Renungan Harian Katolik Selasa 30 April 2024,Allah Sumber Damai Sejahtera
Oleh: Pater John Lewar, SVD
TRIBUNFLORES.COM,MAUMERE – Mari simak renungan harian Katolik Selasa 30 April 2024.
Tema Renungan Harian Katolik yaitu Allah Sumber Damai Sejahtera.
Renungan harian katolik disusun oleh Pater John Lewar, SVD.
Selasa 30 April 2024 merupakan Hari Selasa Pekan V Paskah, Peringatan fakultatif Santo Pius V, Paus, Santo Marianus dan Yakobus, Martir, Santo Yosef Benedik Cottolengo, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Waktu Paulus dan Barnabas di kota Listra datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka.
Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota.
Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid.
Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.
Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.
Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai.
Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan.
Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 145:10-11.12-13ab.21
Ref. Orang-orang yang Kaukasihi, ya Tuhan, mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu.
Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.
Bait Pengantar Injil Lukas 24:46.26
Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya.
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.
Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.
Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Meditatio:
Tidak akan ada damai di antara negara, jika tidak ada damai di negara. Tidak ada damai dalam negara, jika tidak ada damai dalam orang-orangnya. Tidak ada damai dalam orang-orang, jika orang-orang tidak menyerahkan hidupnya ke
tangan si ‘Raja Damai’. Demikian ungkap Heyden Robinson, penulis buku Salt
And Light.
Tuhan Yesus dalam bacaan Injil (Yohanes) memberikan wejangan-wejangan
terakhir kepada para murid dan seluruh GerejaNya. Kali ini Ia meninggalkan
satu warisan yang sangat berharga yaitu damai sejahtera.
Yesus berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu, Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu” (Yohanes 14:27). Damai adalah suatu keadaan hati yang tidak gelisah, tidak gentar, takut atau kuatir akan keadaaan buruk yang mungkin bakal terjadi. Damai yang diberikan Yesus mengandung hal hal positif, mendalam, bersifat abadi dan menetap.
Suatu kedamaian hati yang berasal dari keyakinan bahwa Tuhan selalu menyertai umatNya; damai yang mengalir karena
relasi dengan Dia. Damai yang dapat mengatasi segala ketakutan, kebimbangan dan kuasa maut sekalipun tidak mampu mengambilnya. Damai yang sejati itu berasal dari Tuhan. Tuhan memberinya secara cuma-cuma kepada manusia, begitu indah dan sangat berbeda dengan tawaran damai dari dunia. Benar sekali bahwa damai sejahtera yang sejati hanya dapat kita miliki di dalam Kristus Yesus.
Usaha terbaik manusia untuk menggapai damai sejahtera tidak
akan pernah sampai pada yang sejati jika bukan di dalam Yesus. Damai
sejahtera adalah hak dan sekaligus tanggungjawab setiap orang yang mengikut
Yesus. “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena
untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah”
(Kolose 3:15).
Tuhan senantiasa menghendaki dan menginginkan kita untuk hidup dalam damai sejahtera. Kita semua membutuhkan damai. Tidak ada seorang pun yang menginginkan konflik, peperangan, perselisihan, dan terus saling menyakiti hati,
atau terus hidup dalam ketegangan dan kemarahan. Hidup yang demikian membuat orang frustrasi, bahkan bisa sampai depresi. Bagaimana dengan realitas hidup manusia sekarang ini?
Bagaimana kehidupan keluarga kita? Bagaimana suasana pekerjaan kita sehari-hari? Bagaimana kita
mengembangkan karier kita, studi kita, hubungan dengan famili dan anggota
keluarga, kehidupan pelayanan kita? Adakah damai sejahtera itu ada di dalam
kehidupan kita? Apa yang kita alami jika dalam kehidupan kita ada damai
sejahtera?
Pertama, damai itu akan mendatangkan sukacita dan kegembiraan. Paulus dan Barnabas tetap bersukacita di dalam Tuhan walau diusir dan dianiaya. Dari dalam hati, pikiran, dan tingkah laku kita akan mengalir dan memancar sukacita dan kegembiraan, yang dapat menular kepada orang lain.
Sukacita yang ada di dalam diri kita memberikan dampak yang luar biasa karena orang-orang yang berada di sekitar kita dapat turut merasakannya. Silakan Anda mencoba bangun pagi besok dengan muka muram, sinis dan menunjukkan kemarahan, maka orang yang kita temui juga akan memberikan respons yang sama.
Berbeda bila setelah bangun pagi, kita menunjukkan sikap yang ramah, wajah penuh senyum, dan pandangan mata yang hangat dan penuh kasih. Pasti orang yang melihat kita akan menyapa dengan senyum dan keramahan.
Kedua, damai memberikan semangat hidup dan semangat kerja yang tinggi. Paulus dan Barnabas tetap bertekun dalam pelayanan mereka. Jika orang-orang di sekitar kita bertampang cemberut, memiliki sorot mata yang penuh curiga, dan tidak
ada rasa saling percaya, maka suasana seperti ini akan membuat kita tidak betah.
Berbeda bila lingkungan kerja kita penuh dengan sukacita, kita akan senang dan rindu untuk bekerja. Paulus mengatakan bahwa Allah itu sumber damai sejahtera. Allah itulah yang menyertai kita!
Missio:
Allah tahu kebutuhan mendasar kita, yakni damai sejahtera. Jalanilah hidup ini bersama Allah dengan damai sejahtera-Nya.
Doa:
Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai bila terjadi kebencian, peperangan dan penindasan… Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Selasa Pekan V Paskah. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus…Amin
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News