Musni Umar Tarik Dukungan Karena Jokowi Berubah,Kini Pindah ke Anies Baswedan

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — Sosok Sosiolog Musni Umar sempat viral di media sosial karena membanding-bandingkan massa pendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dengan massa pendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Hal tersebut Musni Umar tuangkan melalui tulisan di platform medsos Twitter atau X, dengan akunnya yang bernama @musniumar.

Menilik ke belakang, ia ternyata sudah aktif berselancar di akun itu sejak Februari 2010.

Di bionya, tertulis “Sociologist & researcher. Master of Sociology UI, Ph.D of Sociology UKM, Professor of Sociology”.

Hingga saat ini, pengikutnya di media sosial tersebut ada sebanyak 221.193 dan mengunggah 36.578 postingan.

Musni Umar mengungkap, alasan dirinya sangat aktif di X karena masyarakat ingin mendapat informasi atau perspektif berbeda dari apa yang disampaikannya.

“Ya, jadi ini kan terjadi perubahan yang luar biasa. Masyarakat itu ingin mendapatkan informasi dari berbagai pihak dan saya melihat tidak mungkin tidak memberi edukasi kepada masyarakat. Jadi ada pembelajaran yang bisa saya sampaikan kepada masyarakat,” ujarnya, saat wawancara khusus kepada Wartakotalive.com, belum lama ini.

Ia tak menampik ada yang salah paham serta tidak terima dengan postingannya.

Namun, pria kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara ini meyakini lebih banyak yang setuju daripada tidak setuju.

“Kadang-kadang ada yang salah paham dan juga tidak menerima, tapi itu wajar dalam dunia demokrasi, ada yang setuju, ada yang enggak setuju. Tapi saya meyakini, apa yang saya tulis itu lebih banyak yang setuju daripada enggak setuju,” tutur Musni Umar.

Belakang ini, postingannya lebih banyak terkait Anies Baswedan yang diketahui pernah menjadi Gubenur DKI Jakarta periode 2017-2022 dan kini sebagai calon presiden.

Ia bahkan mengakui saat ini merupakan pendukung Anies, padahal sebelumnya dirinya pendukung Joko Widodo (Jokowi).

“Saya ini sesungguhnya menjadi pendukung Jokowi,” kata dia.

Musni Umar menjadi pendukung Jokowi berawal pada 2012 dari Solo sebagai Wali Kota, lalu ikut dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Jokowi akhirnya menjadi gubernur didampingi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai wakil gubernur.

Jabatan gubernur diemban Jokowi sejak 15 Oktober 2012 sampai dengan 16 Oktober 2014.

Dalam periode itu, Musni Umar menulis tiga buku tentang Jokowi dan Ahok.

Satu di antaranya adalah Jokowi Satrio Piningit Indonesia (2014).

“Saya tulis 3 buku tentang Jokowi, ada Bang Jokowi dan Bang Ahok Bangun Jakarta Baru, Konflik Sosial di DKI dan Solusinya. Itu ada kata pengantar Jokowi. Kemudian saya juga menulis buku Jokowi Satrio Piningit, jadi saya ini pendukung Jokowi,” katanya.

“Saya baru memahami Jokowi ini orang praktis. Kalau dia buat pengantar itu setengah halaman saja, singkat sekali, itu di 3 buku saya dia kasih pengantar,” sambung dia.

Musni Umar melihat Jokowi pertama kali merupakan sosok yang sederhana dan mencerminkan rakyat jelata.

“Yang kita tahu dari waktu ke waktu itu banyak orang miskin ya, banyak orang susah, makan pun susah, dan itu saya sebagai sosiolog merasakan betul dan saya kira inilah barangkali yg akan membawa suatu perubahan Indonesia, sehingga ada yang namanya keadilan untuk semua,” ucapnya.

Namun, Musni Umar melihat dalam perjalanannya hingga menjadi presiden, Jokowi telah berubah.

Apa yang dituliskannya dalam buku berjudul Jokowi Satrio Piningit, kata dia, tidak sesuai dengan apa yang dilakukan Jokowi.

Misalnya, dalam kampanye kala jadi calon presiden pada 2014, Jokowi yang kini menjalani pemerintahan periode kedua pernah berkomitmen untuk menghentikan impor.

Tak hanya itu, Jokowi pernah berjanji bahwa nilai tukar akan di bawah Rp10.000 per dolar AS.

Janji Jokowi lainnya adalah akan membentuk pemerintahan yang profesional, bukan bagi-bagi kursi, tetapi semua janji itu saat ini menguap tanpa bekas.

“Tapi kemudian sebagai seorang akademisi, sebagai aktivis, saya melihat ini dalam perjalanannya tidak sesuai yang saya tulis. Dan akhirnya, saya kalau yang baik saya dukung, kalau yang menurut saya tidak cocok, saya bicara, saya tulis,” tutur Musni Umar.

“Nah di sinilah Pak Jokowi ini kan banyak pendukung, maka mereka hajar saya. Dibilang saya enggak kebagian kekuasan, maka saya jadi oposisi pada Pak Jokowi. Saya menyampaikan bahwa itu tidak benar, kalau tidak benar masa kita akademisi membiarkan, tapi cara saya mengkritik itu ya ala Jawa lah, agak halus. Tapi orang memaknainya bahwa saya opisisi,” lanjut dia.

Atas hal itulah, ia mulai “tobat” dukung Jokowi dan sempat memilih Prabowo Subianto untuk menjadi presiden saat Jokowi berusaha melenggang ke periode keduanya.

“(Jokowi) sudah berubah, sudah berubah. Jadi saya menulis buku itu (Jokowi Satrio Piningit) berdasarkan inspirasi dari masyarakat bawah. Orang Jawa kan mempercayai Satrio Piningit itu,” ucapnya.

“Kalau dalam Islam itu ada Imam Mahdi akan datang, satu orang yang bisa menyelamatkan orang-orang kecil dan menegakkan keadilan. Nah ini ternyata beliau kan tidak melakukan seperti yang diimpikan oleh masyarakat, janji beliau dalam kampanye tidak direalisasikan dalam praktik pemerintahan,” sambung dia.

Selain Jokowi, Musni Umar juga mengaku sebelumnya merupakan pendukung Ahok.

Dukungan kepada Ahok berhenti karena Musni Umar marah dengan adanya penggusuran warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, yang dilakukan Ahok saat menjadi Gubenur DKI pada 11 April 2016.

Ahok ingin membangun sheetpile di tempat berdirinya bangunan warga di samping Museum Bahari dan Pasar Ikan.

Tanggul juga harus dibangun untuk mencegah air laut masuk.

“Saya itu marah kepada Ahok ketika dia menggusur orang. Saya diundang salah satu stasiun televisi untuk live di Akuarium itu, jadi saya itu menangis di situ, tergetar, ini orang kecil digusur, mereka juga harus mendapat hidup layak,” kata Musni Umar.

Saat pemilihan gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017, ia merasa Ahok tak bisa dipertahankan untuk menjadi orang nomor 1 di ibu kota.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kemudian menjadi pendatang baru di kancah politik nasional.

Ia muncul ke panggung politik sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Hingga akhirnya Musni Umar mendukung Anies menjadi Gubenur DKI.

“Kita lihat juga ini AHY belum ada pengalaman sama sekali. Nah mirip-miriplah sama yang sekarang ini, karena anak mantan presiden mau jadi calon di sini, jadi saya pilihlah Anies itu dan saya ikut kampanye apa semua, jadi alasannya itu lebih banyak pada realitas pemerintahan Ahok ini yang menurut saya sangat keras pada orang-orang kecil,” tutur dia.

“Berhenti mendukung Jokowi karena apa yang diucapkan tidak sesuai, tapi kalau Ahok karena perilakunya keras terhadap rakyat kecil. Jadi di situ ketika muncul Pak Anies, orang-orang yang digusur dibangunkan tempat tinggalnya dan semuanya,” katanya.

“Dan itu nurani saya ‘Oh cocok’. Bagaimana dia berusaha membangun, tidak membeda-bedakan siapa pun. Jadi semua orang sama, saya bilang Anies itu dekat dengan semua orang,” lanjutnya.

Ia kemudian meminta Jokowi untuk sadar dengan apa yang dilakukan sehingga dapat mengakhiri masa jabatannya mendatang secara baik.

“Karena itu saya mengingatkan juga pak Jokowi sadar, ingat saya selalu mengatakan ini, saya ingin sebagai penulis buku Jokowi Satrio Piningit supaya khusnul khotimah, mengakhiri masa pemerintahannya dengan baik, tetapi dalam praktik itu makin lama makin jauh makin jauh,” kata dia.

“Dalam Undang-undang, kebetulan pada saat itu saya pernah di DPR, Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang bebas dari KKN, dari korupsi, pemerintahan yang bersih. Itu enggak dijalanin,” tambah Musni Umar.

“Dan saya sering mengatakan pak Jokowi orde baru itu, pak Harto itu, jatuh karena KKN. Kenapa dijalankan lagi sekarang ini, lebih dahsyat lagi. Dan pak Mahfud sendiri ngomong itu lebih dahsyat terjadi di mana-mana, hanya orang sial aja ketangkep oleh KPK, Kejaksaan. Jadi hal-hal ini lah sesungguhnya yang membuat saya mengingatkan itu bukan karena kebencian,” sambung dia.

Musni Umar menegaskan sikap kritisnya kepada Jokowi bukan karena dirinya tidak dapat jatah atau untuk mencari suatu hal.

“Tidak sama sekali, tidak ada. Saya kalau mau itu, saya bisa tongkrongin orang, tapi saya pikir saya masih bisa dapat uang lah di sini, rezeki. Walau tidak besar. Hingga saya memelihara nilai-nilai kejujuran,” ucapnya. (m31)

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News

News Related

OTHER NEWS

Ketua TPN Minta Kampanye Ganjar-Mahfud Dipenuhi Lautan Manusia

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023) sesaat sebelum penutupan Rakernas IV PDI-P. JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Hasil Survei Terakhir Jelang Kampanye Capres 2024,Prabowo Unggul versi 5 Lembaga,Ganjar di LPI

TRIBUN-TIMUR.COM – Hasil survei terbaru lembaga survei calon presiden-wakil presiden RI jelang kampanye terbuka. Dari tujuh lembaga survei, dominan unggulkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Ketiga pasangan calon presiden kini berebut elektabilitas ... Read more »

Pecahkan Banyak Rekor, Red Bull Harus Bayar Mahal Pendaftaran F1 2024

Tim yang bermarkas di Milton Keynes ini menampilkan salah satu performa paling dominan dalam sejarah F1 musim ini, dengan para pembalapnya memborong 21 kemenangan dari 22 balapan. Ia mengamankan kedua ... Read more »

PROMO Indomaret andamp Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus,Sensodyne Rp24.900

TRIBUN-BALI.COM – PROMO Indomaret & Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus, Sensodyne Rp24.900 Berikut ini adalah Katalog Promo Indomaret dan Superindo untuk besok hari Rabu, 29 November ... Read more »

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar - Mahfud, Begini Profilnya

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar – Mahfud, Begini Profilnya jpnn.com, JAKARTA – Pengacara Finsensius Mendrofa resmi ditunjuk menjadi Wakil Direktur Eksekutif Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Indosat Caplok 300.000 Pelanggan MNC Play

Ilustrasi MNC Play KOMPAS.com – Operator seluler Indosat Ooredoo Hutchison (IOH atau Indosat) menyelesaikan proses akuisisi pelanggan PT MNC Kabel Mediacom (MNC Play) pada Senin (27/11/2023). Ada sebanyak 300.000 pelanggan ... Read more »

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air, Bunda. Pelawak yang tergabung di Srimulat, Eko Londo meninggal dunia di usia 66 ... Read more »
Top List in the World