TRIBUNHEALTH.COM – Penderita diabetes yang sedang mengontrol gula darah seringkali disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak sayuran sebagai bagian dari rencana makan mereka.
Ini disarankan karena sayuran memiliki sejumlah manfaat yang dapat membantu dalam manajemen gula darah dan kesehatan secara umum.
Kendati demikian, terdapat beberapa sayuran yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Melansir Kompas.com, terdapat beberapa sayuran yang perlu dibatasi oleh pasien diabetes.
Adapun sayurannya sebagai berikut:
1. Kentang
Ilustrasi kentang (Pexels)
Pasien diabetes yang sedang mengontrol gula darah perlu membatasi konsumsi beberapa sayuran termasuk kentang karena kentang mengandung karbohidrat yang dapat mempengaruhi kadar gula darah.
Kentang adalah sumber karbohidrat utama.
Karbohidrat dipecah menjadi glukosa dalam tubuh, yang kemudian dapat meningkatkan kadar gula darah.
Pasien diabetes perlu memperhatikan jumlah karbohidrat yang mereka konsumsi untuk mengontrol gula darah.
Kentang memiliki indeks glikemik yang cukup tinggi.
Indeks glikemik mengukur seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi.
Kentang yang dimasak dapat memiliki efek yang lebih cepat pada peningkatan gula darah dibandingkan dengan beberapa makanan lain.
Kentang yang dimasak memiliki struktur yang lebih mudah dipecah oleh sistem pencernaan, sehingga glukosa dilepaskan ke dalam darah dengan lebih cepat.
Hal ini dapat meningkatkan risiko lonjakan gula darah, terutama jika kentang dimasak dengan cara yang meningkatkan indeks glikemiknya.
Melansir Allrecipes, walaupun tidak benar-benar dilarang, penderita diabetes seyogyanya membatasi asupan kentang agar kadar gula darah tetap stabil.
2. Ubi jalar
Ilustrasi ubi jalar (Pixabay)
Perlu menjadi informasi, ubi jalar mengandung karbohidrat, yang dapat meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi.
Karbohidrat dipecah menjadi glukosa dalam tubuh, dan pada pasien diabetes, kontrol asupan karbohidrat menjadi kunci untuk mengendalikan gula darah.
Ubi jalar memiliki indeks glikemik yang relatif tinggi.
Indeks glikemik mengukur seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang lebih cepat.
Cara memasak atau memproses ubi jalar juga dapat mempengaruhi indeks glikemiknya.
Ubi jalar yang dimasak atau diproses dengan cara tertentu dapat memiliki dampak yang lebih signifikan pada peningkatan gula darah.
Meskipun ubi jalar mengandung beberapa nutrisi yang baik, penderita diabetes perlu memperhatikan ukuran porsi makan.
Porsi makan yang berlebihan dapat berkontribusi pada peningkatan gula darah.
3. Jagung
Ilustrasi jagung (freepik.com)
Pasien diabetes dianjurkan untuk mendiversifikasi pilihan karbohidrat mereka dan memilih sumber karbohidrat yang memiliki dampak gula darah yang lebih rendah, seperti sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh.
Jagung mengandung karbohidrat, terutama dalam bentuk pati.
Karbohidrat ini diubah menjadi glukosa dalam tubuh setelah dicerna, dan konsumsi karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah.
Jagung memiliki indeks glikemik yang relatif tinggi.
Indeks glikemik mengukur seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang lebih cepat.
4. Sayuran dalam bentuk jus
Ilustrasi jus sayuran (wartakota.tribunnews.com)
Pasien diabetes yang sedang mengontrol gula darah perlu membatasi konsumsi sayuran dalam bentuk jus karena proses pemrosesan jus dapat menghilangkan serat dan mempercepat penyerapan gula dari sayuran oleh tubuh.
Proses pembuatan jus sering melibatkan penghilangan serat dari sayuran.
Serat merupakan bagian penting dari sayuran yang membantu memperlambat penyerapan gula.
Tanpa serat, gula dalam jus dapat diserap lebih cepat, menyebabkan lonjakan gula darah yang lebih tajam.
Proses pemrosesan jus dapat meningkatkan indeks glikemik dari sayuran.
Indeks glikemik mengukur seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah.
Jus, terutama jika dikonsumsi tanpa serat, dapat memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi daripada sayuran utuh.
Satu gelas jus dapat mengandung jumlah sayuran yang lebih besar daripada yang mungkin dikonsumsi dalam bentuk utuh.
Ini berarti bahwa konsumsi jus dapat menyebabkan asupan gula yang lebih tinggi tanpa rasa kenyang yang setara, yang dapat mempengaruhi kontrol gula darah.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lainnya di sini.
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII