Pesan Mesut Ozil terkait Akhlak Kehidupan
Mesut Ozil.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sepak bola sebagai olahraga yang paling populer di dunia telah menjadi platform untuk menampilkan bakat dan menginspirasi jutaan orang. Dalam dunia sepak bola, pemain Muslim telah memainkan peran yang semakin signifikan.
Kehadiran mereka tidak hanya membawa keberagaman, tetapi juga menciptakan inspirasi bagi jutaan penggemar, baik di dalam maupun di luar lapangan. Salah satu pemain sepak bola Muslim yang terkenal yaitu Mesut Ozil.
Mesut Özil lahir pada 15 Oktober 1988, di Gelsenkirchen, Jerman. Dia adalah seorang pemain sepak bola internasional Jerman yang dikenal karena kepiawaiannya dalam mengatur permainan, visi, dan keterampilan teknisnya yang luar biasa.
Özil juga dikenal sebagai seorang Muslim yang taat dan tidak pernah ragu-ragu untuk menunjukkan keyakinannya di berbagai platform.
Özil memulai karir profesionalnya di klub Schalke 04 sebelum akhirnya pindah ke Werder Bremen pada tahun 2008, di mana dia mencuri perhatian dunia sepak bola dengan penampilannya yang cemerlang.
Kesuksesannya di Bremen menarik minat klub-klub besar Eropa, sehingga pada 2010 Özil bergabung dengan klub Spanyol, Real Madrid.
Di luar lapangan, Özil terkenal karena komitmennya pada agama Islam. Dia sering berbagi momen-momen keagamaannya di media sosial, termasuk ibadah puasa selama bulan Ramadhan dan kunjungannya ke Mekah untuk menjalankan ibadah umroh.
Ozil selalu memposting foto sedang berdoa di akun Instagram miliknya. Salah satu postingan fotonya yang diedit ilustrasi dengan background masjid dan menuliskan caption berikut:
“Jangan pernah saling membenci, jangan pernah iri satu sama lain, jangan pernah berpikir buruk tentang satu sama lain, jangan pernah memboikot satu sama lain. Tetaplah bersaudara satu sama lain wahai hamba Allah.”
Lihat halaman berikutnya >>>
Melalui pesan tersebut, Ozil mengingatkan kepada sesama manusia untuk tetap rukun hidup damai meskipun berbeda-beda agama. Dalam Islam juga dianjurkan untuk selalu memahami dan menghargai perbedaan dalam keyakinan agama.
Hal ini penting karena setiap agama memiliki nilai-nilai, tradisi, dan keyakinan yang berbeda. Dengan memiliki sikap saling menghargai, setiap manusia dapat membangun hubungan yang kuat.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al Hujurat untuk saling mengenal satu sama lain meskipun berbeda-beda bangsa dan suku.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13).