Pengamat: Prabowo Bakal Gandeng PDIP dan Tinggalkan Jokowi
TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta – Tak ada kawan dan lawan abadi dalam politik! Prabowo Subianto diprediksikan bakal meninggal Joko Widodo (Jokowi) dan menggandeng PDIP usai pelantikan Presiden RI pada 20 Oktober 2024.
Kalkulasinya, Prabowo sangat membutuhkan dukungan PDIP sebagai partai politik pemenang Pemilu 2024. Presiden terpilih akan menggandeng PDIP supaya punya kekuatan mayoritas di Parlemen Senayan.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno memprediksi Prabowo akan memilih PDI-P ketimbang Jokowi.
Adi meyakini hal tersebut bakal terjadi usai Jokowi lengser dan Prabowo resmi dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2024.
“Rasa-rasanya setelah 20 Oktober, Prabowo ini akan jauh memprioritaskan PDI-P ketimbang Jokowi yang sudah tak lagi jadi presiden,” ujar Adi dalam program Obrolan Newsroom Kompas.com, Selasa (30/4/2024).
“Tapi per hari ini, saya membaca Prabowo masih cukup menghargai dan menjadikan Jokowi sebagai variabel penting. Karena sampai tanggal 20 saya kira Jokowi masih jadi presiden,” sambungnya.
Menurut Adi, ketika Jokowi sudah tidak menjadi sosok penting bagi Prabowo, potensi PDI-P bergabung ke pemerintahan terbuka.
Sebaliknya, jika nantinya Jokowi masih ikut campur dalam pemerintahan Prabowo-Gibran, PDI-P tidak akan senang untuk ikut berkoalisi.
“Oleh karena itu, setidaknya PDI-P barrier politiknya bagaimana hubungan Prabowo dan Jokowi. Kalau sudah tak baik-baik saja, bukan tidak mungkin PDI-P itu akan jadi bagian dari koalisi,” kata Adi.
Maka dari itu, Adi meminta publik melihat apa yang terjadi setelah Jokowi menyerahkan kursi presiden kepada Prabowo pada 20 Oktober 2024.
Adi meyakini bahwa Prabowo pasti akan mengedepankan dukungan yang berlimpah di parlemen. Dari situ, kata dia, bisa terlihat apakah Jokowi masih dianggap sosok yang penting atau tidak bagi Prabowo.
“Karena kalau mau jujur, Prabowo ini pasti akan bicara ke depan, bagaimana mendapatkan dukungan berlimpah, dukungan politik, dukungan partai solid, sehingga semua keputusan politik bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.
Adi meyakini bahwa Gerindra dan Prabowo tidak nyaman jika PDI-P berada di luar kekuasaan. Pasalnya, PDI-P merupakan partai pemenang Pileg 2024 dan pemilik kursi terbanyak di parlemen. Mereka juga berpengalaman sebagai oposisi.
“Mereka bisa kritis dan selalu bisa resisten setiap keputusan politik Prabowo,” kata Adi. “Pasca (Jokowi) tak lagi jadi presiden, Prabowo akan memilih, lebih penting mana antara PDI-P dan Pak Jokowi,” imbuhnya.
Kemungkinan Gabung Parpol
Ketua Umum kelompok relawan Pro Jokowi (ProJo) Budi Arie Setiadi mengungkap adanya kemungkinan Jokowi berlabuh ke salah satu parpol.
Hal itu disampaikannya saat dimintai tanggapan soal PDI Perjuangan (PDI-P) yang menyebut Jokowi sudah bukan merupakan kader parpol banteng.
Sejumlah parpol Koalisi Indonesia Maju membuka pintu bagi Jokowi. PAN bahkan menganggap Jokowi sebagai keluarga besarnya.
“Enggak apa-apa (disebut sudah bukan kader). Asik-asik saja. Kalau kata sana enggak, ya sudah. Kita apa saja. Toh mengabdi di republik ada tempatnya,” ujar Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (30/4/2024).
“Ya tunggu saja (akan merapat ke parpol lain). Kalau sekarang dibocorin kurang seru,” lanjutnya.
Saat ditanya lebih lanjut soal apakah Jokowi akan berlabuh ke parpol yang identik dengan warna kuning, Budi Arie enggan menanggapi. Ia tetap meminta agar publik menunggu.
“Tunggu saja, tunggu,” katanya. (Tribun)