TRIBUNKALTIM.CO – Inilah hasil survei elektabilitas Pilgub Kaltim 2024, siapa cagub terkuat? Bukan Isran Noor atau Rudy Masud.
Untuk diketahui, Pilkada Kaltim 2024 atau yang juga disebut Pilgub Kaltim 2024 akan digelar November ini.
Tercatat, sudah ada 3 kandidat calon gubernur (cagub) yang menyatakan kesiapan maju di Pilgub Kaltim 2024.
Ketiganya adalah mantan Bupati Kutai Timur Mahyudin, eks Gubernur Kaltim Isran Noor, dan anggota DPR RI, Rudy Masud.
Namun, elektabilitas ke 3 kandidat cagub ini belum terukur.
Anggota Komidi III DPR RI, H Rudi Mas’ud (HO)
Pasalnya, belum ada lembaga survei yang merilis elektabilitas tokoh-tokoh Kalimantan Timur menuju Pilgub Kaltim 2024.
Lembaga survei Charta Politika pernah mengukur elektabilitas kandidat cagub terkuat Kaltim.
Namun, survei tersebut dirilis Oktober 2022 lalu.
Lantas siapa cagub yang terkuat?
Hasil Survei Charta Politika
PILGUB KALTIM 2024 – Golkar Kaltim sepakat mengusung Rudy Masud maju sebagai Calon Gubernur Kaltim di Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Kaltim 2024, Sabtu (23/4/2024). (TribunKaltim.co dan HO/KPU Kaltim)
Hasil survei terbaru Charta Politika Indonesia menempatkan nama Andi Harun tertinggi, mengungguli Isran Noor dalam tingkat keterpilihan (elektabilitas) untuk Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur atau Pilgub Kaltim 2024.
Dalam rilis yang diterima TribunKaltim.co, Jumat (21/10/2022), ada sembilan nama dalam daftar elektabilitas Pilgub Kaltim.
Responden mendapat pertanyaan, “Seandainya pemilihan Gubernur Kalimantan Timur dilaksanakan hari ini siapakah yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih dari nama-nama di bawah ini?”.
Hasilnya, nama Andi Harun yang saat ini menjabat Walikota Samarinda menjadi pilihan tertinggi responden dengan 30,3 persen pada pertanyaan semi terbuka calon gubernur.
Di bawah Andi Harun, ada nama Isran Noor yang saat ini menjabat Gubernur Kaltim dengan raihan 18,9 persen.
Kemudian Hadi Mulyadi yang saat ini menjabat Wakil Gubernur Kaltim dengan 13,1 persen.
Lalu, ada nama Rizal Effendi (mantan walikota Balikpapan) dengan 7,8 persen, Rudi Mas’ud (Ketua DPRD Kaltim) 7,6 persen, Fahmi Fadli (Bupati Paser) 2,4 persen, Basri Rase (Walikota Bontang) 2,4 persen, Ardiansyah Sulaiman (Bupati Kutai Timur) 1,1 persen, dan Safaruddin (Anggota DPR RI) dengan raihan 0,9 persen.
Sebanyak 0,8 persen memilih lainnya dan 14,9 persen menjawab tidak tahu atau tidak memberikan jawaban sama sekali.
Perusahaan konsultan politik Charta Politika Indonesia melaksanakan survei tentang preferensi sosial dan politik masyarakat Kalimantan Timur tahun 2022.
Survei tersebut dilaksanakan dalam periode 28 September 2022 – 4 Oktober 2022.
Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka (face to face interview) dan metode sampling (multistage random sampling).
Jumlah sampel 800 dengan margin of error 3,46 persen.
Adapun kriteria responden minimal 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.
Wilayah survei meliputi seluruh kelurahan/desa di 10 kabupaten/kota di Kaltim.
Hasil survei juga merilis kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin.
Hasilnya tergolong rendah, berada di bawah angka 60 persen.
Kemudian kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah di Kalimantan Timur juga terbilang rendah, berada di bawah angka 60 persen.
Meski begitu, tingkat pengetahuan masyarakat Kaltim tentang Pemilu 2024 sudah berada atas 60 persen yang menyatakan tahu.
Hal ini mengindikasikan sosialisasi mengenai Pemilu 2024 sudah mulai merata di wilayah ini.
3 Daerah Jadi Kunci Kemenangan
3 tokoh Kalimantan Timur sudah menyatakan kesiapannya bertarung di Pilgub Kaltim 2024 atau Pilkada Kaltim 2024.
Ketiganya yakni Mantan Bupati Kutai Timur Mahyudin, mantan Gubernur Kaltim Isran Noor, dan anggota DPR RI, Rudy Masud.
Ketiganya akan berebut suara dari 10 Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Timur.
Jika di Pilpres 2024 3 provinsi di Jawa jadi kunci kemenangan.
Hal sama juga berlaku di Pilgub Kaltim 2024.
Di mana, 3 daerah menjadi kunci meraih kemenangan.
Cagub-cawagub yang berhasil memenangkan suara di Samarinda, Balikpapan dan Kutai Kartanegara, hampir dipastikan akan menjadi pemenang di Pilgub Kaltim 2024.
Pengamat Politik sekaligus Akademisi dari Universitas Mulawarman, Budiman, mengungkap sejumlah faktor yang bisa menjadi penentu kemenangan di Pemilihan Gubernur Kaltim atau Pilgub Kaltim 2024.
Hal ini diungkapkan Budiman saat menanggapi hasil rekapitulasi suara partai dan calon legislatif Pemilu 2024, Rabu (12/3/2024) lalu.
“Untuk memenangkan Kaltim ini simple. Simple-nya bagaimana? Siapa bisa menguasai Samarinda, Kukar, dan Balikpapan, siapa bisa menguasai tiga (wilayah) ini, itulah pemenangnya,” ujar Pengamat Politik sekaligus Akademisi dari Universitas Mulawarman, Budiman.
“Karena kenapa? Hampir 70 persen Daftar Pemilih Tetap (DPT) ada disitu, ibarat kata Golkar kuasai Balikpapan, Samarinda Gerindra, Kukar dikuasai PDIP,” ucap Budiman.
Sebenarnya lebih bahaya lagi, jika pada kontestasi Pilkada Kaltim mendatang jika kuning dan merah bersatu.
Menurut Budiman, ini bisa saja terjadi, meski kemungkinan ini sangatlah kecil melihat hubungan antara pembesar Golkar maupun PDIP di Kaltim, apalagi di kancah perpolitikan nasional.
Namun demikian, apapun bisa saja terjadi, kata Budiman, melihat PDIP juga belum memiliki tokoh yang akan menjadi kandidat untuk disorong ke KT 1.
“Jika bergabung (koalisi), dua partai ini (Golkar-PDIP) bisa kuasai Kukar dan Balikpapan. Ada (peluang) dalam politik segala sesuatu mungkin, tetapi apakah cerdas, pintar dan jeli melihat itu, kalau boleh dikata, petahana sudah bergerak. Kalau ini disatukan, petahana punya lawan sengit,” kata Budiman.
Masih ada faktor lain sebenarnya untuk memenangkan konstestasi KT 1 menurut Budiman.
Ia menyebut ada tabungan suara dari Bupati Kukar terdahulu yakni Syaukani HR dan anaknya Rita Widyasari yang belum tersentuh.
Artinya, Rita Widyasari juga bisa menjadi penentu dalam memberi restu calon Gubernur mendatang, karena ia pun tak bisa ikut dalam kontestasi.
Tentunya Rita Widyasari yang kini masih mendekam di jeruji besi, juga masih punya segi ‘magis’ untuk ikut memberi dukungan ke salah satu calon nantinya di Pilkada.
“Menarik sebetulnya untuk ditelusuri, karena pemilih fanatik Kaltim sebagian besar juga yang memilih Syaukani dan Rita dengan tabungan masa lalunya, yang mengakar (dukungan) intinya,” kata Budiman. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII