seluler Indosat Ooredoo Hutchison (IOH atau Indosat) menyelesaikan proses akuisisi pelanggan PT MNC Kabel Mediacom (MNC Play) pada Senin (27/11/2023). Ada sebanyak 300.000 pelanggan ... Read more »

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air, Bunda. Pelawak yang tergabung di Srimulat, Eko Londo meninggal dunia di usia 66 ... Read more »
Top List in the World