Salut,Dosen Unpatti Inovasi Pisang Tongka Langit Jadi Aneka Produk Makanan dan Minuman
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Pisang Tongka Langit merupakan salah satu jenis tanaman endemik di Maluku.
Kondisi geografis kepulauan membuat tanaman ini memiliki beberapa varietas yang tumbuh di Maluku.
Namun, pisang jenis ini jarang disukai masyarakat, bahkan tidak banyak petani yang membudidayakannya lantaran nilai ekonomis kalah saing dibanding jenis pisang lainnya.
Padahal, pisang tongka langit (Musatroglodytarum L.) memiliki sejumlah kandungan baik bagi kesehatan.
Mulai dari Beta karoten, Vitamin sebagai Antioksidan memiliki potensi meningkatkan daya tahan tubuh, penangkal radikal bebas, antikanker, mencegah masalah pada mata, penyakit kulit dan jantung.
Hal itu pula yang menjadi alasan Dosen Fakultas MIPA Universitas Pattimura Ambon, Prof. Adriana Hiariej berinovasi menciptakan beraneka olahan makanan dan minuman berbahan dasar pisang tongka langit.
Dengan nama kerennya ‘Tolangit’.
Aneka olahan makanan dari pisang tongka langit, di antaranya :
– Mie Tolangit; Mie kulit dalam, Mie kulit luar, Mie buah atau daging pisang tongka langit.
– Tepung Tolangit; tepung kulit dalam, tepung kulit luar, tepung buah atau daging pisang tongka langit.
– Keripik Pisang Tolangit; Original dan Pedas.
– Kerupuk Pisang Tolangit.
– Banana Bread.
– Brownies Keju.
– Kuping gajah.
– Aneka roti.
– Selai.
– Banana Pastry.
– Peyek Kacang.
Sementara aneka olahan minuman berupa:
– Banana Choco.
– Banana Milk.
– Sari buah pisang Tolangit.
– Daun teh celup.
Kepada TribunAmbon.com, Prof. Adriana Hiariej mengungkapkan bahwa, unit produksi Tolangi merupakan inovasinya yang diawali dengan membuat survey dan penelitian.
“Kami memiliki unit produksi yang kami kembangkan sendiri. Produk-produk ini didasari pada penelitian-penelitian mulai dari suvery sampai menganalisis,” ungkapnya.
Dijelaskan, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan pisang tongka langit tidak terlalu disukai masyarakat.
“Dari hasil penelitian, kami melihat bahwa pisang ini tidak disukai oleh masyarakat karena memang rasanya tidak enak. Rasa tidak enak itu bervariasi karena pisang ini memiliki banyak varian, ada rasa yang manis tapi manisnya agak asam. Ada yang asam bahkan ada yang tawar atau tidak memiliki rasa sama sekali,” jelasnya.
“Sehingga masyarakat juga tidak suka mengkonsumsi pisang ini. Ketika masyarakat tidak suka konsumsi lalu bagaimana dengan varietas lokal kita ini,” tambahnya.
Sebab itu dirinya ingin agar masyarakat mencintai pisang tongka langit dari berbagai produk hasil inovasinya.
“Dari itu kita berusaha berinovasi membuat produk, produk yang kami buat ini untuk membangun rasa cinta masyarakat terhadap pisang lokal ini,”
Ia mengatakan, jika masyarakat sudah mencintai pisang tongka langit berarti mereka akan menanamnya.
Alhasil, nilai ekonomis pisang tongka langit juga ikut meningkat.
“Hasil tanam dari petani diolah menjadi produk-produk seperti ini. Sehingga nilai ekonomi pisang itu menjadi dominan dengan adanya inovasi produk. Kemudian para petani juga punya income bertambah,” paparnya.
Menurutnya, dengan inovasi pisang tongka langit diharapkan dapat menambah keragaman pangan lokal.
Dengan demikian hal itu selaras dengan program pemerintah untuk meningkatkan minat konsumsi pangan lokal.
“Selain itu dengan inovasi ini kita memperbanyak pangan lokal, berarti kita turut membantu meningkatkan pangan nasional dengan pangan lokal yang kami punya yang lebih spesifik pada pisang tongka langit ini,” kata Hiariej.
Untuk mendukung pengembangan usahanya dalam pemanfaatan pisang tongka langit, Profesor Fakultas MIPA Unpatti itu juga bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Kami juga bekerja sama dengan ITB untuk pemanfaatan pisang untuk pengembangan ekonomi masyarakat,” tandasnya. (*)