Waspada 16 Wilayah Kecamatan di Kabupaten Malang Berikut Ini Rawan Banjir Besar

SURYAMALANG.COM, MALANG – Sedikitnya 15 wilayah kecamatan di Kabupaten Malang tergolong rawan banjir sehingga masyarakat perlu waspada.

Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, 16 kecamatan itu meliputi Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Pakis, Poncokusumo, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Gedangan, Kalipare dan Wagir.

Sadono menerangkan, dari beberapa wilayah tersebut dipetakan berdasarkan peta rawan bencana. Namun, dari pemetaan ini belum tentu terjadinya banjir.

“Peta rawan bencana itu berdasarkan dokumen kajian risiko bencana. Seperti banjir bandang tingkat terpaparnya tinggi, kemudian penduduk yang terpapar juga tinggi,” kata Sadono.

Dalam hal ini, Sadono menyebutkan bahwa terdapat banjir dengan ancaman tinggi dan rendah.

Mengenai banjir dengan ancaman tinggi, di antaranya kerap terjadi Desa Sitiarjo Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Hal ini dikarenakan topografi dari wilayah tersebut yang mendukung terjadinya banjir.

“Kalau Sitiarjo memang topografi desa mendukung terjadinya banjir besar. Dia posisinya (seperi) mangkok, dan dikelilingi bukit. Selebihnya karena curah hujan tinggi,” ungkapnya.

Dalam hal ini, banjir dengan ancaman tinggi dapat berdampak pada sektor pemukiman maupun korban jiwa.

Ia menyebutkan, banjir yang mengakibatkan korban jiwa pernah terjadi pada 2013 silam.

“Kalau korban jiwa meninggal dunia itu udah tahun 2013 di Desa Sitiarjo terjadi banjir bandang. Saat itu satu nenek yang menjadi korban, karena memang dia tidak bisa keluar rumah kemudian rumahnya kesapu, kebetulan rumahnya di bantaran sungai, itu aja sekali,” bebernya.

Mengenai sektor pemumikan juga, terdapat ratusan warga yang terdampak dari banjir ini.

Tidak menutup kemungkinan seperti halnya Kecamatan Kepanjen dan Pakis juga bisa terjadi banjir. Hanya saja banjirnya tidak terlalu parah.

Menurutnya, banjir di wilayah perkotaan dikarenakan limpasan air sungai karena tersumbat.

Maka dari itu, Sadono menekankan bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir untuk selalu aware terhadap lingkungannya.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya melakukan pembersihan saluran yang ada.

“Minimal ya dilakukan pembersihan saluran yang ada di lingkungan karena banyak terjadinya banjir di awal itu diebabkan tersumbatnya saluran air yang da di lingkungan. Biasanya terjadi di awal musim penghujan,” imbuhnya.

Selain upaya tersebut, hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir adalah dengan melakukan normalisasi sungai.

Akan tetapi, normalisasi sungai di wilayah Kabupaten Malang bukanlah menjadi kewenangan pemkab Malang. Melainkan menjadi kewenangan dari pemerintah provinsi dan pusat yakni Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS).

“Kalau pemkab Malang melaksanakan itu nanti akan jadi permasalahan, karena bukan kewenangan kita,” sebutnya.

Menurut Sadono, normalisasi sungai harus dilakukan dari hulu ke hilir sehingga tidak bisa dilakukan secara sporadis.

Dikatakannya, normalisasi juga bukan menjadi langkah pertama untuk mencegah banjir. Akan tetapi harus diiringi dengan tindakan pelestarian lingkungan hidup.

Data kejadian banjir:

2022 : 31 kajadian

2023 sampai Oktober : 13 kejadian

Di antaranya:

Ampelgading: 1 kejadian

Gedangan: 2

Ngantang: 1

Pakis: 3

Pakisaji: 1

Sumawe: 3

Tirtoyudo: 2