Beri Anjing untuk Anaknya Agar Tak Sering Main Hp,Hasilnya Gagal Total,Si Anjing Malah Ikutan
TRIBUNNEWSMAKER.COM – Beri anjing untuk anaknya agar tak sering main handphone (HP), hasilnya malah gagal total, si anjing malah ikutan.
Baru-baru ini, beberapa orang tua mencoba membantu putrinya berhenti menggunakan iPad dengan membelikannya seekor anjing.
Namun segalanya tidak berjalan sesuai rencana, dan itu berubah menjadi momen internet yang lucu.
Di dunia sekarang ini, banyak anak menghabiskan banyak waktu dengan iPad dan internet, yang dapat membuat orang tua mereka khawatir.
Meskipun bermain game dan menonton video online menyenangkan, terlalu banyak waktu menatap layar dapat menyebabkan masalah seperti sulit tidur dan berkurangnya aktivitas fisik.
Happinetz, sebuah perusahaan yang membantu orang tua mengatur waktu pemakaian perangkat anak-anak mereka, menemukan bahwa 42 persen anak-anak di bawah usia 12 tahun menghabiskan dua hingga empat jam di depan layar setiap hari.
Baru-baru ini, beberapa orang tua mencoba membantu putrinya berhenti menggunakan iPad dengan membelikannya seekor anjing.
Namun segalanya tidak berjalan sesuai rencana, dan itu merubah menjadi momen internet yang lucu.
Orangtuanya berharap putri mereka akan bermain dengan anjing itu, bukan dengan iPad-nya.
Orang tua mencoba membantu putrinya berhenti menggunakan iPad namun gagal. (TimesNOW)
Namun video yang mereka bagikan menunjukkan gadis itu dan anjingnya tergeletak di lantai bersama-sama, keduanya menonton sesuatu di iPad.
Judulnya berbunyi, “Mereka membelikannya seekor anjing, berpikir itu akan membantunya melepaskan internet. Sekarang keduanya kecanduan.”
Video ini telah dilihat lebih dari 1 juta kali sejak diposting pada tanggal 3 Mei.
“Lol… sepertinya anjing itu baru saja menemukan sahabat baru… dengan konten yang tidak ada habisnya…!” Seseorang berkomentar.
“Memperkenalkan hewan peliharaan untuk membantu seseorang mengurangi penggunaan internet adalah ide yang bagus, namun penting untuk diketahui bahwa mengatasi kecanduan internet membutuhkan lebih dari sekadar hewan peliharaan.” ujar warganet lainnya.
“Tolong biarkan anak-anak memiliki pengalaman masa kecil yang nyata tanpa layar. Jika mereka tidak menikmati kehidupan nyata sebagai anak-anak, akankah mereka menikmatinya?” kata netizen lain.
“Anjing saya bahkan tidak mau melihat layar.” Orang lain bercanda,
“Saya akan mengambil tabletnya saja. Dia akan baik-baik saja setelah beberapa kali mengamuk haha.” Orang lain menulis.
“Anak saya juga seperti ini. Tapi sekarang dia punya anak kucing. Saya sudah mencoba mainan yang berbeda, tapi dia selalu kembali ke YouTube anak-anak. Dulu saya khawatir, tapi tidak lagi.” komentar netizen lain.
Seorang wanita di Bogor depresi kecanduan live TikTok dan tak mendapat follower baru (Istimewa)
Kecanduan Joged Live TikTok, Wanita Depresi Tak Dapat Followers Hingga Kuota Habis, ‘Ogah Makan’
Seorang wanita muda di Bogor depresi gara-gara kecanduan live TikTok, sampai dijemput oleh Dinsos.
Dikabarkan, wanita di Bogor tersebut depresi karena terus-terusan lakukan live TikTok dan tak kunjung mendapat follower baru.
Wanita tersebut terus melakukan live TikTok hingga tak makan dan tidak melakukan hal lain.
Akibat kecanduan live TikTok tersebut, mental wanita di Bogor tersebut pun menjadi terganggu hingga menjadi depresi.
Wanita tersebut dievakuasi oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor pada kemarin, Sabtu (25/11/2023).
Ia diamankan oleh Dinsos Bogor sekira pukul 14.00 WIB.
Saat itu, wanita tersebut berada di kawasan Air Mancur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Kini, ia tengah berada di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM).
Dirinya bakal mendapati penanganan lebih lanjut oleh pihak rumah sakit.
Saat dievakuasi, wanita yang depresi akibat kecanduan live TikTok tersebut menunjukkan gelagat aneh.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial pada Dinsos Kota Bogor, Dody Wahyudin.
“Ya usianya kalau sementara kita prediksi masih muda. Ya sekitaran 24 tahun lah.
Kita evakuasi tadi di Air Mancur,” kata Dody Wahyudin, dilansir Surya.co.id dari TribunnewsBogor.com, Minggu (26/11/2023).
Dody melanjutkan, saat dievakuasi, perempuan ini menunjukan sikap yang cukup aneh.
Perempuan itu berjoget serta lipsing bak mirip live Tiktok didepan petugas Dinsos Kota Bogor.
Petugas Dinsos pun merasa aneh serta kebingungan dengan gelagat erempuan ini saat dievakuasi.
“Posisinya lagi kaya lipsing tiktok aja. Joget joget. Terus ngomong kaya di tiktok aja.
Kan, kalau di tiktok suka ga nyambung kan sama lagunya. Kaya gitu aja,” jelas Dody.
Dinsos pun langsung mengumpulkan data saat perempuan ini dievakuasi.
Dari hasil pengumpulan data sementara, perempuan ini depresi memang gara-gara kecanduan live Tiktok.
Perempuan ini diketahui live Tiktok setiap waktu.
Untuk alasannya, dari hasil asesment sementara, perempuan ini mengejar followers.
Ilustrasi TikTok (pymnts.com)
“Iya kecanduan tiktok. Dia live pagi siang sore tapi followersnya ga nambah nambah. Kuota habis. Makan tidak, nyuci engga kan,” ujarnya.
Saking kecanduannya, sambung Dody, perempuan ini bisa berjoget sendiri di depan umum.
“Tiap depan kaca lipsing terus joget joget dan segala macamnya. Terus di umum juga ngomong sendiri. Terus, ngikutin jogetan di TikTok aja. Kan ga sadar kalau gitumah kan ya,” ungkapnya.
Namun, Dody yang sudah mengetahui alamat dari perempuan ini, memilih untuk tidak mengantar pulang langsung.
Sebab, jika diantar pulang, Dody menganggap, perempuan ini justru akan menimbulkan konflik baru.
Terutama, dengan keluarga serta wilayah sekitarnya.
“Sebenernya kita tahu. Tapi, kayanya ini didiemin ama kelaurganya.
Akhirnya kita bawa ke RSMM aja, daripada kita bawa ke keluarganya malah bikin kisruh kan,” tandasnya.
Penggunaan Media Sosial Tingkatkan Depresi, Ini Penjelasannya
Sementara itu, dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan media sosial meningkatkan tingkat depresi seseorang.
Depresi adalah kondisi gangguan suasana hati kronis yang menyebabkan rasa sedih mendalam yang sulit diobati.
Depresi bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang karena memengaruhi cara berpikir, fungsi tubuh, dan pola tidur.
Bahkan, menurut World Health Organization (WHO), 1 dari 20 orang dewasa mengalami depresi.
Penggunaan sosial media berlebih ternyata buruk bagi kesehatan mental dan meningkatkan risiko seseorang terkena depresi.
Menurut studi terbaru di University of Arkansas, peningkatan risiko depresi pada pengguna media sosial.
Hasil studi ini telah dipublikasikan pada Journal of Affective Disorders Reports. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dan melibatkan 978 orang responden berusia 18 sampai 30 tahun.
Responden ini mengisi kuesioner yang mengukur tingkat depresi mereka, durasi penggunaan media sosial, serta tipe karakteristik seseorang.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa gejala awal depresi pada pengguna media sosial paling banyak ditemukan pada dewasa muda.
Gejala awal tersebut meliputi gangguan perilaku lainnya, seperti penggunaan zat atau obat terlarang, ketidakmampuan memecahkan masalah, serta kecanduan dalam berbagai bentuk, seperti kecanduan media sosial seks.
Setiap tipe karakteristik manusia ternyata menunjukkan kesamaan, semuanya mengalami peningkatan depresi seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial.
Bagaimana cara mencegah depresi akibat media sosial?
Dr. Lisa W. Coyne, asisten profesor psikologi di Harvard Medical School, menjelaskan bahwa mencegah depresi pada pengguna media sosial jauh lebih sulit dibandingkan yang kita bayangkan.
Seseorang bisa saja dengan mudah berkata untuk membatasi penggunaan media sosial.
Namun, faktanya media sosial dibuat untuk mendapatkan perhatian kita.
Media sosial terus menarik perhatian kita hingga kita terus berinteraksi dengannya dan membangun perilaku tertentu.
Bagi orang yang sudah terlanjur terbiasa menggunakan media sosial secara aktif perlu memiliki keinginan yang kuat untuk melawan rasa tidak nyaman ketika kehilangan keberadaan media sosial dalam kesehariannya.
Salah satu langkah nyata yang bisa dilakukan adalah dengan mengisi waktu yang bisa digunakan untuk sekadar scrolling di media sosial.
Pilih kegiatan yang sederhana dan mudah dilakukan, namun memiliki manfaat yang lebih baik, misalnya berjalan kaki, membaca buku, beres-beres rumah, atau menelepon teman.
(TribunNewsmaker.com/Eri Ariyanto)