Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman
Bendera Israel. Mengenal Batalion Netzah Yehuda yang disebut akan disanksi Amerika Serikat.
YERUSALEM, KOMPAS.com – Israel berhasil lolos ke final kontes lagu Eurovision dan akan tampil di panggung pada akhir pekan ini.
Pada semifinal kedua Kamis (9/5/2024) di kota terbesar ketiga di Swedia, penonton dari negara-negara pesaing mendukung penyanyi Israel Eden Golan sebagai salah satu dari 10 peserta yang lolos.
Sebelumnya, demonstrasi terjadi di pusat kota Malmo menyaksikan ribuan orang memprotes keputusan meloloskan Israel saat kampanye militernya di Gaza terus berlanjut.
Protes lebih lanjut dan konser alternatif yang disebut oleh penyelenggara sebagai kontes lagu tanpa genosida direncanakan pada Sabtu (11/5/2024).
Eden Golan akan mewakili Israel di Eurovision 2024.
Israel diizinkan berkompetisi tahun ini setelah setuju untuk mengubah lirik lagunya, sebuah balada yang dipahami secara luas sebagai referensi serangan Hamas pada 7 Oktober.
Versi asli lagu “Hurricane” yang diberi judul “October Rain” dilarang European Broadcasting Union (EBU) karena melanggar aturan netralitas politik.
Edisi ke-68 Eurovision sendiri berlangsung tujuh bulan setelah kampanye pemboman Israel di Jalur Gaza, dan hanya beberapa hari setelah Pasukan Pertahanan Israel melancarkan serangan militer besar-besaran di Rafah, kota paling selatan Gaza.
Golan, 20, yang lahir di Israel dari orang tua Rusia, dicemooh penonton saat latihan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kemudian mengeluarkan pernyataan yang memuji penyanyi tersebut karena berhasil menghadapi gelombang antisemitisme sambil berdiri dan mewakili negara Israel dengan hormat.
Sebelumnya, antara 5.000 dan 6.000 pengunjuk rasa berbaris melalui pusat kota Malmo untuk memprotes kampanye militer Israel di Gaza dan keterlibatan negara tersebut dalam acara tersebut, menurut polisi.
Sebuah unjuk rasa untuk mendukung keikutsertaan Israel dalam kontes tersebut, yang diadakan di lingkungan Hasthagen di Malmo, menarik sekitar 120 orang.
Di antara kerumunan pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera Palestina di alun-alun kota
Malmo, tampak aktivis Greta Thunberg.
“Sangat keterlaluan jika Israel diizinkan untuk berpartisipasi”, kata aktivis lingkungan hidup yang mengenakan keffiyeh kotak-kotak hitam-putih di bahunya. “Kita tidak bisa tinggal diam ketika terjadi genosida.”