Tiga Sosok Calon Pendamping Khofifah di Pilgub Jatim,PAN Tawaduk Sadar Tak Bisa Dipaksakan
TRIBUNNJATIM.COM – Tiga nama sosok calon Calon Wakil Gubernur pendamping Khofifah Indar Parawansa di Pemilihan Gubernur Jawa Timur ( Pilgub Jatim ) 2024 bikin Partai Amanat Nasional (PAN) pasrah.
Diketahui, nama Khofifah masih jadi sosok yang terkuat di Pilgub Jawa Timur 2024.
Sejumlah nama sosok calon pendamping Khofifah masuk dalam bursa.
Namun, DPW PAN Jatim kini hanya bisa menyerahkan ke Khofifah soal penentuan figur calon Wakil Gubernur.
Ketua Gerindra Jatim, Anwar Sadad dan Ketua Golkar Jatim, Sarmuji masuk dalam survei calon penantang.
Elektabilitas anak buah Prabowo dan Megawati kini sedang bersaing.
Meski begitu, PAN Jatim menegaskan keputusan apapun nantinya, tetap harus dibicarakan bersama parpol pengusung.
Wakil Ketua Bidang Litbang DPW PAN Jawa Timur, Windiarto Kardono menjelaskan, hingga saat ini memang belum ada pembicaraan strategis di internal koalisi mengenai posisi pendamping Khofifah.
Meskipun berbagai parpol pengusung mendorong nama kandidat cawagub.
“Tentu kita harus duduk bareng dulu bersama parpol koalisi. Tidak terkecuali PAN akan menyerahkan sepenuhnya pilihan siapa yang mendampingi, kepada Bu Khofifah sendiri,” kata Windi saat dikonfirmasi dari Surabaya, Rabu (17/4/2024).
PAN Jatim menyadari urusan pasangan calon tidak bisa dipaksakan.
Sebab, hal itu berkaitan dengan chemistry antara cagub dengan cawagub.
Meskipun pada prosesnya nanti PAN akan turut menyodorkan kandidat wagub, namun siapapun yang dipilih oleh Khofifah akan diterima dengan baik.
Dalam berbagai kesempatan di publik sebelumnya, Khofifah kerap menyatakan masih nyaman dengan Emil Elestianto Dardak.
Yakni, Ketua Demokrat Jatim yang sebelumnya menjadi pendamping Khofifah selama lima tahun periode kepemimpinan di Pemprov.
Bagi Windi, kalaupun Khofifah akan kembali menggandeng Emil pada Pilgub 2024 nanti, PAN menegaskan akan tetap menghormati pilihan tersebut.
“Kalau itu keputusan resmi Ibu Khofifah tentu kita akan sami’na wa atho’na. Tapi, tentu perlu duduk bersama,” ungkapnya.
PAN Jatim kembali menekankan setiap keputusan apapun harus dibicarakan terlebih dahulu. Sebab, setiap parpol dalam tubuh koalisi memiliki porsi yang sama.
“Yakni, masing-masing partai berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Punya hak yang sama,” ungkap Windi.
Hingga kini sejumlah ketua partai politik (Parpol) di Jawa Timur turut meramaikan bursa Pilgub Jatim 2024.
Meskipun saat ini petahana Khofifah Indar Parawansa masih unggul, elektabilitas para ketua parpol dinilai memiliki modal awal yang kuat untuk berkompetisi.
Dalam survei ARCI periode Maret 2024, setidaknya ada tiga nama ketua parpol di Jawa Timur yang muncul dalam bursa calon gubernur maupun calon wakil gubernur untuk Pilgub Jatim 2024.
Mereka adalah Ketua Demokrat Jatim, Emil Dardak; Ketua Gerindra Jatim, Anwar Sadad; dan Ketua Golkar Jatim, Sarmuji.
Survei ARCI ini dilakukan pada periode 15-23 Maret 2024 di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Partisipan survei mencakup 1.200 responden dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.
Margin of error survei ini sekitar 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Direktur ARCI, Baihaki Sirajt, menjelaskan bahwa dalam pertanyaan terbuka atau top of mind, Khofifah Indar Parawansa mendapat angka elektabilitas sebesar 39,2 persen.
Di bawah Khofifah, terdapat Emil Dardak dengan 16,7 persen, Anwar Sadad 9,5 persen, Tri Rismaharini 9,4 persen, dan Sarmuji 8,2 persen.
“Top of mind adalah pilihan kandidat Gubernur yang dipilih secara spontan oleh masyarakat Jawa Timur atau responden,” kata Baihaki dalam paparan hasil surveinya, dikutip Kamis (28/3/2024).
Masuknya sejumlah ketua parpol pada bursa cagub ini, dinilai Baihaki lebih kepada pengenalan masyarakat terhadap figur.
Emil misalnya, merupakan Wakil Gubernur Jatim periode 2019-2024, sehingga memiliki popularitas di masyarakat dan turut masuk di bursa pilgub.
Begitu pula dengan Sadad. Politisi yang pada Pemilu 2024 terpilih sebagai anggota DPR RI itu populer, utamanya di kawasan tapal kuda. Salah satunya karena ditopang latar belakang Sadad yang merupakan Keluarga Ponpes Sidogiri.
Sehingga, Baihaki menyebut, tidak heran nama Sadad juga masuk bursa di top of mind.
Pasca Pileg dan Pilpres, Baihaki juga menilai Sadad relatif rajin melakukan berbagai kegiatan baik sebagai ketua partai maupun Wakil Ketua DPRD Jatim.
“Apa tujuannya, tentu saya kira Sadad cek ombak untuk Pilgub Jatim 2024,” ujarnya.
Namun, melihat Gerindra yang sudah memberikan tiket pencalonan kepada Khofifah, Baihaki menilai peluang Sadad running lebih rasional di posisi cawagub. Peluang itu dinilai terbuka.
“Di bursa Cagub sudah mulai kompetitif, namun paling rasional saya melihat tentu untuk posisi menjadi wakil dari Khofifah,” jelasnya.
Di samping nama Emil dan Sadad, juga ada nama Sarmuji selaku Ketua Golkar Jatim sekaligus wakil ketua Komisi VI DPR RI.
Dalam survei yang digelar oleh ARCI pada kategori top of mind, elektabilitas Sarmuji berada di angka 8,2 persen.
Dalam analisa Baihaki, Sarmuji juga memiliki peluang.
Risma berpeluang lawan Khofifah
Tri Rismaharini berpeluang melawan Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jawa Timur.
Ketua Bidang Sosial DPP Banteng Muda Indonesia (BMI) Fuad Benardi mengatakan, Tri Rismaharini akan maju di Pilgub Jawa Timur jika mendapat perintah dari Megawati.
Namun kemungkinan Tri Rismaharini maju di Pilgub bukan hanya di Jawa Timur.
Melainkan Tri Rismaharini juga berpeluang maju di Pilgub DKI Jakarta.
“Soal Pilkada, bergantung dari Ibu Ketua Umum. Karena memang kalau saya melihat dari survei, perbincangan di sosmed, atau media mainstream, Bu Risma cukup tinggi elektabilitasnya di Jatim maupun di Jakarta,” kata Fuad.
Masuknya nama Risma di Pilgub Jatim maupun DKI Jakarta bukanlah sebuah kejutan.
Mengingat, tingginya elektabilitas mantan Wali Kota Surabaya dua periode tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Jika maju di Pilgub DKI Jakarta, Risma kemungkinan akan menantang Ridwan Kamil.
Bahkan, di tengah munculnya komunikasi antara PDI P dengan Khofifah sekalipun, nama Risma masih masuk dalam bursa calon Gubernur dibeberapa lembaga survei.
“Jadi memang secara elektabilitas, atau ketokohan beliau di dua provinsi tersebut termasuk tinggi, bahkan termasuk lima besar,” tandas Fuad.
Risma yang kini masih menjabat sebagai Ketua DPP PDI Perjuangan ini juga menjalin komunikasi dengan Megawati sebagai Ketua Umum.
“Sehingga, ya finalnya nanti di Ibu Ketua Umum,” kata Anggota DPRD Jatim terpilih dari pemilu 2024 ini.
Peluang PDI Perjuangan untuk mencalonkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Jawa Timur masih cukup terbuka.
Memiliki 21 kursi berdasarkan pemilu 2024, partai berlambang kepala banteng ini hanya membutuhkan tambahan 3 kursi untuk mendaftarkan pasangan calon ke KPU.
Hingga saat ini, baru empat partai di Jawa Timur yang telah memberikan rekomendasi kepada Khofifah Indar Parawansa sebagai Calon Gubernur Jatim.
Yakni, Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN.
Praktis, selain PDI P masih ada PKB, NasDem, PKS, PPP, dan PSI yang belum menentukan pilihan.
Jumlah kursi gabungan partai tersebut lebih dari cukup untuk mengusung calon baru di luar poros Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Sebelumnya, Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Timur, Said Abdullah mengakui sudah bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Menurutnya, ada pembicara politik dalam pertemuan yang berlangsung bulan lalu ini.
“Saya menemui dengan ikhtiar, dengan hormat Ibu Khofifah karena kami respek kepada Ibu Khofifah dan pembicaraan kami sangat cair, sangat lancar dengan Ibu Khofifah,” kata Said, Selasa (9/4/2024).
Said mengatakan, dalam pertemuan tersebut dirinya membahas banyak hal dengan Khofifah.
Mulai dari ekonomi nasional hingga kondisi geopolitik.
Said Abdullah juga mengatakan, partainya memiliki banyak stok kader sebagai pendamping Khofifah Indar Parawansa dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2024.
Namun, Said menyebut, nama kader yang diusung akan diajukan jika ada titik temu dengan Khofifah.
“Jika nanti kami berbicara dengan para partai politik dan mbakyu Khofifah ada titik temu, maka stok kami untuk calon wakil gubernur yah banyak,” kata Said.
Nama Risma memang masuk dalam bursa calon Gubernur berdasarkan sejumlah lembaga survei.
Survei terbaru Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI), Rabu (27/3/2024) misalnya, mengungkap nama Risma masuk dalam daftar calon potensial.
Untuk kategori kesukaan misalnya, Risma masuk di empat besar dengan persentase 51,2 persen dan berada di bawah Khofifah (76,5 persen), Ketua Demokrat Jatim Emil Dardak (71,2 persen), dan Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad (53,8 persen ).
Dari sisi popularitas, Risma juga mendapat persentase tinggi dengan 78,5 persen dan di bawah Khofifah (98,7 persen), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (98,6 persen), serta Emil Dardak (91,6 persen).
PKB Ogah Usung Khofifah
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak akan mendukung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jawa Timur.
Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid mengatakan, PKB sementara menggodok nama yang akan diusung di Pilgub.
Nama ia masih merahasiakan siapa figur yang akan diusung.
Apalagi tidak mudah bagi PKB menentukan siapa calon yang akan diusung.
Apalagi calon yang akan dilawan ialah Khofifah Indar Parawansa.
“Ini sedang digodok. Sebab di Jatim memang tidak mudah untuk menyebut nama karena kita sudah tahu siapa lawannya, ya kan,” ujar Jazilul, Sabtu (9/4/2024).
Ketika disinggung apakah lawan itu adalah mantan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Jazilul hanya tersenyum.
Namun ia tak menutupi ihwal Khofifah merupakan nama kuat di kawasan provinsi yang beribu kota di Surabaya itu.
Diketahui pada Pilpres 2024, Khofifah tak sejalan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan.
Sementara, Khofifah memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dengan statusnya yang masih tercatat sebagai kader PKB.
Jazilul mengakui jika Khofifah kembali maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur pada Pilgub Jawa Timur 2024, maka PKB harus cari sosok cagub yang tepat untuk “melawannya”.
Sebab, diakuinya tingkat elektabilitas Khofufah di Jawa Timur adalah sangat tinggi.
“Yang kuat (di Jawa Timur) kan itu (Khofifah). Makanya, kita sembunyikan dulu milik kita. Nanti kita lihat sambil jalan, siapa yang paling layak untuk kompetisi,” tuturnya. (*)