Media Asing Soroti Hasil Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024
Tim bulu tangkis putri Indonesia menerima medali saat Upacara Penghargaan Pemenang Piala Uber 2024 di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Minggu (5/5/2024). Tim bulu tangkis putri Indonesia menjadi pemenang kedua setelah kalah dari China dengan skor 0-3. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
KOMPAS.com – Turnamen bulutangkis Thomas dan Uber Cup 2024 telah usai.
China berhasil mengawinkan gelar Thomas dan Uber Cup 2024 setelah mengalahkan tim putra dan putri Indonesia di Hi Tech Zone Sports Centre, Chengdu, China, Minggu (5/5/2024).
Final Uber Cup 2024 digelar lebih dulu, pagi pukul 08.30 WIB. Hasilnya, Indonesia takluk langsung 0-3 melawan China. Sementara di final Thomas Uber Cup 2024, China kembali unggul dengan skor 3-1 atas Indonesia.
Kendati harus berpuas diri di posisi runner-up Thomas dan Uber Cup 2024, capaian Indonesia terbilang gemilang.
Untuk pertama kalinya setelah 16 tahun, tim bulutangkis Indonesia akhirnya membawa pulang piala Uber Cup 2024 sebagai runner-up.
Bagi tim beregu putra, Indonesia tercatat lolos ke final sebanyak tiga kali berturut-turut, yakni pada 2020 (juara), 2022 (runner-up), dan 2024 (runner-up).
Sejak 2016, Indonesia bahkan tidak pernah absen dari final Thomas Cup.
Sorotan Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024
Pencapaian Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024 mendapat sorotan dari banyak pihak.
Sejumlah media luar negeri ikut memberitakan cabang olahraga (cabor) badminton Indonesia. Berikut kata media asing soal badminton Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024:
1. Jonathan Christie jadi harapan
Media Hong Kong, RTHK menyoroti performa tunggal putra Indonesia Jonathan Christie dalam babak final Thomas Cup 2024 saat melawan Li Shifeng pada Minggu (5/5/2024).
Melalui artikel berjudul “China yang tak terhenti mendominasi kejuaraan tim dunia,” disebutkan bahwa Jonathan sempat memberi harapan bagi Indonesia untuk merebut piala Thomas 2024.
Jonathan berhasil mengalahkan peringkat keenam Li Shifeng dengan skor 21-16, 15-21, 21-17 dalam waktu 1 jam 17 menit.
Namun, peluang tersebut pupus ketika tim ganda putra kedua Indonesia Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana kalah melawan He Jiting/Ren Xiangyu dalam waktu 37 menit dengan skor 21-11, 21-15.
2. Indonesia ukir sejarah di Uber Cup 2024
Capaian mengesankan tim beregu putri Indonesia di Uber Cup 2024 adalah lolos ke babak final setelah penantian 16 tahun.
Media India TimesofIndia melalui artikel berjudul “Tiongkok mengalahkan Indonesia untuk merebut gelar ke-16,” menulis, Indonesia telah mengukir sejarah dengan melangkah ke babak final sejak 2008.
“Kami mencapai final setelah 16 tahun. Itu tidak mudah tetapi kami membuktikan kekuatan kami,” kata Gregoria, pemain tunggal putri Indonesia.
Pertandingan final Uber Cup 2008 itu juga mempertemukan tim yang sama, yaitu Indonesia dan China.
Saat itu, tim Indonesia diperkuat oleh Maria Kristin, Adrianti Firdasari, Greysia Polii, Liliyana Natsir, hingga Vita Marissa. Namun, Greysia Polii dkk takluk melawan China dengan skor 0-3.
Pertandingan final Uber 2024 seolah mengulang pertandingan final Uber 2008 dengan tim yang sama dan kemenangan yang sama, China menjadi juara dan Indonesia runner-up.
3. Rekor kemenangan terbanyak
Meski tumbang melawan China, timnas badminton Indonesia masih memegang rekor kemenangan terbanyak di ajang Thomas Cup.
Dilansir dari Badminton Asia, Indonesia memegang rekor kemenangan terbanyak dengan 14 gelar, unggul dari China yang hanya mengoleksi 11 gelar.
Menurut catatan Kompas.com (2/5/2024), Indonesia berhasil meraih gelar Thomas Cup pada tahun 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002, dan 2020.
Bahkan, sejak 2016, Indonesia tidak pernah absen dari final Thomas Cup.