Pembangunan Desa di Yunnan,Tiongkok :Satu Desa Satu Produk,Siap Bantu Kepala Desa

POS-KUPANG.COM, KUNMING – Pembangunan desa-desa di Tiongkok menggunakan sistem satu desa satu produk. Dengan sistem tersebut, ada desa yang produknya bisa di ekspor ke luar negeri.

Demikian Deputy Director – General Foreign Affairs Office of People’s Government of Yunnan Province Mr Chen Rongjie saat jamuan makan malam dengan tujuh kepala desa dari Bali dan dua wartawan di Kunming, Provinsi Yunnan, Tiongkok 20 November 2023.

Mr Chen bersama dengan Deputy Head of Yunnan Provincial Development &Cooperation Center for Rural Revitalization Ms Du Jingjing,  Deputy Director Yunnan Provincial People Association for Friendship with Foreign Countries Mr Zhang Jiapeng dan Deputy Director of Southeast Asian Affair Division, Foreign Affairs Office of People’s Goverment of Yunnan Province.

Ada 7 kepala desa yang ikut dalam kunjungan atas undangan dari Pemerintah Provinsi Yunnan, Tiongkok selama satu minggu mulai tanggal 15-21 November 2023 yakni Kades Sukadana, I Gede Suardana, Kades Ban, I Gede Tamu Sugiantara, Kades Seraya Timur I Made Pertu, Kadesa Taro I Wayan Warka, Kades Kedisan  I Nyoman Gamayana dan Kades Kesiman Kartalangu, I Made Suena serta wartawan POS-KUPANG.COM dan wartawan dari NTB.

“Setiap desa atau kampung harus ada produk yang primadona. Misalnya ada desa yang bisa ekspor bunga. Jangan banyak produk, fokus satu produk saja. Saya mengharapkan kunjungan ini bisa ada tindak lanjutnya, Denpasar dan Yunnan bisa jadi kota kembar, kami siap untuk membantu,” ujarnya.

Penegasan terkait sistem satu desa satu produk juga disampaikan saat diskusi dengan Dinas Pembangunan Pedesaan Provinsi Yunnan di Kunming 21 November 2023. Deputy Head of Yunnan Provincial Development &Cooperation Center for Rural Revitalization Ms Du Jingjing didampingi Deputy Director of Development & Cooperation Center, Rural Revitalization Bureau of Yunnan Province, Mr Liu Yejun

Liu Yejun mengungkapkan pada tahun 2012 pembangunan difokuskan di desa, dimana pemerintah mencari tahu potensi setiap desa. ” Tahun 2015 pendapatan untuk penduduk yang miskin adalah 5,5 juta rupiah per tahun, Namun sekarang ini pendapatan per kapita untuk penduduk yang paling miskin adalah 25 juta rupiah dan ditargetkan akhir tahun ini mencapai Rp 32 juta rupiah. Provinsi Yunnan memiliki 129 kabupaten dimana ada 13 ribu desa.

Menurutnya untuk meningkatan taraf hidup masyarakat desa maka mulai tahun 2012, pemerintah mengirimkan 75 ribu orang untuk turun ke desa. “Mereka harus ada di desa, bekerja sama dengan orang di desa untuk survey potensi selama 5 tahun. Setelah itu desa tersebut dikembangkan sesuai dengan potensi desa dan pemerintah membangun fasilitas publik seperti jalan. Misalnya desa yang menghasilkan keramik hitam, dulunya akses jalan sulit tapi pemerintah membangun jalan agar pemasaran bisa lebih bagus,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan kepala desa yang tidak bisa memenuhi target sesuai dengan kontrak maka kepala desa tersebut akan non job karena itu kepala desa berupaya untuk mencapai target. Menurutnya ada 4 sumber keuangan di desa dan dengan tiga prioritas yakni perumahan, kesehatan dan pendidikan.

Mr Liu berharap agar apa yang telah dilihat oleh Kepala Desa dari Bali selama berada di Tiongkok bisa dilanjutkan dan pemerintah Provinsi Yunnan siap membantu,

Pada kesempatan tersebut, kepala desa yang ikut dalam kunjungan ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan potensi desa yang bisa dikembangkan dan Pemerintah Provinsi Yunnan siap untuk membantu.

Kepala Desa Babandem, Karangasem Bali, I Wayan Warka mengungkapkan potensi desanya adalah di bidang pertanian. Namun ada juga pengrajin batu misalnya pembuatan batu untuk pura dan lainnya. Dia berharap agar pengrajin batu di desanya bisa dibantu sehingga mereka bisa menghasilkan produk yang lebih baik. Menanggapi hal tersebut Mr Liu mengungkapkan akan mencari pengrajin batu dan seteah itu dia akan kontak untuk bisa pendampingan tersebut pengrajin batu

Sementara Kepala Desa Seraya Timur, Karangasem, Bali, I Made Pertu mengatakan wilayahnya termasuk daerah kering dengan mata pencaharian sebagian besar masyarakatnya adalah petani dan nelayan. “Potensi di daerah saya adalah peternakan sapi, namun kendalanya adaah air.Kalau hanya andalkan air hujan sulit, Kami butuh sumur bor, Kalau pemerintah Yunnan mau bantu bisa membuatkan kami sumur bor” jelasnya

DISKUSI di KUNMING (POS-KUPANG.COM /HO : YE LU)

Sedangkan Kepala Desa Kesiman Kertalangu, I Made Suena mengungkapkan desanya dikenal sebagai desan wisata budaya pertanian. Ada potensi pertanian dan untuk pertanian organik yakni petani mengelola beras dan menjualnya “Kami juga memiliki subak, sudah dapat penghargaao dari Unesco,” katanya

Kepala Desa Ban, Karangasem, Bali, I Gede Tamu Sugiantara mengungkapkan potensi di desa adalah peternakan tapi mengalami kendala pada pemasaran karena transportasi yang suit. Demikian juga dengan hasil pertanian sulit dipasarkan, jadinya harga murah. “Kalau bisa ada pengolahan pasca panen,misalnya buah mangga sehingga harganya bisa lebih baik,” ucapnya.

Selain itu, kata Tamu Sugiantara, mereka juga sulit air. “Kami beli air dari mobil tangki dengan harga RP 250 ribu hingga 400 ribu rupiah,’ katanya

Kades Bebandem Karangasem, I Gede Partadana mengatakan desanya adalah desa pertanian dan termasuk desa miskin. Potensi a yabng ada di desa tersebut adalah kelapa. Buahnya diolah menjadi arak dan minyak kelapa. “Tapi dalam proses produksinya masih sangat lokal atau tradisional, belum ada sentuhan teknologi,,” jelasnya

Kades Sukadana, Karangasem Bali, I Gede Suardana mengatakan desanya dekat dengan kawasan pertambangan sehingga kondisinya mengalami kerusakan, Mereka memiliki potensi air sumur di pesisir pantai, Dia mengharapkan ada teknologi yang bisa untul filterisasi untuk meminimalir kadar garam.

Sedangkan Kades Kedisan Kintamani, Bangli Bali I Nyoman Gamayana mengungkapkan mata pencaharian masyarakat adalah nelayan, petani dan buruh bangunan. ” Ada tanah produktif di dekat pinggir danau namun dengan adanya penataan di pinggir danau menjadi masalah karena masyarakat tidak bisa tanam lagi. Kalau bisa ada penataan seperti pembuatan trotoar sehingga ada batas agar tanah tersebut bisa digunakan masyarakat untum menanam<" ucapnya