Menyingkap Hubungan Kelompok Houthi di Yaman dengan Iran

menyingkap hubungan kelompok houthi di yaman dengan iran

Seorang tentara berjaga-jaga ketika para pendukung Houthi menghadiri demonstrasi menentang Amerika Serikat yang memasukan Houthi sebagai organisasi teroris asing, di Sanaa, Yaman, Senin (25/1/2021).

KELOMPOK pemberontak Houthi, yang secara resmi bernama Ansar Allah (Pembantu Allah), di Yaman selama ini dituding sebagai sekutu dekat Iran. Sedekat apa hubungan mereka?

Kelompok Houthi kembali menjadi pusat perhatian dunia setelah menjadi target serangan rudal pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada Jumat (12/1/2024) lalu. Pasukan koalisi merespons sejumlah serangan Houthi terhadap kapal-kapal kargo yang melintasi Luat Merah dalam beberapa bulan terakhir.

Kelompok Houthi mengatakan, serangan mereka terhadap kapal-kapal itu sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas dan Palestina yang berperang melawan Israel. Muncul tuduhan bahwa serangan Houthi itu atas perintah dari Iran yang merupakan sekutu Houthi.

Tahun 2014, kelompok Houthi menjadi perhatian dunia setelah berhasil menguasai Ibu Kota Yaman, Sana’a, dan sebagian besar wilayah negara itu. Yaman saat ini masih berstatus negara konflik walau relatif tenang. Berbagai pihak yang berseteru tampaknya melihat bahwa mereka sudah menghadapi jalan buntu.

Houthi awalnya merupakan gerakan pemberontak yang bermula di Yaman utara. Mereka tidak puas dengan pemerintahan yang korup dan merasa dianaktirikan.

Kelompok itu mengambil nama dari pendirinya, Hussein Badreddin al-Houthi. Pada awalnya, Houthi lebih fokus pada isu-isu lokal dan agama, namun lama-kelamaan menjadi lebih militan dan politis.

Mereka mengklaim bahwa perjuangannya mewakili kelompok minoritas Zaidi, cabang dari Islam Syiah yang cukup dominan di Yaman utara. Hal itu membedakan mereka dari mayoritas orang muslim Sunni di Yaman.

Hubungan Penuh Nuansa dengan Iran

Hubungan Houthi dengan Iran seringkali dikaitkan dalam bingkai agama, sebagai sesama Syiah. Walau Houthi masuk kelompok Islam Syiah, tetapi mereka termasuk dalam cabang tertentu yang disebut Zaidi. Mereka mempunyai keyakinan yang membedakannya dari kelompok Syiah arus utama seperti yang ada di Iran.

Misalnya, mereka tidak percaya akan kembalinya sosok mesias, yaitu imam ke-12. Imam ke-12 dianggap sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, dan imam ke-12 dianggap telah menghilang tetapi diperkirakan akan kembali suatu saat nanti.

Jadi, sebetulnya ada lebih banyak nuansa dan sejarah di balik hubungan Houthi dengan Iran. Iran, sebagai negara mayoritas Syiah, telah lama menjadi pemain kunci di Timur Tengah. Iran sering mendukung kelompok Syiah di berbagai negara, termasuk Houthi di Yaman. Hubungan itu terjalin seiring dengan meningkatnya ketegangan antara Iran dan Arab Saudi, negara Sunni terkemuka di kawasan.

Iran dituding telah memberikan dukungan militer kepada Houthi, termasuk pelatihan, persenjataan, dan bantuan finansial. Beberapa laporan menunjukkan, Iran mengirimkan rudal dan teknologi drone ke Houthi, yang digunakan dalam serangan terhadap Arab Saudi dan target lainnya.

Iran tentu saja menyangkal adanya dukungan militer langsung, meskipun mengakui dukungan politis dan spiritual. Meski Iran membantah keterlibatan langsung, bukti yang ditemukan PBB dan negara-negara Barat sering menunjuk ke arah sebaliknya.

Namun, penting untuk dicatat bahwa dukungan Iran tidak sebanding dengan dukungan yang diberikan Arab Saudi kepada pemerintah Yaman yang mereka dukung.

Secara politik dan ideologis, hubungan antara Iran dan Houthi sebenarnya lebih kompleks. Iran sering dianggap sebagai pelindung kelompok Syiah di seluruh Timur Tengah. Mereka mendukung Houthi sebagai bagian dari strategi regional mereka untuk memperluas pengaruh dan menantang dominasi Arab Saudi.

Namun, Houthi tetap independen dalam banyak hal, dengan agenda dan tujuan yang spesifik untuk Yaman.

Farea Al-Muslimi, peneliti dari Chatham House’s Middle East and North Africa Program dalam “The Houthis of Yemen: A Political, Ideological, and Social Movement” (2019), menyatakan bahwa meskipun ada dukungan Iran, Houthi memiliki agenda domestik yang terutama berfokus pada isu-isu politik dan ekonomi Yaman.

Hamidreza Azizi, peneliti di Institut Urusan Internasional dan Keamanan Jerman, juga mengatakan hal senada, bahwa Houthi tetap independen walau misalnya menjadi hubungan dengan Iran. Menurut dia, Houthi tidak terlalu bergantung pada Iran sebagaimana Hizbullah di Lebanon, misalnya.

Dalam konteks regional, hubungan Houthi dan Iran bisa dilihat dalam kerangka perjuangan kekuasaan di Timur Tengah. Arab Saudi, sekutu dekat AS, melihat kehadiran Houthi sebagai ancaman dan pengaruh Iran di perbatasannya. Ini menyebabkan intervensi militer Saudi di Yaman sejak 2015.

Konflik di Yaman pun berubah menjadi perang proksi antara Iran dan Saudi, dengan Houthi sebagai aktor utama di lapangan.

Menurut James Dorsey dalam bukunya “The Turbulent World of Middle East Soccer” (2021), konflik itu tidak hanya merupakan pertempuran militer tetapi juga ideologis, mewakili perjuangan antara Sunni dan Syiah untuk supremasi regional.

Agenda Tersendiri Houthi

Houthi memang memandang dirinya sebagai bagian dari apa yang disebut Poros Perlawanan, sebuah aliansi regional pimpinan Iran yang juga mencakup Hamas di Gaza, Hezbullah di Lebanon, dan berbagai faksi paramiliter di Irak.

Ideologi Houthi dapat disimpulkan dari slogan mereka: “Kematian AS, kematian Israel, kutukan terhadap Yahudi, dan kemenangan Islam”.

Menurut pakar Yaman di Institut Perdamaian Eropa, Hisham Al-Omeisy, hal itulah yang membuat Houthi kini menyerang kapal-kapal kargo yang bertujuan ke Israel di kawasan Teluk.

“Sekarang mereka sebenarnya memerangi imperialis, mereka memerangi musuh-musuh bangsa Islam… Itu selaras dengan landasan mereka,” kata Al-Omeisy sebagaimana dikutip BBC.

Namun memang sulit untuk mengetahui secara pasti seberapa besar dukungan yang diperoleh Houthi dari Iran, atau seberapa besar respons mereka terhadap order dari Teheran.

Terkait serangan Houthi terhadap kapal-kapal kargo di Laut Merah, misalnya, sulit untuk mengetahui bahwa itu adalah order Iran demi menekan Israel dalam konflik Palestina.

Fabian Hinz, peneliti analisis pertahanan dan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis, mengatakan, diragukan bahwa Iran berperan dalam serangan belakangan ini terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Menurut Farea al-Muslimi, serangan-serangan itu justru lebih merupakan pesan politik untuk khalayak domestik di Yaman sendiri.

“Perang ini adalah kesempatan emas bagi kelompok Houthi untuk menunjukkan posisi mereka yang pro-Palestina, anti-Israel, dan anti-Amerika kepada penduduk setempat,” kata al-Muslimi seperti dilaporkan DW.

Jadi, hubungan Houthi dengan Iran tidak hanya berakar pada kesamaan agama atau dukungan militer, tetapi juga pada kepentingan strategis, politik regional, dan lokal.

OTHER NEWS

21 minutes ago

Raiders season schedule released

21 minutes ago

Cam Heyward Looks Forward to Having Fun with Naysayers

21 minutes ago

Al Michaels: Why he's excited for Thursday Night Football in '24

21 minutes ago

Israel, Palestine supporters face off in rival protests in Melbourne CBD

21 minutes ago

Diddy tape puts renewed focus on the women in his life

21 minutes ago

Broncos minority owner Lewis Hamilton helps out with NFL schedule release

21 minutes ago

Jordan Battle is the Bengals’ most Underrated Player, according to PFF

22 minutes ago

These are the cheapest places Aussies should visit for a European summer this year - and one of the stunning hot spots will cost you as little as $331 a day (including accommodation!)

22 minutes ago

Video: Tyson Fury needs a NUTRITIONIST to 'step in' after revealing shock new-look before facing off with Oleksandr Usyk in undisputed heavyweight title fight, warns Carl Froch

24 minutes ago

Boss and Becks: David Beckham set to design multiple Hugo Boss clothing collections

24 minutes ago

Director Lorcan Finnegan Talks ‘The Surfer': ‘You Can't Surf If You Don't Suffer'

24 minutes ago

The Observer view: it’s up to Israel’s allies to persuade Netanyahu to stop standing in the way of peace

24 minutes ago

Shameless star Tina Malone reveals husband Paul Chase took his own life after suffering PTSD

24 minutes ago

Reid Maxwell sets Canadian record, qualifies for Paris 2024 in men's S8 100m backstroke

24 minutes ago

Man City v West Ham LIVE: Premier League team news and line-ups plus Arsenal-Everton updates

27 minutes ago

Emilia Romagna Grand Prix 2024: Race start time UK, grid positions, weather, how to watch F1 on TV today

27 minutes ago

Leicester finish season in promising fashion with win against Exeter

27 minutes ago

Kate Beckinsale jokes she was 'almost shot by a farmer' as she shares Instagram snaps from trip to Italy where she is filming her new movie Stolen Girl

27 minutes ago

When is next Premier League season? Start and end dates, fixture release, schedule announcement for 2024/25

27 minutes ago

Premier League 2023-24 fans’ verdicts, part one: Arsenal to Fulham

28 minutes ago

Manager Roberto De Zerbi to leave Brighton at end of season

28 minutes ago

East Preston gathering celebrates 105-year-old's birthday

28 minutes ago

Sachdeva questions Kejriwal's silence over alleged misconduct with Maliwal

28 minutes ago

Peter Dutton didn’t have ‘the guts’ to outline nuclear policy in budget reply

28 minutes ago

Where is Jurgen Klopp going after Liverpool? Possible next club, retirement plans after leaving Premier League

28 minutes ago

6 things to watch out for on Premier League final day

28 minutes ago

Fernando Alonso writes off Imola GP after ‘one of those days that everything went wrong’

28 minutes ago

Comedienne Sharul Channa’s show in Malaysia cancelled over 2018 video

32 minutes ago

Ineos Quartermaster review: There's a new premium pick-up truck in town - but you'll need deep pockets

32 minutes ago

Gavin Hunt resigned to losing more players at SuperSport

32 minutes ago

Temperatures could reach 23C today as Met Éireann issues Status Yellow thunderstorm warning for five counties

32 minutes ago

Hear what ret. US general thinks about Gantz’s ultimatum to Netanyahu about Gaza plan

32 minutes ago

Protesters block the entrance to Jerusalem with giant ballot box

32 minutes ago

Manchester United XI vs Brighton: Confirmed team news, predicted lineup and injuries today

32 minutes ago

Storm try blitz

32 minutes ago

Donald Trump demanding Joe Biden to take a drug test ahead of debate is a 'stretch'

32 minutes ago

Emma Raducanu predicts the end of her tennis career after pocketing near £10m in one year

32 minutes ago

Ten Hag's "special" Man Utd talent could have saved Ratcliffe 60m

34 minutes ago

Is It Better to Take Social Security at 62, 67, or 70? An All-Encompassing Study Offers a Clear Answer.

34 minutes ago

NSW business leaders call for reinstatement of dining vouchers

Kênh khám phá trải nghiệm của giới trẻ, thế giới du lịch