Sosok Syifa Anak Camat yang Dinikahi Oknum Polisi Bandung dengan Mas Kawin Palsu,Berujung Cerai
BANGKAPOS.COM — Sosok Syifa Dwi Fatmawati anak Camat Wanayasa, Purwakarta, viral usai membagikan kisah pilunya menikah dengan oknum polisi.
Syifa adalah anak dari Diaudin, Camat Wanayasa, Purwakarta.
Ayah Syifa sempat mengirim pesan pada mertua Syifa terkait mas kawin palsu yang diberikan kepada putrinya.
Namun tidak mendapat balasan dan penjelasan apapun.
Sang ayah juga sempat memarahi suami Syifa karena permasalahan tersebut.
Namun kini ayah Syifa telah meninggal dunia, ia menghembuskan nafas terakhirnya pada 3 Maret 2024, sebelum Ramadhan.
Sebelumnya viral kisah Syifa yang menikah dengan oknum polisi dan diberi mas kawin berupa emas dengan berat 10 gram.
Tapi ternyata mas kawin yang diberikan itu palsu, alias hanya masuk kategori aksesoris saja.
Syifa menikah dengan suaminya yang merupakan anggota kepolisian yang berdinas di Polres Bandung, bernama Muhammad Agung Drajat Pratama
Sosok Syifa viral usai dirinya hadir di Yotube Kang Dedi Mulyadi Channel, Senin (15/4/2024).
Ia menceritakan awal mula menikah dengan anggota polisi tersebut.
Diketahui Syifa Dwi Fatmawati menikah dengan sosok anggota Polri berinisial MA pada 30 Mei 2021 silam.
Dalam kesempatan itu, Syifa mengaku menjalin hubungan dengan anggota polisi selama empat tahun.
“Pacaran 3 bulan langsung tunangan hampir empat tahun, ketemunya dari kenalan teman,” cerita Syifa. Dikutip dari TribunJabar.id
“Selama pacaran banyak problemnya pasti, sering bertengkar, tapi balikan lagi,” sambungnya.
Setelah itu, mereka bertunangan tiga bulan setelah pacaran.
“Kemudian menikah empat tahun setelah pacaran. Dia (MA) anggota polisi di Kota Bandung,” kata Syifa.
Syifa menjelaskan saat itu mas kawin yang diberikan di antaranya emas seberat 10 gram.
Emas tersebut baru ia lihat secara fisik saat proses ijab kabul.
Namun setelah resmi menikah ia tak pernah mendapatkan surat-surat dari emas tersebut.
Seiring berjalannya waktu, emas mas kawin itu berubah warna jadi menghitam.
Syifa pun penasaran hingga mengecek langsung ke toko.
Saat dicek ternyata sama sekali tidak ada kandungan emas dan masuk kategori aksesoris.
Dan hingga kini emas itu masih disimpan olehnya sebagai bukti.
“Mau cerita ke orang tua berat juga kemudian malu, akhirnya cerita konsultasi ke psikolog karena tidak ada teman untuk cerita,”
“berasa hidup ini gak ada harga dirinya sama sekali kok sampai diberi mahar emas palsu,” ucapnya.
Selama berumah tangga dengan suaminya, Syifa pun mengaku sering cekcok.
“Sampai KDRT lempar vape ke badan sampai biru-biru, harus ke psikiater karena dia sering ngancem, sampai ke kerjaan juga ngasih surat biar Syifa dipecat,” tuturnya.
Syifa Dwi Fatmawati pun mengaku kalau dirinya terpaksa bekerja demi mencukupi kebutuhan untuk anaknya.
Namun karena sudah tak tahan dengan sikap sang suami, Syifa pun memilih untuk menggugat cerai ke Pengadilan Agama.
Ibu Mertua Syifa Bantah Beri Emas Palsu
Syifa sempat menanyakan ke ibu mertuanya yang membelikan emas untuk mas kawinnya tersebut.
Namun ibu mertuanya bersikukuh kalau emas tersebut asli.
“Gak (dicek), percayain ke mamahnya, mamahnya beli, aku juga baru lihat fisiknya pas ijab kabul,” kata Syifa.
Diduga, sang suami tidak tahu menahu soal mahar emas palsu itu.
Kejanggalan mulai timbul ketika Syifa sudah menjalani biduk rumah tangga dengan anggota Jatanras Reskrim Polrestabes Bandung tersebut.
Setiap kali meminta surat dari emas itu, ibu mertuanya selalu mengelak.
“Diminta suratnya terus kok gak dikasih terus, pas diminta gak ada suratnya,” katanya.
Sepulang dari imunisasi anak, Syifa kemudian menyempatkan waktu ke toko emas mengecek kalung pemberian suaminya.
“Ternyata gak ada kadar emasnya sama sekali,” katanya.
“Aksesoris kategorinya,” tambah Syifa.
Sebagai seorang istri yang baik Syifa menyambungkan masalah ini pada sang suami.
Suaminya kemudian mempertanyakan temuan ini langsung pada ibunya.
Meski sudah terkonfirmasi, namun ibu mertua Syifa masih tetap mengelak.
Ia berdalih bahwa mas kawin tersebut adalah emas muda.
“Suami meneruskan ke mamahnya dulu. Katanya, ‘ini emas asli a tapi emas muda berapa karat gitu’,” kata Syifa.
Ibu mertua masih terus mengulang demi meyakinkan Syifa.
Sampai kemudian emas palsu itu diambil kembali.
“Pokoknya meyakinkan berbulan-bulan sampai mamahnya ‘udah siniin aja sama mamah aja kalau mau dijual ke tokonya’,” kata Syifa.
Karena tak kunjung ada hasil yang pasti, Syifa meminta mas kawinnya dikembalikan.
“Syifa minta dikembaliin, dicek ke toko lain emang gak ada sama sekali juga,” katanya.
Sampai kemudian suami menagih sendiri ke ibunya untuk mengembalikan emas asli.
“Suami nagih-nagih ke mamahnya biar dibalikin gitu emasnya dengan yang asli. Dikembaliin lah yang asli tapi emas muda,” kata Syifa.
(Bangkapos.com/TribunMedan.com/TribunnewsBogor.com)