,Jangankan Polisi Seperti Kamu, Omongan Debt Collector Bikin Aiptu FN Naik Pitam Tembak dan Tusuk DC

TRIBUNBENGKULU.COM – Terungkap penyebab Aiptu FN anggota polisi Polres Lubuklinggau, Sumatera Selatan tersulut emosinya karena omongan debt collector.

AKP Hilal Subhi mantan atasan Aiptu FN di Polres Lubuklinggau menyebutkan, omongan debt collector yang membuat emosi Aiptu FN tersulut hingga menembak dan menusuk.

“Saya waktu itu masih Kanit, dia kami angkat Katim, kemudian saya Kapolsek dia jadi Kanit Reskrim, jadi tau persis kesehariannya,” cerita Kapolsek Lubuklinggau Selatan.

Informasi yang didengar Hilal, ada ucapan dari Debt Collector yang bikin sakit hati.

Debt Collector itu berkata dengan nada meremehkan,

“Jangankan polisi seperti kamu polisi yang lain lah kuseret-seret,” kata Hilal.

Mendengar itu emosi Aiptu FN seketika tak terkendali hingga melakukan penembakan dan penusukan.

“Dia itu tidak mungkin marah kalau orang itu tidak vokal, tidak menyakiti hati dia. Apalagi dalam mobil ada anak dan istrinya,” ujarnya.

Dalam video yang beredar luas di media sosial, keributan tersebut terjadi di parkiran Mall PS X Kota Palembang, pada Sabtu (23/3/2024) pukul 14.00 WIB.

Buang Airsoft Gun ke Sungai

Terkuak Aiptu FN oknum polisi yang tusuk hingga tembak Debt Collector di Palembang, ternyata membuang Airsoft Gun yang digunakannya.

Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Anwar Reksowidjojo mengatakan, senjata airsoft gun yang digunakan Aiptu FN dibuang ke Sungai Musi.

“Informasinya pistolnya dibuang di Jembatan Musi VI, diduga airsoft gun,” ucap Anwar.

Saat ini, polisi masih mencari pistol tersebut di Sungai Musi karena merupakan barang bukti.

Adapun senjata tajam berupa sangkur yang digunakan untuk menusuk debt collector telah diserahkan kepada polisi.

Kabid Propam Polda Sumsel Kombes Agus Halimudin memastikan sangkur tersebut bukan sangkur dinas.

Polisi juga telah menyita satu unit mobil dan pakaian yang dikenakan Aiptu FN saat insiden terjadi.

Kombes Agus menjelaskan, mobil Toyota Avanza yang menjadi akar masalah dalam insiden tersebut bukanlah atas nama Aiptu FN.

Ia bilang, FN merupakan tangan kedua alias membeli mobil tersebut dari warga Lubuklinggau dengan cara take over.

Sayangnya, dalam proses take over tersebut, FN tidak melakukan fidusia sehingga terjadi tunggakan.

“Dia hanya ketemu (pemilik mobil pertama) di Lubuklinggau kemudian over kredit, tapi pribadi tidak melalui administrasi fidusia,” jelasnya

Ditreskrimum Polda Sumsel saat ini masih menyelidiki kredit macet pembayaran mobil tersebut.

Dipatsus dan Disanksi Etik

Aiptu FN oknum polisi yang menganiaya debt collector dengan ditembak dan ditusuk karena menagih utang tunggakan mobil.

Setelah sempat menjadi DPO, Aiptu FN akhirnya menyerahkan diri ke Polda Sumsel atas kasus penganiayaan yang dilakukan pada seorang debt collector.

Saat ini, Aiptu FN ditempatkan khusus (patsus) setelah menjalani pemeriksaan di Bid Propam Polda Sumsel.

Kabid Propam Polda Sumsel, Kombes Pol Agus Halimudin mengatakan Aiptu FN diperiksa karena melanggar kode etik kelembagaan dan etika di masyarakat.

“Yang bersangkutan melanggar kode etik kelembagaan dan yang bersangkutan kita proses berikutnya kita lakukan penahanan dalam rangka patsus 30 hari maksimal, mulai hari ini ditahan,” ujar Agus, kepada wartawan, Senin (25/3/2024).

Agus menerangkan sanksi yang dikenakan bakal seusai pelanggaran yang dilakukan oleh Aiptu FN, adapun sanksi pelanggaran kode etik meliputi permintaan maaf, demosi, dan penundaan kenaikan pangkat.

Untuk saat ini statusnya di Bid Propam sebagai terduga pelanggar.

“Sanksi kode etik akan diatur namun itu berproses. Nanti pengadilan komisi kode etik yang memutuskan, tugas kami menuntut sesuai bukti yang kami temukan,” tegasnya.

Pelanggaran yang dilakukan oleh Aiptu FN adalah dititikberatkan kepada kelembagaan karena adanya penggunaan senjata dan etika kepribadiannya terhadap masyarakat.

“Karena hal itu berdampak pada citra Polri dan etika kemasyarakatan dan etika kepada orang lain. Itu yang digunakan bukan senjata dinas,” katanya.

Kepada petugas Propam Aiptu FN mengaku ia nekat melakukan penusukan dan penembakan tersebut dengan alasan melindungi istri dan anaknya yang ada di dalam mobil.

“Untuk melindungi istri dan anaknya sebab debt collector memaksa minta kunci mobil sehingga kemudian ada upaya untuk melindungi keluarganya,” katanya.

Gunakan Plat Bodong

Siasat Aiptu FN Polisi yang Tembak Debt Collector ternyata menggunakan plat mobil palsu dan tak membayar tagihan selama 2 tahun.

Mobil Avanza warna putih yang dikendarai oleh Aiptu FN dengan nopol B 1919 DTT adalah plat bodong.

Kendaraan itulah yang hendak ditarik oleh kelompok debt collector saat berada di area parkir PSX Mall.

Dirreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo membenarkan jika plat yang digunakan oleh mobil tersebut adalah bodong alias palsu.

“Iya plat yang digunakan tidak sesuai dengan kendaraannya,” ujar Anwar, Senin (25/3/2024).

Sejak hari Sabtu setelah kejadian, mobil tersebut diamankan di Polda Sumsel sebagai barang bukti.

“Mobil sudah diamankan disini (Polda) sebagai barang bukti,” katanya.

Sementara Kabid Propam Polda Sumsel Kombes Pol Agus Halimudin mengatakan kalau berdasarkan pengakuan Aiptu FN mobil tersebut didapat dari tangan pertama.

“Dia beli dari orang yang dia kenal di Lubuklinggau, jual belinya katakanlah pindah tangan atau oper kredit. STNK-nya juga bukan atas nama yang bersangkutan . Tapi lebih jelasnya silahkan tanya ke Krimum atau Krimsus,” katanya.

Bantah Melarikan Diri

Aiptu FN membantah melarikan diri usai menembak dan menusuk debt collector di Palembang.

Hal itu diungkapkan Kuasa hukumnya Rizal Syamsul dan mengatakan memerlukan waktu untuk menenangkan diri sehingga anggota Polres Lubuklinggau tersebut menghilang sesaat.

Kini Aiptu FN sudah merasa siap menjalani pemeriksaan dan sudah diantarkan keluarganya ke Polda Sumsel.

Aiptu FN kini menjalani proses etik di Propam Polda Sumsel dengan membawa barang bukti berupa senjata tajam jenis sangkur dan pakaian.

“Klien kami membawa barang bukti berupa pakaian yang robek dan ada bercak darah karena luka. Serta sangkur yang digunakan saat kejadian,” kata Rizal, Senin (25/3/2024).

Sedangkan barang bukti senjata api yang digunakan oleh Aiptu FN tidak dibawa karena tercecer.

“Kalau senpi tidak ada, saat kejadian beliau panik sehingga mungkin tercecer di Jalan,” katanya.

Pasca kejadian itu, Aiptu FN pergi ke daerah Lubuklinggau untuk menenangkan diri dan meyakinkan kepada keluarga agar ia dapat menjalani proses etik di Propam.

Aiptu FN diantarkan keluarga dan anggota Polres Lubuklinggau dan tiba di Polda Sumsel sekitar pukul 9 pagi tadi.

Ia berharap kliennya tidak ditahan selama proses pemeriksaan berlangsung.

“Kami tegaskan klien tidak melarikan diri. Dia hanya perlu waktu untuk menenangkan diri karena peristiwa viral ini, serta konsultasi kepada keluarga dan institusi untuk menjalani proses etik. Setelah ada kepastian hukum dan ketenangan beliau yakin hari ini hadir untuk berikan klarifikasi,” ujarnya.

Keluarga Serahkan Aiptu FN

Keluarga Aiptu FN polisi yang tembak dan tusuk debt collector di Palembang mengantar mantan kanit Reskrim tersebut menyerahkan diri ke Polda Sumsel, Minggu (24/3/2024) malam.

Kuasa hukum Aiptu FN, Rizal Syamsul SH mengatakan, kliennya tersebut diantar oleh keluarga ke Polda Sumsel tadi malam.

“Tadi malam sekitar jam 12 FN diantar oleh keluarga dan Polres Lubuklinggau. Sekarang lagi di Bid Propam, ” ujar Rizal saat dikonfirmasi, Senin (25/3/2024).

Namun ia menegaskan kedatangan Aiptu FN bukanlah untuk menyerahkan diri tetapi untuk memperjelas permasalahan.

“Bukan nyerahkan diri, tapi ingin memperjelas permasalahan. Dengan dimintai keterangan, akan membuat pristiwa terang benderang,” katanya.

Masuk DPO

Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo mengatakan, pihaknya telah menerbitkan statis Daftar Pencarian Orang (DPO) terhadap Aiptu FN.

“Kasus ini menjadi atensi pimpinan dan telah kami terbitkan status DPO atas nama yang bersangkutan. Tapi pihak keluarga telah berjanji akan bertanggung jawab dan segera menyerahkan dia dalam waktu dekat,” ujar Anwar, Minggu (24/3/2024).

Istri dari kedua belah pihak, baik debt collector dan Aiptu FN telah membuat laporan ke Polda Sumsel dan masing-masing mengklaim jika suaminya menjadi korban tindak kekerasan.

Menanggapi hal itu, Anwar mengungkap kalau pihaknya akan mengungkap sesuai fakta yang terjadi dan memeriksa rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi untuk melihat siapa yang memulai duluan.

Namun, siapapun yang mulai melakukan tindak kekerasan terlebih dulu keduanya tetaplah salah.

“Apapun perbuatannya kalau dia mengancam dengan kekerasan sampai melukai itu sudah salah. Debt collector salah karena kalau mau melakukan penarikan kendaraan itu harus melalui proses pengadilan dan prosedur yang terdaftar pada hukum yang mengatur Fidusia. Aiptu FN juga salah karena sudah menggunakan senjata untuk melukai,” tuturnya.

Ia juga mengimbau agar Aiptu FN segera menyerahkan diri dan membawa serta barang bukti yang digunakan yakni senjata tajam dan senpi jenis air soft gun.

“Supaya kasusnya terang benderang, dan penyelidikan berlangsung transparan,” katanya.

Lanjut Anwar mengenai status kepemilikan kendaraan dan tunggakan yang dimiliki oleh Aiptu FN bukanlah ranahnya. Sebab hal itu sudah menjadi ranah UU Fidusia.

Untuk saat ini mobil yang hendak ditarik debt collector itu diamankan di Polda Sumsel.

“Kami hanya fokus pada penganiayaan dan tindak kekerasannya saja,” tandasnya.

Sementara itu,Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sunarto mengatakan, pencarian terhadap Aiptu FN masih dilakukan sebab semenjak aksi penembakan dan penusukan debt collector, anggota Satsabhara Polres Lubuklinggau itu belum diketahui keberadaannya.

“Masih dalam pencarian. HPnya di offkan sejak usai kejadian,” ujarnya.

Diimbau Menyerahkan Diri

Polda Sumsel mengimbau Aiptu FN oknum polisi yang menembak dan menusuk debt collector di Palembang untuk segera menyerahkan diri.

Aiptu FN oknum polisi yang bertugas di Lubuklinggau saat ini belum diketahui keberadaannya setelah melakukan penganiayaan berat dengan menusuk dua orang debt collector di area parkir di Jalan POM IX Palembang.

Sang polisi telah dilaporkan oleh istri salah satu debt collector yang menjadi korban di Polda Sumsel.

Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sunarto mengatakan, sampai saat ini handphone Aiptu FN dinonaktifkan.

“Masih dalam pencarian. HP-nya di offkan sejak usai kejadian,” ujar Sunarto kepada Tribunsumsel.com, Minggu (24/3/2024).

Ia mengimbau Aiptu FN sebaiknya menyerahkan diri beserta barang bukti senjata api dan senjata tajam yang dipergunakan saat kejadian. Agar kasus tersebut menjadi terang benderang.

“Ya agar segera menyerahkan diri berikut barang bukti yang dipergunakan, ke petugas. Agar segera terang,” katanya.

Terpisah, kuasa hukum Aiptu FN Rizal Syamsul SH mengatakan saat ini kliennya sedang dalam masa menenangkan diri.

“Yang bersangkutan sedang proses menenangkan diri. Mungkin nanti yang bisa meyakinkan dia pihak dari kepolisian secara persuasif,” kata Rizal

Istri Aiptu FN Lapor Polisi

DS (44) istri dari Aiptu FN melaporkan Debt Collector di Palembang yang alami penusukan atas dugaan perampasan dan penggereyokan.

Istri Aiptu FN, DS (44) melaporkan peristiwa itu didampingi kuasa hukumnya Rizal Syamsul, Minggu (24/3/2024) dini hari sekitar pukul 00.43 WIB.

Kuasa hukum Aiptu FN, Rizal Syamsul SH sembari mengungkapkan istri Aiptu FN telah melaporkan balik debt collector ke Polda Sumsel.

Dijelaskan, kelompok debt collector yang terlibat di lokasi kejadian dilaporkan istri Aiptu FN dengan tiga delik berbeda.

“Kami melaporkan para debt collector itu dengan pasal 365 KUHP pencurian disertai kekerasan, pasal 170 KUHP pengeroyokan, dan pasal 368 KUHP tentang pemerasan. Dan semuanya memenuhi unsur tersebut, sebab klien kami juga mengalami luka dan pakaian sobek akibat terjatuh saat tarik-menarik STNK,” kata Rizal saat dijumpai.

Rizal menuturkan, kejadian menurut versi Aiptu FN dan istri yakni ketika ada dua orang yang mendekat yang seolah-olah kenal.

Namun tak dihiraukan oleh Aiptu FN dan istri.

“Klien tidak menghiraukan mereka, lantas masuk ke dalam mobil,” katanya.

Ketika masuk ke dalam mobil dan hendak keluar dari area parkir, dua mobil yang dikendarai para debt collector menghadang mobil Aiptu FN.

“Menurut informasi istri Aiptu FN, ada sekitar 12 orang debt collector yang ada di lokasi. Mereka dua mobil, satu hadang dari depan satu lagi dari belakang,” katanya.

Kemudian salah satu debt collector mendekati Aiptu FN sambil menanyakan STNK.

Sempat bersitegang diantara keduanya sampai akhirnya terjadi penganiayaan tersebut.

“Karena bukan wewenang mereka menanyakan STNK, maka klien kami tidak mau menunjukkan sampai debt collector merampas kunci mobil dan mengalami luka di tangan karena ada tarik menarik kunci, ” katanya.

Merasa tak sanggup karena mendapat tindakan kekerasan dari debt collector, akhirnya Aiptu FN masuk ke dalam mobil untuk mengambil sangkur.

“Merasa tidak sanggup lagi makanya masuk ke mobil dan ambil sangkur, kalau senjata api itu memang sudah ada. Itu dilakukan untuk mempertahankan objek supaya tidak dirampas,”

Dia menambahkan pasca kejadian dua orang anak Aiptu FN juga mengalami trauma dari kejadian tersebut.

“Anak klien trauma karena peristiwa itu,” tandasnya.

Sosok Robert Debt Collector

Terungkap Sosok Robert debt collector di Palembang yang awal mulanya ngajak ribut Aiptu FN hingga terjadi penembakan dan penusukan oleh anggota polisi.

Aiptu FN menembak dan menusuk dua orang debt collector pada Sabtu (23/3/2024) pukul 14.00 WIB di halaman Parkir PSX Palembang.

Hal itu dialami oleh Dedi Zuheransyah (51), dan rekannya Robert saat kedua debt collector ini ingin mengambil mobil Aiptu FN yang sudah tak dibayar cicilannya selama dua tahun.

Diketahui, berdasarkan unggahan akun instagram @palembang_bedesau.id, sosok debt collector Robert yang bersitegang dengan Aiptu FN bernama lengkap Robert Johan Saputra.

Robert berusia 35 tahun warga Lrg. Sungai Aur kelurahan 9/10 ulu kecamatan sebrang ulu satu Palembang

Istri DC Lapor Polisi Malah Dihujat

Istri dari Debt Collector di Palembang yang tagih cicilan mobil Aiptu FN hingga mengalami penusukan dan ditembak, kini lapor polisi tapi malah dibully di sosmed.

Sebelumnya, Aiptu FN menembak dan menusuk dua orang debt collector pada Sabtu (23/3/2024) pukul 14.00 WIB di halaman Parkir PSX Palembang.

Diketahui, Dira Oktasari (43) istri Deddi Zuheransyah Debt Collector di Palembang melaporkan kejadian yang dialami sang suami ke Polda Sumsel, pada Sabtu (23/3/2024).

Berdasakan unggahan @palembang.terciduk, Dira melaporkan kejadian tersebut ke SPKT Polda Sumsel usai melihat sang suami terluka akibat ditusuk oknum polisi Aiptu FN.

Namun, foto dan postingan yang menyebutkan bahwa Dira Oktasari melaporkan kejadian yang dialami sang suami malah banyak menuai hujatan dari warganet.

Seperti halnya akun @kio8889 “Bahaso kerenny DC beda tipis bae sm begal, sadar dak laki tu sm cak begal, di jawo men jelas2 cak ituu di massa wong, msh untung dk di massa wong,” tulisnya.

“DC itu bukan Juru sita ya, yg berhak menarik kendaraan itu Adalah Juru sita yg ditunjuk berdasarkam putusan pengadilan, jd kalau DC merampas kndaraan dengan paksa berarti DC itu bertindak melawan hukum,” tulis @oktayudha.

“Faham gak suami ibu itu merampas kendaraan org yg tdk dilengkapi surat perintah negara untuk lakukan penyitaan Krn juru sita tsb BKN preman Bu, suami ibu melakukan perbuatan yg melawan hukum,” tulis @hery.rian.96.

“Salah laki kau nian bik nak ngerampok mobil wong wajar klo nak keno tembak,” tulis @wella_aletta

Sosok Aiptu FN

Terungkap sosok Aiptu FN polisi yang tembak dan tusuk debt collector lantaran kesal mobilnya mau ditarik karena sudah menunggak cicilan selama 2 tahun.

Aiptu FN anggota Polres Lubuklinggau saat ini dicari Polisi setelah ia menembak dan menusuk debt collector di Palembang.

Sebelumnya, Aiptu FN menembak dan menusuk dua orang debt collector pada Sabtu (23/3/2024) pukul 14.00 WIB di halaman Parkir PSX Palembang.

Hal itu dialami oleh Dedi Zuheransyah (51), dan rekannya Robert.  Peristiwa tersebut diketahui terjadi saat kedua debt collector ini ingin mengambil mobil Aiptu FN yang sudah tak dibayar cicilannya selama dua tahun.

Berdasarkan informasi dihimpun dari sumber internal, Aiptu FN saat ini berdinas di Satsabhara Polres Lubuklinggau.

Keberadaan Aiptu FN anggota Polres Lubuklinggau saat ini dicari Polisi setelah ia menembak dan menusuk debt collector di Palembang.

Sebelumnya, Aiptu FN menembak dan menusuk dua orang debt collector pada Sabtu (23/3/2024) pukul 14.00 WIB di halaman Parkir PSX Palembang.

Hal itu dialami oleh Dedi Zuheransyah (51), dan rekannya Robert.

Peristiwa tersebut diketahui terjadi saat kedua debt collector ini ingin mengambil mobil Aiptu FN yang sudah tak dibayar cicilannya selama dua tahun.

Berdasarkan informasi dihimpun dari sumber internal, Aiptu FN saat ini berdinas di Satsabhara Polres Lubuklinggau.

Sebelum pindah ke Satsabhara, Aiptu FN lama berdinas di Polsek, saat itu jabatannya sebagai Kanit Reskrim Polsek Lubuklinggau Selatan.

Sebagai Kanit Reskrim berbagai kasus kejahatan di wilayah hukum Polsek Lubuklinggau Selatan pernah ditangani dan diungkapnya.

Kemudian dengan alasan penyegaran personil, sejumlah personil polsek yang telah menjabat lama diroling ke Polres Lubuklinggau, termasuk Aiptu FN.

Kronologi Kejadian

Kronologi Aiptu FN tega menembak dan menusuk dua orang debt collector pada Sabtu (23/3/2024) pukul 14.00 WIB.

Peristiwa tersebut diketahui terjadi saat kedua debt collector ini ingin mengambil mobil Aiptu FN yang sudah tak dibayar cicilannya selama dua tahun.

Informasi yang dihimpun peristiwa tersebut terjadi di parkiran mall Psx di jalan Pom IX, Palembang, dimana berawal saat oknum polisi tersebut yakni Aiptu FN, yang dinas disalah satu Polsek di Lubuk Linggau ini, tak sengaja bertemu di TKP (tempat kejadian perkara).

Hal itu dialami oleh Dedi Zuheransyah (49), dan rekannya Robert.

Lalu, lantaran mobil yang digunakan oknum tersebut diduga menunggak pembayaran cicilan, membuat Dedi dan Robert pun langsung mengejarnya.

Alhasil terjadilah salah paham dan cek-cok mulut.

Tak bisa menahan emosi, lalu FN pun mencabut senjata apinya.

Meski sudah dihalangi sang istri, FN masih menembakan senjata apinya ke arah Dedi namun tidak kena. Kembali terjadi kejar-kejaran, dan berujung penusukan.

Akibat kejadian ini korban Dedi mengalami luka tusuk sebanyak 4 lubang, di bagian tangan dan punggung.

Sedangkan Robert mengalami luka di pelipis mata sebelah kiri dan harus di larikan ke RS Siloam ruang UGD (Unit Gawat Darurat).

Ketika ditemui di TKP, Bandi, rekan korban mengatakan, saat itu di TKP mereka tidak sengaja bertemu dengan FN, lalu mereka temui dengan baik-baik. ” ketemu tidak sengaja pak. Yang kami temui baik baik. Tetapi saat itu dia (FN-red), malah marah-marah,” katanya.

Lalu, sambung Bandi, tidak terima FN langsung mengeluarkan senjata apinya dan menembakan sebanyak satu kali ke arah Dedi, namun tidak kena.

“Seperti jenis softgun pak, namun tidak kena. Diketahui FN ini merupakan anggota Polsek Lubuk Linggau Selatan, bertugas sebagai anggaota Sabhara,” bebernya.

Ditempat yang sama Robert menuturkan, jadi FN ini membawa mobil avanza warna putih dan diketahui bersangkutan ini belum banyar sejak tahun 2022 hingga 2024.

“Kami ini sudah baik baik tadi pak. Namun malah marah marah, kami tadi Idak memberikan perlawanan,” ungkap .

Sementara, Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Sunarto ketika di konfirmasi Sripoku.com, hingga kini kami belum menerima laporan, ” dan untuk oknum polisi tentunya kami cek terlebih dahulu,” katanya singkat.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com

Dapatkan informasi lainnya di GoogleNews: Tribun Bengkulu

Ikuti saluran WA TribunBengkulu.com

News Related

OTHER NEWS

Ketua TPN Minta Kampanye Ganjar-Mahfud Dipenuhi Lautan Manusia

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023) sesaat sebelum penutupan Rakernas IV PDI-P. JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Hasil Survei Terakhir Jelang Kampanye Capres 2024,Prabowo Unggul versi 5 Lembaga,Ganjar di LPI

TRIBUN-TIMUR.COM – Hasil survei terbaru lembaga survei calon presiden-wakil presiden RI jelang kampanye terbuka. Dari tujuh lembaga survei, dominan unggulkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Ketiga pasangan calon presiden kini berebut elektabilitas ... Read more »

Pecahkan Banyak Rekor, Red Bull Harus Bayar Mahal Pendaftaran F1 2024

Tim yang bermarkas di Milton Keynes ini menampilkan salah satu performa paling dominan dalam sejarah F1 musim ini, dengan para pembalapnya memborong 21 kemenangan dari 22 balapan. Ia mengamankan kedua ... Read more »

PROMO Indomaret andamp Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus,Sensodyne Rp24.900

TRIBUN-BALI.COM – PROMO Indomaret & Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus, Sensodyne Rp24.900 Berikut ini adalah Katalog Promo Indomaret dan Superindo untuk besok hari Rabu, 29 November ... Read more »

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar - Mahfud, Begini Profilnya

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar – Mahfud, Begini Profilnya jpnn.com, JAKARTA – Pengacara Finsensius Mendrofa resmi ditunjuk menjadi Wakil Direktur Eksekutif Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Indosat Caplok 300.000 Pelanggan MNC Play

Ilustrasi MNC Play KOMPAS.com – Operator seluler Indosat Ooredoo Hutchison (IOH atau Indosat) menyelesaikan proses akuisisi pelanggan PT MNC Kabel Mediacom (MNC Play) pada Senin (27/11/2023). Ada sebanyak 300.000 pelanggan ... Read more »

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air, Bunda. Pelawak yang tergabung di Srimulat, Eko Londo meninggal dunia di usia 66 ... Read more »
Top List in the World