Inggris kembali pekerjakan pemetik buah musiman asal Indonesia – ‘Saya tidak punya pekerjaan lagi di sini’

inggris kembali pekerjakan pemetik buah musiman asal indonesia – ‘saya tidak punya pekerjaan lagi di sini’

Seorang pekerja tengah memetik raspberries di perkebunan yang berlokasi di dekat Swanley, Inggris, pada Juli 2023.

Setelah sempat dihentikan, Inggris kembali mempekerjakan pekerja musiman asal Indonesia pada 2024. Apa mitigasi yang dilakukan agar insiden pekerja Indonesia kabur pada saat penempatan pada 2022 silam tak terulang kembali?

Rombongan pertama dari total 500 pekerja migran Indonesia (PMI) yang dikirim ke Inggris untuk bekerja di sektor perkebunan melalui skema pekerja musiman (seasonal worker scheme) pada musim petik 2024 berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta pada Selasa (07/05).

Keberangkatan 20 tenaga kerja Indonesia itu merupakan yang pertama sejak Inggris memutuskan tidak mempekerjakan tenaga kerja dari Indonesia pada 2023 lantaran banyak PMI memutuskan kabur. Mereka tidak pulang ke Indonesia meskipun masa berlaku visa sudah berakhir.

Keputusan menjadi imigran gelap tersebut diberitakan mendalam oleh BBC News Indonesia dalam tulisan bertajuk WNI mantan pemetik buah menjadi imigran gelap dan pencari suaka di Inggris – ‘Ini jalan pintas paling mudah’ serta Bekerja di perkebunan Inggris: Ribuan WNI pupus harapan berangkat tahun 2023.

Di antara PMI yang diberangkatkan dalam kloter pertama tahun 2024 ini terdapat Raka Kristiyadi, pria berusia 26 tahun asal Depok, Jawa Barat.

Dia adalah sarjana agribisnis yang pernah bekerja di sektor keuangan dan sempat pula menjadi moderator konten TikTok.

Bagi Raka, skema kerja musiman di perkebunan Inggris menawarkan peluang lebih baik dibanding karier sebelumnya.

“[Faktor] uang memang sudah tidak dipungkiri lagi karena gajinya dalam mata uang poundsterling dan setelah saya hitung-hitung, Alhamdulillah. Cukuplah, Insyaallah,” ungkap Raka dalam percakapan jarak jauh dengan wartawan Rohmatin Bonasir yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, pada Kamis (18/04).

Faktor lainnya, lanjut Raka, dia berharap bekerja di perkebunan Inggris akan menjadi pengalaman terbaik sesuai dengan bidang studinya.

“Saya mau belajar banyak di Inggris. Pertanian terbaik di dunia adalah Belanda, Australia dan Inggris.”

“Saya dapat kerja di Inggris. Saya ingin belajar,” katanya seraya menambahkan pengalaman kerja di Inggris dapat digunakan untuk mengembangkan pertanian di Indonesia.

Berbeda dengan Raka, Pinkan Lydia Christien telah mengikuti skema pekerja musiman pada 2022 silam.

Pinkan, bersama ribuan PMI lainnya, direkrut untuk diberangkatkan ke Inggris pertama kali pada 2022 silam. Setelah bekerja di perkebunan Inggris selama enam bulan pada 2022, Pinkan pulang ke Indonesia.

Sesuai kontrak, dia semestinya kembali ke Inggris untuk musim petik tahun berikutnya. Akan tetapi dia gagal berangkat lantaran penempatan PMI ke Inggris tahun 2023 tidak terlaksana.

Tapi tahun ini, setelah Inggris membuka kembali perekrutan pekerja musiman dari Indonesia, Pinkan kembali mengikuti proses rekrutmen.

“Karena saya sudah resign (mengundurkan diri) dari pekerjaan saya sebagai sebagai guru TK pada waktu daftar gelombang pertama dan saya tidak punya pekerjaan lagi di sini,” terangnya.

Menurutnya, berbeda dengan perekrutan yang dia lakoni sebelumnya, perekrutan kali ini lebih selektif.

Kali ini, dia harus melalui proses skrining – serangkaian tes dan pemeriksaan – terkait penguasaan bahasa Inggris, pengetahuan tentang pertanian, dan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya nanti.

“Kalau yang perdana tidak ada yang begitu. Langsung daftar, mengajukan permohonan visa dan selanjutnya jika semua dokumen dinyatakan lolos dan dapat visa maka berangkat,” kata Pinkan.

Proses rekrutmen yang etis

Pada 2024, Raka, Pinkan dan teman-teman mereka diberangkatkan oleh PT Mardel Anugerah Internasional, Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang berkantor di Jakarta

Ini adalah kali pertama PT Mardel mengirim PMI ke Inggris dan penempatan tersebut terwujud berkat kerja sama dengan AGRI-HR, salah salah satu perusahaan Inggris yang ditetapkan Kementerian Dalam Negeri negara itu sebagai operator untuk mendatangkan pekerja musiman sektor perkebunan tahun 2024.

Direktur Utama PT Mardel, Delif Subeki, mengatakan keterlibatan perusahaannya dalam pengiriman pekerja musiman Indonesia ke Inggris tidak melihat sisi bisnis semata, melainkan menempatkannya sebagai peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

“Faktor ini sesungguhnya salah satu yang menjadi pemicu dan mendorong kami untuk dapat mengirim pekerja migran Indonesia SWS UK (skema pekerja musiman Inggris),” jelasnya.

Bagaimanapun, kasus sekitar 250 WNI yang memutuskan tidak pulang sesudah masa berlaku visa enam bulan berakhir menjadi kekhawatiran di Inggris.

Izin AG Recruitment sebagai operator pekerja musiman dari Indonesia pada 2022 bahkan sampai dicabut pemerintah Inggris. Perusahaan itu bekerja sama dengan PT Al Zubara di Indonesia.

Pencabutan izin dilakukan menyusul laporan-laporan bahwa banyak tenaga kerja yang didatangkan dari Indonesia kabur, padahal tenaga kerja musiman diharuskan pulang sesudah masa berlaku visa habis.

Ditambah lagi, para pekerja telah mengeluarkan biaya besar dalam proses rekrutmen dan pemberangkatan dari Indonesia. Bahkan, sebagian dari mereka terjerat utang.

Dalam pengiriman perdana dari Indonesia pada 2022, terdapat 1.422 tenaga kerja. Mereka dikirim oleh PT Al Zubara Manpower Indonesia (PT AMI) yang bekerja sama dengan AG Recruitment.

“Terkait tingginya persentase yang kabur pada penempatan yang lalu oleh perusahaan lain, hal tersebut sudah kami pelajari penyebabnya dan kami sudah memiliki mitigasi untuk masalah tersebut,” kata Delif Subeki, Direktur Utama PT Mardel.

Penyebab PMI kabur, antara lain karena mereka menanggung utang untuk membiayai keberangkatan ke Inggris.

Dalam proses perekrutan, mereka tidak mendaftar langsung ke PT Al Zubara, melainkan melalui agen dan calo. Para perantara tersebut memungut biaya besar untuk memastikan PMI diberangkatkan ke Inggris. Ketika itu, pengiriman ke Inggris belum mempunyai acuan biaya penempatan yang dijadikan patokan.

Walau sudah mengeluarkan biaya besar, tidak semua tenaga kerja beruntung bisa bekerja selama enam bulan penuh sesuai kontrak.

Mereka yang diberangkatkan menjelang akhir musim panen tidak bisa mendapatkan penghasilan maksimal sebab buah yang dipetik semakin sedikit sehingga potensi pendapatan pemetik berkurang.

inggris kembali pekerjakan pemetik buah musiman asal indonesia – ‘saya tidak punya pekerjaan lagi di sini’

Pemetik buah sedang rehat dari aktivitas memetik raspberry di perkebunan buah dan sayuran dekat Maidstone, Inggris, pada 29 Juni 2022.

Mitigasi ditempuh, kata Delif, melalui apa yang dikenal sebagai ethical recruitment.

Calon mendaftarkan diri secara online, langsung tanpa melewati calo atau agen. Mereka lantas menjalani beberapa tahap penyaringan, termasuk wawancara tatap muka serta tes buta warna dan ketangkasan.

Masih menurut Delif, PT Mardel “tidak akan membebankan biaya agency fee (biaya perusahaan) kepada pekerja migran Indonesia.”

Calon PMI juga harus mampu menanggung seluruh biaya penempatan di antaranya membayar visa, pemeriksaan kesehatan, asuransi BPJS, tiket pesawat pergi pulang. Semua pengeluaran itu harus dibayarkan dari rekening masing-masing calon PMI.

Berdasarkan keputusan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), acuan biaya penempatan PMI di Inggris kurang dari Rp40 juta. Ini jauh lebih rendah dibanding biaya yang dikeluarkan para PMI dalam pengiriman pada 2022.

“Untuk penempatan pertama, saya sendiri mengeluarkan biaya sampai Rp55 juta. Itu di luar biaya lain-lain yang kecil-kecil. Kalau sekarang hanya Rp33 juta,” tutur Pinkan yang tinggal di Jakarta.

inggris kembali pekerjakan pemetik buah musiman asal indonesia – ‘saya tidak punya pekerjaan lagi di sini’

Seorang pekerja memetik buah cherry di perkebunan yang terletak di dekat Sittingbourne, Inggris, pada 29 Juni 2022.

Untuk musim petik kali ini, PT Mardel mendapat pemesanan 500 tenaga kerja.

Sempat menyatakan tidak berminat merekrut dari Indonesia di tengah kisruh WNI kabur, AGRI-HR kini berubah pikiran. Ada empat alasan di balik perubahan itu.

Operator pekerja musiman itu ingin memperluas wilayah perekrutan.

“Indonesia sangat menarik karena animo terhadap skema ini besar. Kedua, mitra kami PT Mardel Internasional memenuhi standar bisnis kami.

“Ketiga, perkebunan yang mempekerjakan orang-orang dari Indonesia sebelumnya menyukai mereka dan menghendaki mereka untuk kembali,” jelas direktur AGRI-HR, Jan-Willem Naerebout, kepada Rohmatin Bonasir yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Adapun faktor terakhir, tambahnya, peran KBRI London yang “sangat membantu dalam menyusun jalur perekrutan etis ini”.

Bagaimana nasib pekerja yang kabur pada 2022?

Dalam penempatan perdana pada 2022, sekitar 250 PMI kabur. Beberapa di antara mereka sudah pulang ke Indonesia, baik atas keinginan sendiri maupun karena dideportasi. Namun mayoritas masih tetap tinggal di Inggris.

Agar bisa tinggal secara resmi, sebagian dari mereka mengajukan suaka dengan membayar pengacara atau biro jasa. Mereka mengajukan suaka sebagai cara bisa tinggal dan bekerja di Inggris.

Dalihnya beragam; terjerat utang untuk biaya pemberangkatan, mengaku sebagai gay atau lesbian.

Karena status suaka lazimnya diberikan kepada orang-orang yang keselamatannya tidak bisa dijamin di negara asal – misalnya lantaran perang dan persekusi, maka pengajuan suaka sebagian besar WNI mantan pemetik buah telah ditolak.

Indonesia masuk kategori negara aman. Mereka tetap mempunyai opsi untuk mengajukan banding.

“Dari awal memang alasan saya tetap tinggal di sini adalah untuk mencari penghidupan lebih baik,” ungkap Ana (nama samaran) salah satu mantan pekerja perkebunan yang mengajukan suaka.

“Kalau utang untuk biaya penempatan sudah lunas. Sekarang saya mencari penghidupan untuk ke depan.”

Ana sudah menyetor £2.000 (sekitar Rp40 juta berdasarkan kurs sekarang) kepada pengacara untuk mengurus permohonan suakanya. Permohonan Ana ditolak. Kini dia mengajukan banding.

Banyak pula yang membayar sekitar £3.000-4.000 (Rp60 juta-Rp80 juta) untuk jasa pengacara atau agen. Adapun pengajuan suaka ke pemerintah Inggris sebenarnya tidak dikenakan biaya.

Di luar mereka yang mengajukan suaka, ada pula yang memberanikan diri bertahan tanpa dokumen. Bekerja serabutan, mereka mencari nafkah tanpa kontrak dan sering kali mengalami risiko eksploitasi.

“Semua utang sudah lunas, rumah sudah jadi. Sekarang saya mencari tambahan modal untuk usaha di Indonesia,” kata seorang mantan pemetik buah yang meminta BBC untuk tidak mengungkap identitasnya dengan alasan keamanan.

Dia bekerja sebagai tukang bangunan di ibu kota Inggris, London.

Adapun mereka yang bekerja di restoran-restoran terutama di kawasan Chinatown baru-baru ini diberhentikan. Langkah itu dilakukan karena pihak imigrasi Inggris sedang menggalakkan razia terhadap imigran gelap.

Ana dan pekerja lain yang memutuskan untuk kabur mengaku tidak menyesali keputusan untuk melanggar masa berlaku visa mereka, meskipun tindakan mereka turut menjadi penyumbang kegagalan pemberangkatan PMI untuk mengisi sektor perkebunan di Inggris pada 2023.

Direktur AGRI-HR, Jan-Willem Naerebout, meyakini kejadian tersebut tidak akan terulang. Pasalnya, perekrutan yang dilakukan perusahaannya bersama PT Mardel amat berbeda.

Kemudian, calon pekerja membayar sendiri semua biaya seperti visa, surat keterangan kelakuan baik, pemeriksaan kesehatan dan tiket penerbangan. Mereka tidak dibebani biaya apa pun untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.

“Pekerja dapat menutup pengeluaran-pengeluaran tersebut dalam waktu singkat jadi ini jauh lebih menarik bekerja selama enam bulan, pulang dan kembali tahun depan.

“Lebih dari 50% pekerja yang kami minta adalah mereka yang sudah pernah bekerja di sini. Ini pilihan yang jauh lebih menarik dibanding bekerja secara ilegal dan melewati batas izin tinggal,” jelasnya.

Di Inggris, PMI bekerja selama enam bulan pada 2024 dengan gaji sesuai standar upah minimum setempat, yakni £11.44 (sekitar Rp225.000) per jam. Gaji tersebut belum dipotong pajak pendapatan sebesar 20%, biaya akomodasi, makan, transportasi dan pengeluaran-pengeluaran pribadi lainnya.

Pada 2024, pemerintah Inggris menetapkan kuota 47.000 pekerja musiman dari luar negeri. Dari jumlah itu, sektor perkebunan mendapat jatah 45.000 dan sisanya untuk sektor peternakan.

Selain Indonesia, pekerja musiman didatangkan dari sejumlah negara antara lain Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan dan Bulgaria.

inggris kembali pekerjakan pemetik buah musiman asal indonesia – ‘saya tidak punya pekerjaan lagi di sini’

Pada 2024, pemerintah Inggris menetapkan kuota 47.000 pekerja musiman dari luar negeri. Dari jumlah itu, sektor perkebunan mendapat jatah 45.000 dan sisanya untuk sektor peternakan.

Ketentuannya sama, mereka bekerja di Inggris maksimal enam bulan dan pulang ke negara asal. Tahun berikutnya bisa kembali bekerja, juga maksimal selama enam bulan.

Visa pekerja musiman ini tidak dapat diubah menjadi izin kerja di luar sektor perkebunan.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Inggris yang antara lain membawahi urusan keimigrasian, jika pemegang visa pekerja musiman berganti pekerjaan, maka visanya tidak berlaku dengan sendirinya.

Pekerja asing telah lama menjadi tulang punggung perkebunan di Inggris, mulai dari merawat, memanen buah dan sayur hingga mengepak. Adapun jenis buah yang dipanen meliputi apel, pir, stroberi, frambusia dan lainnya.

Musim petik biasanya berlangsung mulai April atau Mei. Kebutuhan akan pekerja musiman bertambah besar sesudah Inggris menarik diri dari keanggotaan Uni Eropa atau Brexit pada 2020.

Sebelum itu, para pekerja datang dari negara-negara Eropa timur tanpa perlu visa kerja. Persoalan bertambah rumit kala pecah perang Ukraina sehingga banyak warga negara itu tidak bisa mengisi pekerjaan di sektor perkebunan dan peternakan Inggris.

Reportase oleh wartawan di Inggris, Rohmatin Bonasir.

OTHER NEWS

7 minutes ago

Abdul Ebrahim: Mistakes happen, but nothing wrong with SA referees

7 minutes ago

Shares of Cartier owner Richemont climb 6% on record full-year sales, new CEO

9 minutes ago

Insurer warns owners of ‘Saltburn effect’ from using stately homes for filming

9 minutes ago

Liverpool expected to sign a replacement for Salah

9 minutes ago

PGA Championship: Sizzling Schauffele sets the pace with record-equalling opening round

9 minutes ago

Watch live: Jeremy Hunt promises tax cuts if Tories win general election

9 minutes ago

Fifa seek legal advice over Palestine proposal to suspend Israel

9 minutes ago

The key data as Jurgen Klopp leaves Liverpool with impressive statistical record

9 minutes ago

Scrap VAR for all subjective decisions – Harry Maguire

9 minutes ago

He is an icon – Virgil van Dijk leads tributes to departing boss Jurgen Klopp

10 minutes ago

The Latest | U.S.-built pier begins carrying aid to Gaza

10 minutes ago

Postnatal retreat offers new moms 24/7 help — but it doesn’t come cheap

11 minutes ago

SRH vs GT IPL 2024 Weather Prediction: Will Thunderstrom Deny Sunrisers Hyderabad a Top-two Finish?

11 minutes ago

Health Matters: U.S. military finishes installing floating pier to assist aid delivery in Gaza

12 minutes ago

Jimmy Dunne resigns from PGA Tour board

12 minutes ago

Twitter Is Rejoicing Over the First Full-Length Trailer for “Wicked”

12 minutes ago

Movie review: 'IF' disappoints ironically with lackluster story

12 minutes ago

‘Whole population of Canberra’ in Sydney and Melbourne with record migration numbers

12 minutes ago

Orioles full of long-term promise as Blue Jays struggle to fulfil their window

12 minutes ago

Me And My Car: Businessman musician is a die-hard VW Golf GTI fan

14 minutes ago

Queen Maxima's rainbow wardrobe is 'a statement of confidence and strength,' says expert stylist - as we explore the monarch's fearless fashion sense on her birthday

14 minutes ago

Rowville, Melbourne abduction: Mother opens up about terrifying moment she and her baby were abducted

14 minutes ago

Elon Musk's Neuralink KNEW its brain implant was likely to malfunction in its first human patient - but went ahead with the surgery anyway, shocking report claims

15 minutes ago

Souths hope to turn season around in Wighton's 250th

15 minutes ago

St. Louis police officer lights cigar while straddling suspect during arrest at nightclub, sparking probe

15 minutes ago

‘I am getting a few breaks’ – Shane Lowry proud to hang tough on low-scoring 69 opening day at Valhalla

15 minutes ago

Fire management in Victoria amounts to de facto native logging industry, conservationists say

15 minutes ago

Ukraine's Drones Attack Russia's Only Black Sea Oil Refinery

15 minutes ago

Anti-obesity jab ‘cuts risk of heart attack or stroke regardless of weight lost’

16 minutes ago

Humanoid AI robot delivers bizarre university graduation speech

16 minutes ago

Jennifer Aniston’s latest hair product was inspired by her time on 'Friends'

16 minutes ago

Fuel efficiency standards secured in Labor-Greens deal

16 minutes ago

Sunny spells and scattered showers in store this weekend as temperatures to hit 22 degrees

16 minutes ago

‘At 47, I’ve trimmed off a dress size with these clever styling tricks’

16 minutes ago

A pair of late 3-putts sent Tiger Woods to a sluggish 1-over start at the PGA Championship

16 minutes ago

Met Office Friday Morning Weather Forecast 17/05/2024

16 minutes ago

REPORT: Friedman Says Sharks Considering Jeff Blashill As Head Coach; Marek Theorizes Marco Sturm To San Jose

17 minutes ago

Rangers rally to eliminate Hurricanes, advance to Eastern Conference Final

17 minutes ago

Biden's 9% inflation claim needs to stop: Kevin Hassett

17 minutes ago

She flew a record-breaking US flight, but it was kept secret for years