Awal Mula Isu Retaknya Hubungan Jokowi dan Prabowo,Dibantah Anak Presiden,Curiga Ada Adu Domba

TRIBUNNEWSBOGOR.COM – Hubungan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto belakangan ini diterpa isu miring yakni renggangnya hubungan mereka berdua pasca Pilpres 2024.

Isu keretakan hubungan antar keduanya ini bergulir setelah Jokowi tak menyalami Prabowo di acara Baznas pada Rabu (13/3/2024).

Saat itu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menghadiri acara penyerahan zakat dari Presiden Joko Widodo kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Istana Negara, Jakarta.

Namun tersorot momen Presiden Joko Widodo tak menyalami Prabowo.

Momen itu tercipta seusai Jokowi menyerahkan dan membayar zakat menggunakan QRIS yang telah tersedia di meja.

Lantas Jokowi menghampiri dan menyalami beberapa menteri yang menggunakan kemeja batik.

Terlihat Prabowo Subianto yang memakai kemeja putih turut berdiri menyambut Jokowi.

Namun Jokowi pun tak mengulurkan tangan untuk menyalami Prabowo.

Menanggapi hal tersebut, Prabowo yang sudah berdiri hanya melihat ke kanan kiri.

Kemudian pada acara hahal bihalal Idul Fitri 2024 di Istana Negara, Prabowo pun dikabarkan tidak hadir menemui Jokowi karena isu ini.

Namun hal itu dibantah oleh Ketua Umum Relawan Projo sekaligus Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi.

Menurutnya, isu tersebut dibuat oleh pihak-pihak yang ingin mengadu domba Presiden Jokowi dengan Prabowo.

Ia pun memastikan hubungan keduanya baik-baik saja dan tetap solid.

“Yang kita hadapi sekarang adu domba. Mengadu domba pak Prabowo dan Pak Jokowi,” ucapnya saat ditemui di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2024).

Budi Arie mencontohkan narasi yang berkembang soal ketidakhadiran Prabowo dalam open house atau halalbihalal yang digelar Presiden Jokowi di Istana Negara.

Padahal, Prabowo datang lebih awal untuk bertemu langsung dengan orang nomor satu di Indonesia itu.

Ia pun berharap, semua pihak bisa berhenti membuat narasi yang mengadu domba kedua tokoh tersebut.

“Sudahlah, kita hindari adanya adu domba sesama pimpinan bangsa. Jangan diadu domba antara pak Prabowo dan pak Jokowi. Sia-sia,” ujarnya.

Ia pun menegaskan harapan dari rakyat yang ingin para pemimpin bangsa saling rukun dan gotong royong demi kemajuan Indonesia ke depannya.

“Rakyat harus terus mendorong agar pemimpin kita rukun dan memikirkan nasib bangsa dan rakyat ke depan,” tuturnya.

Dibantah anak presiden

Sebelumnya, Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka juga menanggapi isu adanya kabar kalau Presiden Joko Widodo atau Jokowi kini hubungannya merenggang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Gibran membantah isu tersebut.

Ia menyatakan dirinya serta Jokowi dan Prabowo hubungannya makin dekat.

“Siapa yang renggang? Enggak ada yang renggang (Jokowi dan Prabowo), kita makin dekat,” kata Gibran seperti dikutip dari YouTube Kompas TV, Jumat (22/3/2024).

Manuver politik ?

Presiden Terpilih 2024-2029 yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menemui Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.

Jumat (22/3/2024) siang, Prabowo datang ke Nasdem Tower di kawasan Menteng ditemani Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad dan Sekjen Partai, Ahmad Muzani.

Prabowo mengaku kedatangannya sebagai balasan atas ucapan selamat Surya Paloh usai pengumuman hasil pilpres.

Tak hanya itu, Prabowo juga mengungkit soal kerja sama usai berkompetisi.

Senada dengan Prabowo, Surya Paloh juga menginginkan hubungannya dengan Prabowo tetap terjaga baik.

Pertemuan kedua tokoh politik ini seolah mengindikasikan potensi Nasdem bergabung dalam koalisi besar di pemerintahan periode berikutnya.

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan bukan hal yang mengagetkan jika presiden dan wakil presiden terpilih Prbaowo-Gibran berupaya menggaet partai-partai lain untuk bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.

Yunarto Wijayajuga menilai bahwa manuver politik ini bisa saja terjadi.