Jokowi Ikut Salatkan Jenazah Mooryati Soedibyo Sang Pendiri Mustika Ratu
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta – Presiden Joko Widodo ikut melaksanakan salat jenazah untuk Mooryati Soedibyo.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo turut melayat ke rumah duka Mooryati Soedibyo, sang pendiri Mustika Ratu di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).
Jokowi tiba di rumah duka sekitar pukul 11.40 WIB dengan pengawalan yang ketat.
Jokowi tampak mengenakan pakaian kemeja batik lengan panjang yang didominasi warna hitam dan cokelat.
Orang nomor satu di RI ini kemudian masuk ke dalam rumah duka di mana jenazah Mooryati Soedibyo disemayamkan.
Kemudian ikut mensalatkan jenazah.
Seperti diberitakan sebelumnya, Mooryati Soedibyo, pendiri Mustika Ratu meninggal dunia dalam usia 96 tahun.
Mooryati Soedibyo meninggal dunia pada Rabu, 24 April 2024 sekitar pukul 01.00 WIB.
Akan Dimakamkan di Taman Pembibitan Obat Tradisional Mustika Ratu
Kabar duka, salah satu pencetus ide kontes pemilihan Puteri Indonesia yang digelar setiap tahun, Mooryati Soedibyo meninggal dunia.
Adapun Mooryati Soedibyo mengembuskan napas terakhirnya hari ini sekitar pukul 01.00 WIB.
Sat ini jenazah telah disemayamkan di rumah duka Jl.Mangunsarkoro no 69, Jakarta-Pusat, Menteng.
Jenazah akan dimakamkan di Taman Pembibitan Obat Tradisional Mustika Ratu Jl veteran no 3, Tapos Desa Citapen, Ciawi.
Salah satu Diva Indonesia, Kris Dayanti turut berduka atas meninggalnya Mooryati Soedibyo.
Melalui unggahan instagram story-nya, Kris Dayanti menyampaikan kabar duka meninggalnya pendiri brand kecantikan Mustika Ratu itu.
Dalam unggahannya, Kris Dayanti menyertakan foto Mooryati Soedibyo dengan menempelkan stiker bunga dan background bewarna merah muda.
“Innalilahi wainnalilahirojiun, telah berpulang ke pangkuan-Nya” tulis Kris Dayanti dikutip Tribunnews, Rabu (24/4/2024).
Cucu Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta
Mooryati Soedibyo adalah wanita Jawa berdarah ningrat.
Ia adalah Cucu Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta.
Ia terkenal dengan segala hal yang berkaitan dengan kecantikan, jamu tradisional, dan lingkungan keraton.
Sejak usia 3 tahun ia tinggal di Keraton Surakarta yang dikenal sebagai sumber kebudayaan Jawa.
Di keraton itu, ia mendapat pendidikan secara tradisional yang menekankan pada tata krama, seni tari klasik, kerawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono.
Kemudian mengenal tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu, dan kosmetika tradisional dari bahan alami, bahasa sastra Jawa, tembang dengan langgam mocopat, aksara Jawa Kuno, dan bidang seni lainnya.
Tahun 1973, hobi minum jamu Soedibyo yang dilakukan sejak masih belia, akhirnya dikembangkannya sebagai usaha.
Ramuan jamu resep Keraton Surakarta yang semula diberikan kepada teman-temannya, akhirnya berubah menjadi bisnis berlabel Mustika Ratu.
Produknya mulai diekspor ke kurang lebih 20 negara, diantaranya Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, Malaysia dan Brunei.
Produknya juga berkembang menjadi 800 buah produk, mulai dari balita, umum, super, dan premium.
Diawali dengan produk untuk orangtua sampai dengan remaja puterinya.
Tentang ide menggelar kontes kecantikan berawal saat menyaksikan acara Miss Universe di Bangkok pada bulan Mei 1992.
Tahun 1992 ia meluncurkan ajang Puteri Indonesia, yang dikembangkannya setelah ia sering berkunjung ke luar negeri untuk mengadakan seminar, pameran mau pun sendiri mulai ingin membuat ajang Puteri Indonesia.
Dari sini timbul keinginannya untuk membuat wanita Indonesia percaya diri tampil di dunia internasional.
Hal ini sebelumnya telah dipelopori oleh Andi Nurhayati yang semenjak tahun 70-an hingga 80-an awal menjadi pemegang franchise pengiriman Miss-miss-an kelas internasional, begitu pula nama majalah Femina yang sudah bertahun-tahun sebelumnya menyelenggarakan pemilihan
Putri Remaja Indonesia, yang menghasilkan gadis-gadis paling enerjik, cerdas dan modern se Indonesia. Kini Soedibyo, berupaya menggabungkan kesemua itu dalam ajang Pemilihan Puteri Indonesia (PPI/PI).
Lalu ia mengeluarkan ide tersebut ke Badan Pengembangan Ekspor Nasional, dan disetujui. Soedibyo akhirnya membentuk Yayasan Puteri Indonesia dan menjadi Ketua Umum.
(Tribunlampung.co.id/Grid.id)