Pemandangan udara dari lokasi situs kuno pertapaan berusia 1.300 tahun di komplek penggalian di Crowland, Lincolnshire, Inggris.
KOMPAS.com – Sejumlah arkeolog dari Universitas Newcastle telah menemukan bukti adanya bekas pertapaan kuno berusia 1.300 tahun di situs Anchor Church Field, Crowland, Lincolnshire, Inggris.
Situs kuno tersebut berupa henge atau pekerjaan tanah berbentuk oval atau melingkar yang berasal dari Zaman Neolitikum.
Ciri utamanya berupa struktur tepian yang mengelilingi parit bagian dalam dan menjadikan area tengah sebagai titik fokus henge.
Sejak abad ke-7 Masehi
Dosen arkeologi abad pertengahan di Universitas Newcastle di Inggris Duncan Wright mengatakan, situs tersebut tersebut diperkirakan berasal dari zaman Neolitikum Akhir hingga Zaman Perunggu Awal atau sekitar 2900-1600 SM hingga abad ke-15.
Para arkeolog juga menemukan bukti bahwa situs tersebut ditinggali sejak abad ke-7 Masehi. Hal itu ditunjukkan dengan temuan keramik, dua sisir tulang, dan pecahan kaca dari wadah minum.
Wright mengatakan, perkakas itu ada ketika Inggris masih berada di bawah kekuasaan Aglo-Saxon.
“Kita tahu bahwa banyak monumen prasejarah digunakan kembali oleh bangsa Anglo-Saxon, namun menemukan sebuah henge, terutama yang sebelumnya tidak diketahui, ditempati dengan cara ini sangat jarang,” kata dia, dikutip dari Live Science.
Penggalian mengungkap, situs tersebut diadaptasi menjadi lingkaran kayu pada zaman Perunggu Tengah dan dikelilingi oleh gundukan kuburan.
Bangunan tersebut kemudian ditinggalkan selama beberapa abad tapi pekerjaan tanah prasejarah tetap terukir di dalam tanah.
Temuan mengenai situs kuno tersebut telah diterbitkan Journal of Field Archaeology pada 26 Maret 2024.
Situs kuno ini ditemukan secara tidak sengaja pada proyek pencarian pertapaan abad ke-7 yang diyakini terkubur di bawah Anchor Church Field.
Situs kuno tersembunyi di Inggris
Situs kuno berupa henge yang ditemukan di Lincolnshire, Inggris timur ini berukuran sekitar 76,2 meter dan dikelilingi parit selebar 4,8 meter.
Lokasinya berada di semenanjung yang tiga sisinya dikelilingi oleh air dan rawa. Lokasi bangunan ini juga berada pada titik yang unik dan tersembunyi.
Melihat ukuran dan lokasinya, lokasi ini kemungkinan besar merupakan situs terkemuka di wilayah tersebut.
Dikutip dari Newsweek, Wright menduga lokasi tersebut digunakan sebagai situs suci yang penting bagi para pertapa.
Di dalam lokasi itu ditemukan sebuah aula rumit dan kompleks yang berasal dari abad ke-12 Masehi.
Kompleks tersebut kemungkinan besar dibangun oleh kepala biara Crowland untuk menghormati St. Guthlac dan saudara perempuannya St. Pega yang juga seorang pertapa terkenal di wilayah tersebut.
Temuan ini memberikan pencerahan baru pada lubang berlapis batu yang digali sebelumnya yang berada tepat di depan aula dan kapel.
Para arkeolog kini mengira lubang tersebut mungkin berisi tiang bendera atau salib besar.
Sumber sejarah menunjukkan, aula dan kompleks kapel telah runtuh pada abad ke-15 karena pertanian mengambil alih lahan di sekitar Lapangan Gereja Anchor dan ziarah berkurang seiring dengan munculnya Reformasi Inggris.
Namun situs tersebut tetap mempertahankan aura sakralnya hingga abad ke-18 karena pemilik pondok di dekatnya disebut mengunjunginya setiap hari Minggu dan berlutut sebagai penghormatan yang antusias terhadap seorang pertapa.
Situs pertapaan tahun 700 Masehi
Tradisi lokal di Inggris menyatakan, seorang biarawan Kristen bernama Guthlac mencari tempat tersebut dan menjadi seorang pertapa pada sekitar tahun 700 M.
Guthlac memilih kehidupan yang penuh pengabdian dan menjauhi wilayah yang dikelilingi oleh rawa.
Menurut catatan tertulis dari masa itu yang berjudul “Vita Sancti Guthlaci” (Kehidupan Santo Guthlac).
Kisah Guthlac dan penemuan tubuhnya yang masih utuh 12 bulan setelah kematiannya pada 714 M mengilhami kultus biara kecil dan ziarah ke Crowland sekarang dan pembangunan Biara Crowland pada abad ke-10.
Meskipun benda-benda Anglo-Saxon yang ditemukan di dalam henge tidak dapat dikaitkan dengan Guthlac secara pasti, para peneliti menyebut, situs monumental itu akan menjadi pilihan yang jelas bagi para pertapa untuk membentuk kembali ‘pulau suci’ Kristen.
Selama bertahun-tahun, para ahli telah berusaha mengidentifikasi lokasi pertapaan tersebut. Anchor Church Field merupakan lokasi yang paling mungkin.
Namun, kurangnya penggalian dan meningkatnya dampak aktivitas pertanian di daerah tersebut menghalangi pemahaman komprehensif tentang situs tersebut.
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII