Gadis Jakarta Mudik ke Jambi,Penampilan Langsung Beda Drastis,di Kampung Sederhana Cuma Dasteran
TRIBUNTRENDS.COM – Seorang wanita viral membagikan beda penampilannya di tanah rantau dan di kampung halaman.
Cerita wanita ini viral setelah diunggah di akun TikToknya bernama @yourfavoritemiyy pada Senin (15/4/2024).
Wanita tersebut tinggal di Jakarta, kemudian saat Idul Fitri mudik ke rumahnya di Muara Bungo, Jambi.
“ketika kehidupan di jakarta dan dikampung berbeda 180°,” tulisnya.
Tampak saat berada di Jakarta wanita tersebut tampil begitu modis dengan menggunakan setelan crop blouse dipadu loose pant yang memperlihatkan sedikit bagian perut.
Tak ketinggalan sepatu putih yang kian menyempurnakan penampilan wanita tersebut.
Wanita ini ungkap perbedaan penampilannya saat merantau di Jakarta dan mudik ke Jambi (TikTok @favoritmu)
Rambutnya yang hitam panjang tergerai membuat wanita tersebut tampak semakin anggun.
Namun berbanding terbalik saat berada di kampung halamannya wanita itu tampil jauh lebih sederhana.
Asik bermain dengan para kambing, ia tampak mengenakan daster dengan panjang hingga mata kaki serta rambut yang hanya digulung.
Sendal yang gunakan pun begitu sederhana.
Perbandingan yang berbeda saat berada di kota dan kampung halaman itu pun menuai beragama reaksi dari warganet.
“@Nonalisa: Kenapa ya kalo lagi mudik males bgt dandan. Dasteran / kaosan aja gitu lebih enak,”
“@rep: ga expect ngangon kambing,”
“@aystorebandung1: aku besar di kampung kalu pulkam aku gak mau gaya seperti orang kota, takut kotor nada bicara berubah, aku tetap seperti dulu pakaian bias ngomong pakai bahasa kampung,”
“@echaaa: GA EXPECT BANGET NOLONGIN KAMBING,”
“@pii: w mudik ga mikirin outfit klo kluar asal pake aja tp tetep nyambung warnanya,”
Timpal sejumlah warganet dalam kolom komentar unggahan tersebut.
Hemat Biaya, Pria Ini Mudik Jakarta-Temanggung Modal Nebeng, Sempat Putus Asa
Seorang pemuda nekat mudik Lebaran dari Jakarta ke Temanggung dengan modal nebeng.
Adapun pemudik itu diketahui bernama Alwi Johan Yogatama, perjalanan mudiknya menghabiskan waktu selama dua hari satu malam.
Lewat unggahan di akun Tiktoknya @alwijo.bless, Alwi membagikan kisahnya.
Dalam videonya, Alwi membagikan momen ketika dirinya menaiki motor, pikap, hingga truk.
Alwi menyebut, dirinya menumpangi 11 motor, 7 mobil pikap, dan 5 truk untuk sampai ke kampung halamannya di Temanggung.
Terinspirasi Novel
Dikutip dari Kompas.com, Alwi Johan Yogatama mendapatkan inspirasi untuk nebeng saat mudik ini dari novel Into The Wild karya Jon Krauker.
Buku itu menceritakan tokoh utama bernama Chris McCandless yang hidup tanpa ponsel, hewan peliharaan, dan rokok.
Meski demikian, karakter tersebut merasa hidupnya bebas.
Berangkat dari karakter novel tersebut, Alwi pun memutuskan untuk melawan rasa takutnya dengan mudik dari Jakarta ke Temanggung dengan cara menebeng.
Memulai Perjalanan
Alwi bercerita, ide untuk menebeng kendaraan lain untuk mudik ini sempat dirahukan oleh teman-temannya.
“Pada 6 April 2024, aku kabarin rencana ini sama temen dan aku dikatain gila,” katanya, Minggu (14/4/2024).
Alwi memulai perjalanan sejauh 470 kilometer itu pada Sabtu (7/4/2024).
Seorang pemuda bernama Alwi mudik Lebaran dari Jakarta ke Temanggung dengan modal nebeng selama dua hari satu malam. (Tiktok)
Dia berjalan kaki dari Kelurahan Bungur, Senen, Jakarta Pusat pada pukul 06.50 WIB dan tiba di Bekasi Timur pukul 08.00 WIB.
Dalam perjalanannya, Alwi beberapa kali menebeng motor dan pikap yang melintas.
“Naik pikap belanjaan pasar, tersesat, jalan lagi.
Lalu di sebuah pasar, aku naik pikap pengangkut sapi, jadi satu sama rumput dan tai,” katanya.
Sempat putus asa
Pada siang harinya, Alwijo tiba di Cikarang, Jawa Barat. Namun, dia mulai merasa putus asa dan sempat berpikir akan kembali ke Bekasi, jika tidak mendapatkan tebengan.
Tiba-tiba, seorang pengendara motor menawarinya untuk ikut pergi bersama ke Karawang, Jawa Barat. Dia pun ikut menumpang.
Pengendara motor itu mengantarkannya sampai ke jalur Pantai Utara (Pantura).
Dia kemudian melanjutkan perjalanan ke Indramayu dengan mobil pikap pengantar kuli hingga truk.
Saat berbuka puasa di warung pecel, Alwi melihat motor berpelat nomor AA yang menandakan wilayah Karesidenan Kedu, termasuk Temanggung.
Dia pun meminta tumpangan sampai Cirebon.
Sempat ragu, pengendara motor itu pun akhirnya bersedia memberikan tumpangan.
Awalnya, ia berniat menumpang sampai Semarang, Jawa Tengah.
Sayangnya, hujan turun di tengah perjalanan, sehingga keduanya berpisah di Indramayu, Jawa Barat. Alwi terpaksa kembali berjalan pukul 22.30 WIB.
Di tengah perjalan, dia sempat menumpang tidur Polsek Kedokan Bunder, Indramayu.
Kepada petugas yang berjaga, dia menceritakan rencana perjalanannya itu.
“Lalu aku jelasin bahwa aku pengen cari pengalaman, bukan kehabisan uang,” ujarnya.
Akhirnya tiba di Temanggung
Pada Minggu (8/4/2024) pagi, Alwi melanjutkan perjalanan dan tiba di Cirebon, Jawa Barat pada pukul 07.30 WIB.
Untuk ke Semarang, dia berusaha mencari tumpangan truk, tapi gagal.
Kemudian, seorang pengemudi ojek online menawarinya tumpangan. Dia sempat berpikir bahwa ojek itu akan meminta ongkos kepadanya, sehingga tawaran itu ditolak.
Namun, ojol itu tetap menawarkan tumpangan secara gratis naik motor dari Cirebon ke Tegal, Jawa Tengah.
Tiba di Brebes pada siang hari, Alwi kemudian menumpang truk yang akan berjalan ke Batang, Jawa Tengah.
“Aku ambil ransel, pamit ke bapak baik hati itu. Enggak lupa aku kasih dia uang.
Dia dengan keget menerimanya, karena dia tahunya aku enggak punya uang,” jelas dia.
Ketika menaiki truk, dia lalu berbincang dengan sopir dan kernet truk.
Ternyata, truk tersebut akan menuju ke Temanggung, kampung halamannya.
Mereka pun bersedia memberi tumpangan ke Temanggung usai mengetahui Alwi tinggal di Parakan, Temanggung.
“Kejadian ini membuat aku percaya kalau Tuhan bergerak melalui caranya yang misterius,” ungkap dia.
Dia akhirnya tiba di Parakan pada pukul 16.00 WIB.
Namun, masih ada jarak 5 km sampai rumahnya. Meski bisa kembali menumpang, dia memilih jalan kaki dan tiba di rumah pada pukul 17.00 WIB.
“Perjalanan ini mengajarkanku kalau setiap kejadian yang baik atau yang buruk adalah sebuah desain alam semesta yang sudah tertiskan di atas sana,” tandasnya. (TribunTrends/Banjarmasin Post)