TRIBUHNNEWSMAKER.COM – Fakta-fakta terkait dokter di Kenya mogok kerja akhirnya terungkap.
Ribuan dokter di Kenya dilaporkan mogok kerja massal dikarenakan kecewa dengan kelutusan pemerintah.
Seperti diketahui, mereka tidak punya uang untuk memenuhi permintaan dokter-dokter tersebut, terlebih kenaikkan gaji.
Memperkerjakan dokter magang juga sulit karena tidak adanya cukup uang untuk menggaji mereka, kata pemerintah.
Jika pun ada uang, pemerintah mengaku bahwa uang-uang itu sudah dialokasikan untuk keperluan lain yang sama-sama penting dan tidak dapat dialokasikan kembali.
Presiden Kenya, William Ruto, mengatakan, “Jika Anda mendukung mereka (para dokter), bayarkan uang yang mereka minta.”
Ilustrasi dokter. (Freepik)
Dampak Mogok Kerja
Masyarakat mulai merasakan efek dari mogok kerja ini pada minggu kedua semenjak protes berlangsung.
Pelayanan kesehatan mulai banyak yang terhambat akibat banyaknya tenaga medis yang absen. Pasien pun dibiarkan terlantar tanpa perhatian medis.
Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang dibawa ke rumah sakit oleh ibunya karena patah kaki ditolak rumah sakit di daerah Kakamega di Kenya bagian barat karena tidak ada dokter yang dapat membantu.
Di minggu ketiga mogok kerja, dokter-dokter mulai absen dari layanan medis darurat.
Ilustrasi dokter (freepik.com)
Menurut laporan media lokal, seorang pemuda yang awalnya mengeluhkan sakit gigi tewas karena penyakitnya berkembang menjadi infeksi darah dan malaria.
Sebelumnya, ia telah mencari pertolongan medis ke berbagai fasilitas kesehatan, tapi tidak membuahkan hasil.
Banyak pasien lain beralih ke klinik swasta yang lebih mahal akibat tutupnya layanan rumah sakit umum.
Jika tidak memiliki uang untuk membayar klinik swasta, mereka akan menunda pengobatan yang hanya akan memperburuk kondisinya.
Petugas medis berjalan di luar rumah sakit anak di Seoul, Korea Selatan, pada 11 Maret 2024. (Kompas.com)
Aksi Mogok Kerja Dokter di Korea Selatan Kian Bertambah, Menkes: Kesehatan dan Nyawa Pasien Terancam
Aksi mogok kerja dokter di Korea Selatan kian bertambah banyak. Nasib nyawa para pasien pun terancam.
Terkini Menteri Kesehatan (Menkes) Korea Selatan Cho Kyoo-hong pada Selasa (12/3/2024) memperingatkan adanya ancaman terhadap kesehatan dan nyawa pasien.
Hal itu sampaikan Cho Kyoo-hong setelah ada potensi jumlah dokter yang mogok kerja akan bertambah.
Sebelumnya, para profesor dari fakultas kedokteran di salah satu universitas ternama di Jepang telah menyatakan bahwa mereka akan mengundurkan diri secara massal minggu depan kecuali jika pemerintah menemukan “terobosan yang masuk akal” untuk mengakhiri kebuntuan.
Seperti diketahui, sudah ada hampir 12.000 dokter junior atau magang yang memutuskan untuk mogok kerja sebagai bentuk protes atas rencana pemerintah meningkatkan jumlah dokter secara drastis.
Para dokter mengatakan bahwa hal ini akan mengikis kualitas layanan.
Aksi protes telah pecah sejak 20 Februari lalu.
Pemerintah telah memerintahkan para petugas medis untuk kembali atau menghadapi tindakan hukum dan telah bergerak untuk menangguhkan lisensi medis mereka yang menolak untuk mematuhi.
Pemerintah Korea Selatan juga sudah menawarkan insentif dan mendirikan hotline pada hari Selasa untuk mendukung siapa pun yang menentang aksi mogok kerja.
“Saya menyatakan keprihatinan serius atas keputusan tersebut,” ujar Menteri Kesehatan Cho Kyoo-hong pada Selasa.
Ia mendesak para profesor -yang juga merupakan dokter senior di banyak rumah sakit- untuk mendorong para kolega mereka yang mogok untuk kembali bekerja, dan bukannya bergabung dengan mereka di barikade.
“Hal ini akan menjadi ancaman bagi kesehatan dan nyawa pasien,” tambahnya, sebagaimana dikutip dari AFP.
Namun, Asosiasi Profesor Medis Korea mengatakan pada Selasa bahwa para dokter senior bekerja keras untuk membantu rumah sakit menyediakan layanan penting dalam menghadapi mogok kerja.
“Para profesor berharap konflik ini segera berakhir,” ungkap mereka.
Meski begitu, Asosiasi Profesor Medis Korea Selatan, memperingatkan bahwa kecuali pemerintah datang ke meja perundingan “tanpa syarat” untuk melakukan pembicaraan, lebih banyak dokter yang akan bergabung dengan penghentian kerja.
Seoul telah mengerahkan tenaga medis militer dan jutaan dolar dari cadangan negara untuk meringankan situasi.
Pemerintah mendorong untuk menerima 2.000 mahasiswa baru di sekolah kedokteran setiap tahun mulai 2025 untuk mengatasi apa yang disebutnya sebagai salah satu rasio dokter dan penduduk terendah di antara negara-negara maju.
Para dokter mengatakan bahwa mereka khawatir reformasi ini akan mengikis kualitas layanan dan pendidikan kedokteran, namun para pendukungnya menuduh para dokter berusaha melindungi gaji dan status sosial mereka.
Di bawah hukum Korea Selatan, para dokter dilarang melakukan mogok kerja, dan kementerian kesehatan telah meminta polisi untuk menyelidiki orang-orang yang terkait dengan penghentian kerja tersebut.
Rencana tersebut mendapat dukungan publik yang luas, namun sebuah jajak pendapat baru oleh media lokal menemukan bahwa 34 persen orang ingin pemerintah bernegosiasi untuk mengakhiri kebuntuan ini.
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII