Ilustrasi glioblastoma. Glioblastoma adalah salah satu jenis kanker otak. Ini adalah tumor otak ganas yang paling umum terjadi pada orang dewasa.
KOMPAS.com – Glioblastoma tumbuh dengan cepat dan memberikan tekanan pada otak, sehingga muncul gejala.
Mengutip WebMD, penderitanya akan mengalami sakit kepala terus-menerus, kejang, dan hilang ingatan, sebagai tanda-tanda glioblastoma.
Glioblastoma adalah salah satu jenis kanker otak. Ini adalah jenis tumor otak ganas yang paling umum terjadi pada orang dewasa.
Tumor ini biasanya sangat agresif, artinya dapat tumbuh dengan cepat dan menyebar dengan cepat juga.
Banyak penelitian telah dilakukan, tetapi belum ada obat yang bisa menyembuhkan glioblastoma.
Pengobatan yang tersedia saat ini hanya untuk meringankan gejala glioblastoma.
Orang dengan glioblastoma yang tidak diobati rata-rata hidup sekitar 4 bulan.
Sementara, mereka yang mendapat pengobatan memiliki harapan hidup sekitar 12 sampai 15 bulan.
Selanjutnya, penyebab glioblastoma akan diulas di bawah ini.
Apa saja penyebab glioblastoma?
Dikutip dari Moffitt Cancer Center, glioblastoma dimulai di astrosit otak, yaitu sel yang menyediakan struktur dan dukungan bagi neuron.
Seperti semua kanker, glioblastoma disebabkan oleh mutasi DNA yang mengakibatkan pertumbuhan sel tidak terkendali, di mana sel melepaskan diri dari siklus pertumbuhan dan kematian normalnya.
Penyebab utama mutasi sel genetik ini sebagian besar masih belum diketahui.
Namun, penelitian mengungkapkan bahwa sel glioblastoma memiliki lebih banyak kelainan genetik dibandingkan sel kanker otak jenis astrositoma (tumor yang terbentuk di astrosit) lainnya.
Faktanya, glioblastoma adalah bentuk astrositoma tingkat tinggi.
Para peneliti percaya bahwa beberapa mutasi genetik berbeda terlibat dalam perkembangan tumor otak ganas ini. Mutasi genetik ini dapat disebabkan oleh:
- Cacat DNA yang diwariskan
- Efek kumulatif dari paparan bahan kimia tertentu dan karsinogen lainnya
- Paparan radiasi pengion dosis tinggi
- Pemicu tambahan yang belum teridentifikasi
Proses pasti dimana sel-sel sehat menjadi kanker belum sepenuhnya dipahami.
Satu sel abnormal dapat menghasilkan salinan dirinya sendiri yang pada akhirnya dapat terakumulasi menjadi tumor.
Sel-sel glioblastoma tidak mati sebagaimana mestinya, sehingga tumor bisa terus memproduksi sel-sel baru dan tumbuh ke jaringan sekitarnya.
Tumor otak ganas ini bahkan dapat memproduksi pembuluh darahnya sendiri untuk mendukung pertumbuhannya yang cepat.
Apa faktor risiko glioblastoma?
Meskipun penyebab pasti dari glioblastoma belum diketahui dengan jelas, para peneliti telah mengidentifikasi daftar karakteristik yang dimiliki oleh banyak pasien kanker otak ini.
Karakteristik ini dikenal sebagai faktor risiko. Meskipun faktor risiko dapat membantu dalam menentukan kemungkinan seseorang terkena glioblastoma, penting untuk diingat bahwa:
-
- Faktor risiko belum tentu menyebabkan berkembangnya kanker
- Banyak orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko glioblastoma tidak pernah terkena kanker
- Beberapa orang mengembangkan glioblastoma tanpa memiliki faktor risiko apa pun yang diketahui
-
Faktor risiko glioblastoma yang bisa diubah
Paparan terapi radiasi pengion, terutama pada kepala atau leher, telah diidentifikasi sebagai faktor risiko glioblastoma.
Beberapa penelitian mengaitkan paparan bahan kimia tertentu di tempat kerja dengan peningkatan risiko tumor otak, tapi penelitian lain tidak menemukan korelasi tersebut.
Sejauh ini, penelitian belum menemukan bukti nyata bahwa kebiasaan gaya hidup apa pun dapat memengaruhi risiko seseorang terkena glioblastoma.
Umumnya, para profesional medis tidak menganggap glioblastoma dapat dicegah.
-
Faktor risiko glioblastoma tidak dapat diubah
Glioblastoma dapat berkembang pada orang-orang dari segala usia, termasuk anak-anak.
Namun penyakit ini cenderung lebih sering terjadi pada orang dewasa berusia antara 65 dan 74 tahun. Lalu, pria memiliki risiko sedikit lebih tinggi dibandingkan wanita.
Kebanyakan orang yang didiagnosis dengan glioblastoma tidak memiliki riwayat keluarga dengan tumor otak yang bersifat kanker.
Namun, mereka yang memiliki anggota keluarga dekat yang mengidap tumor otak memiliki risiko lebih tinggi terkena jenis tumor yang sama.
Sebuah penelitian baru-baru ini menyimpulkan bahwa orang yang kerabat dekatnya mengidap glioblastoma memiliki risiko dua kali lipat terkena kanker otak jenis yang sama dibandingkan dengan orang yang anggota keluarga dekatnya tidak pernah menderita glioblastoma.
Selain itu, orang yang mewarisi sindrom genetik langka tertentu memiliki peningkatan risiko glioblastoma. SIndrom genetik tersebut antara lain:
- Turcot syndrome
- Neurofibromatosis type 1
- Li Fraumeni syndrome
- Lynch syndrome
Jika Anda memiliki faktor risiko glioblastoma, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter tentang sebarapa besar potensi penyakit tumor otak ganas ini berkembang dalam tubuh Anda.
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII