Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang
Orang-orang mengamati jalanan yang terendam banjir di pusat sejarah Porto Alegre, negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil pada Jumat (3/5/2024). Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada Kamis (2/5/20234) mengunjungi bagian selatan negara itu di mana banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat telah menewaskan 29 orang, dan jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.
RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com – Hujan lebat yang melanda negara bagian paling selatan Brasil, Rio Grande do Sul, telah menewaskan 39 orang.
Sayangnya, jumlah korban tewas tersebut masih dapat bertambah karena puluhan orang belum ditemukan.
Otoritas Pertahanan Sipil Rio Grande do Sul pada Jumat (3/5/2024) mengumumkan, sebanyak 68 orang masih hilang dan sedikitnya 24.000 orang mengungsi ketika badai memengaruhi lebih dari setengah dari 497 kota di negara bagian yang berbatasan dengan Uruguay dan Argentina itu.
“Angka-angka ini masih dapat berubah secara material dalam beberapa hari ke depan saat kami mendapatkan akses ke lebih banyak wilayah,” ujar Gubernur Rio Grande do Sul, Eduardo Leite, kepada para wartawan.
Di beberapa kota, jalanan berubah menjadi sungai.
Banjir pun menyebabkan sejumlah jalan dan jembatan hancur.
Badai juga memicu tanah longsor dan runtuhnya sebagian struktur bendungan di sebuah pembangkit listrik tenaga air.
Bendungan kedua di kota Bento Goncalves bahkan telah diperingatkan memiliki risiko jebol setelah hujan lebat.
Pihak berwenang Brasil sudah memerintahkan orang-orang yang tinggal di dekatnya untuk mengungsi.
Sebagaimana dilansir Reuters, di Porto Alegre, ibu kota Rio Grande do Sul, sungai Guaiba jebol, dan jalan-jalan yang banjir menutup akses ke pusat kota yang bersejarah.
Negara bagian ini berada di titik pertemuan geografis antara atmosfer tropis dan kutub, yang telah menciptakan pola cuaca dengan periode hujan lebat dan periode kekeringan.
Para ilmuwan setempat percaya bahwa pola ini semakin meningkat akibat perubahan iklim.
Hujan lebat telah melanda Rio Grande do Sul pada September lalu, saat topan ekstratropis menyebabkan banjir yang menewaskan lebih dari 50 orang.
Hal ini terjadi setelah lebih dari dua tahun kekeringan yang berkepanjangan akibat fenomena La Nina, dengan hujan yang jarang turun.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva sendiri telah melakukan perjalanan ke negara bagian tersebut pada Kamis untuk mengunjungi lokasi-lokasi yang terkena dampak dan mendiskusikan upaya-upaya penyelamatan dengan gubernur.
Kembali ke Brasilia, Lula bersumpah pada Jumat bahwa pemerintahnya akan mendukung upaya penyelamatan dan rekonstruksi lokal.