Terlanjur Viral Siswi SMA Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Rp 50 Ribu,Kepsek Beber Faktanya
SURYA.co.id – Pengakuan siswi SMA di Maumere bernama Dian yang menyebut tak boleh ikut ujian karena nunggak Rp 50 ribu terlanjur viral di media sosial.
Menanggapi hal itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Maumere, Andreas Benyamin Edi Da Silva akhirnya angkat bicara.
Ia mengatakan, para siswa yang dipulangkan alias dilarang ikut ujian tersebut merupakan strategi dari pihak sekolah.
“Itu strategi kami untuk anak pulang dan menyampaikan kepada orang tua untuk menyadari dan berusaha menyelesaikan tunggakan uang sekolah dari semester sebelumnya,” ujarnya.
Kata dia, siswa yang dipulangkan bukan hanya terkendala uang sekolah.
Namun banyak siswa yang belum menjelaskan karya tulis ilmiah (KTI) yang menjadi salah satu penilaian saat ujian tersebut.
“Ujian hari pertama itu banyak anak yang tidak mengikuti ujian karena terkendala administrasi yang terdiri dari keuangan dan tugas-tugas lainnya,” katanya kepada Pos Kupang, Kamis, 18 April 2024.
Kata dia, menyangkut keuangan bukan saja baru terjadi kali ini.
Ternyata setiap tahun pasti ada anak yang terkendala dengan keuangan saat akan mengikuti ujian.
Namun pihak sekolah tetap mengijinkan siswa untuk tetap mengikuti ujian setelah orang tua siswa datang ke sekolah untuk mempertanggungjawabkan keuangan sekolah.
“Hari kedua itu banyak orang yang datang dan sampaikan sehingga ada solusi dan anak-anak bisa ikut ujian,” ujarnya.
Kata dia, ada siswa yang menunggak keuangan sekolah Rp50 ribu.
Namun siswa yang bersangkutan tidak menyampaikan kepada sekolah dan memilih untuk berdiri di sekitar sekolah.
“Ada yang nunggak 50 ribu, tapi tidak masuk ke sekolah, dan memilih berdiri di sekitar sekolah.”
“Kalaupun dia masuk ke sekolah pasti kita ada solusi, entah itu dibuat surat pernyataan atau lain sebagainya, agar bisa ikut ujian,” jelas dia.
Ia menegaskan, pihak sekolah tidak ada niat merugikan anak, namun tetap melayani anak untuk tetap ikut ujian.
Kata dia, meskipun ada siswa yang belum ikut pada hari pertama dan seterusnya, pihak sekolah akan menyelenggarakan ujian susulan pada Senin mendatang.
Ia menambahkan, hingga saat ini, seluruh siswa sementara mengikuti ujian akhir semester di SMAN 2 Maumere.
Sebelumnya, nasib seorang siswi SMA di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT bernama Dian viral di media sosial.
Pasalnya, siswi SMA Negeri 2 Maumere itu tak boleh ikut ujian lantaran nunggak uang sekolah sebesar Rp 50 ribu.
Nasib pilu Dian ini salah satunya diunggah akun Instagram @fakta.jakarta.
Mulanya Dian tampak sedang duduk seorang diri dihampiri oleh perekam video.
“Duduk di luar sini kenapa?” tanya perekam video.
“Kendala uang sekolah mama, Rp 50 ribu,” jawab Dian.
Dian mengaku sudah memberi tahu orang tuanya terkait pelunasan uang sekolah ini, namun orang tuanya menjawab belum memiliki biaya untuk melunasinya.
“Mama bilang uangnya belum ada,” kata Dian.
Dian (kiri), Siswi SMA di Maumere yang Tak Boleh Ikut Ujian Gegara Nunggak Rp 50 Ribu. Simak nasibnya. (kolase instagram dan Tribunnews)
Orang tua Dian menitip pesan kepada pihak sekolah agar anaknya diberi kesempatan ikut ujian terlebih dahulu, jika sudah ada uang mereka berjanji bakal melunasinya.
Pesan tersebut, kata Dian sudah dia sampaikan kepada pihak sekolah, namun pihak sekolah tetap melarang Dian ikut ujian sebelum melunasi biaya tersebut.
“Pihak sekolah mintanya harus dibayar semua dulu baru bisa masuk sekolah, masuk ujian,” pungkasnya.
Dian yang berhasil diwawancarai wartawan mengaku keterlambatan pembayaran uang sekolah itu sudah disampaikan kepada sekolah dan kepada orangtuanya.
“Saya sudah sampaikan ke orangtua, tapi orangtua minta supaya sekolah mengizinkan saya ikut ujian dulu. Nanti habis ujian besok lusa ada uang baru dikasih,” ungkap Dian menirukan pesan orangtuanya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Hendrik Hadir kepada wartawan menegaskan bahwa kondisi di sekolahnya itu seperti yang terjadi saat ini.
Ia menjelaskan bahwa tunggakan uang sekolah itu sebenarnya akumulasi dari tahun kemarin dan semester kemarin.
“Pembayarannya juga bertahap agar tidak berat. Kenyataannya masih ada tungggakan.
Pihak sekolah juga memikirkan psikologi anak dan psikologi orangtua menghadapi ujian tidak terbebani lagi soal uang,” lanjutnya.
Saat disinggung berapa siswa yang dipulangkan, Hendrik mengaku kurang lebih 20 orang.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala SMAN 2 Maumere, Andreas Benyamin Edi, S.Pd saat dikonfirmasi terpisah.
Menurutnya, para siswa yang dipulangkan alias dilarang ikut ujian itu merupakan strategi dari pihak sekolah.
“Itu strategi kami untuk anak pulang dan menyampaikan kepada orang tua untuk menyadari dan berusaha menyelesaikan tunggakan uang sekolah dari semester sebelumnya,” pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Kepsek SMAN 2 Maumere: Kami Tidak Merugikan Anak, Kami Tetap Melayani Anak Untuk Ikut Ujian.