Seorang pria Palestina menghibur seorang pria Palestina lainnya ketika mereka memeriksa kehancuran di Rafah pada Minggu (18/2/2024), setelah serangan udara Israel semalam di kota perbatasan Jalur Gaza selatan di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. Prospek gencatan senjata Israel-Hamas meredup pada 18 Februari setelah Amerika Serikat mengisyaratkan akan memveto dorongan terbaru untuk resolusi Dewan Keamanan PBB dan mediator Qatar mengakui bahwa pembicaraan gencatan senjata di bidang diplomatik lainnya telah menemui jalan buntu.
ISRAEL dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, telah berperang sekitar lima bulan di Gaza, sejak 7 Oktober 2023. Perang ini dimulai ketika orang-orang bersenjata Hamas dari Jalur Gaza melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, sebuah serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.
Militer Israel langsung membalas serangan itu, yang hingga kini telah menewaskan ribuan orang di wilayah Palestina itu.
Pada pagi hari tanggal 7 Oktober itu, gelombang orang-orang bersenjata Hamas menerobos perbatasan Israel. Mereka membunuh sekitar 1.200 orang. Hamas juga menembakkan ribuan roket.
Mereka yang tewas termasuk anak-anak, orang tua, dan 364 remaja di sebuah festival musik. Hamas juga menyandera lebih dari 250 orang lainnya ke Gaza.
BBC melaporkan bahwa ada bukti tentang pemerkosaan dan kekerasan seksual selama serangan Hamas tersebut.
Mengapa Hamas Serang Israel?
Kelomok Hamas menjadi satu-satunya penguasa di Jalur Gaza setelah mengusir saingan politiknya tahun 2007. Hamas punya kelompok sayap bersenjata dan diperkirakan memiliki 30.000 anggota sebelum perang dimulai pada 7 Oktober lalu.
Kelompok Hamas, singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiyya atau Gerakan Perlawanan Islam, ingin mendirikan negara Islam di wilayah yang mencakup wilayah negar Israel. Hamas menolak keberadaan Israel dan kelompok itu berkomitmen untuk menghancurkannya.
Hamas menjustifikasi serangannya terhadap Israel sebagai respons terhadap apa yang mereka sebut kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina. Kejahatan Israel itu termasuk penggerebekan di situs tersuci ketiga umat Islam, Masjid al-Aqsa, di Yerusalem Timur yang diduduki – dan aktivitas pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
Hamas juga menginginkan ribuan tahanan Palestina di Israel dibebaskan dan diakhirinya blokade Jalur Gaza oleh Israel dan Mesir. Kedua negara itu beralasan, blokade atas Jalur Gaza adalah untuk alasan keamanan negara mereka masing-masing.
Hamas telah beberapa kali berperang dengan Israel sejak mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza. Mereka telah menembakkan ribuan roket dan melakukan serangan mematikan lainnya ke Israel.
Israel juga telah berulang kali menyerang Hamas dengan serangan udara dan mengirim pasukan darat ke Gaza tahun 2008 dan 2014.
Hamas dicap sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris.
Iran mendukung Hamas dengan pendanaan, senjata dan pelatihan.
Mengapa Israel Berperang di Gaza
Israel langsung melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap sasaran di Gaza, sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, tujuan Israel adalah menghancurkan Hamas dan mengembalikan para sandera.
Israel melancarkan invasi darat tiga minggu kemudian. Mereka juga membombardir Gaza dari laut.
Serangan awalnya berfokus di Gaza utara, khususnya Kota Gaza dan terowongan di bawahnya, yang menurut Israel merupakan pusat operasi militer Hamas. Sebanyak 1,1 juta orang yang tinggal di Gaza utara diperintahkan Israel untuk mengungsi ke selatan demi keselamatan mereka.
Menyusul gencatan senjata sementara pada akhir November lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa pihaknya memperluas operasi darat ke Gaza selatan. Pasukan Isreal kemudian mencapai jantung kota terbesar kedua, Khan Younis. Di tempat, IDF yakin para komandan tinggi Hamas bersembunyi.
IDF juga menyerbu kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah. Ratusan ribu pengungsi dari utara terpaksa pindah lebih jauh lagi ke selatan.
Israel mengatakan, pihaknya berencana menyerang kota Rafah di bagian selatan Gaza. Di Rafah sekitar 1,5 juta orang berkumpul untuk menghindari pertempuran di tempat-tempat lain.
Lebih dari 28.000 warga Palestina telah terbunuh dalam perang itu. Puluhan ribu lainnya terluka akibat serangan Israel sejak dimulainya perang. Angka itu menurut data kementerian kesehatan Hamas di Gaza. Dikatakan, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
IDF mengatakan, mereka telah membunuh sekitar 9.000 petempur Hamas, serta lebih dari 1.000 penyerang yang memasuki wilayah Israel.
Israel juga mengatakan lebih dari 230 tentaranya tewas di Gaza.
Rumah-rumah dan bangunan lain di Gaza mengalami kerusakan dan kehancuran parah.
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII