Fresly Nikijuluw Menangkan Hati Warga Atambua
Catatan Wartawan POS-KUPANG.COM, Paul Burin
SAYA mencermati dengan saksama penampilan Fresly Nikijuluw, satu di antara artis papan atas Indonesia asal Kota Ambon, Maluku, ketika tampil di Lapangan Umum Atambua, Senin, 29 April 2024 malam.
Di Simpang Lima Atambua, itu puluhan ribu orang berjejal. Tanah lapang itu nyaris tak ada space. Menurut kabar dari warga setempat, konser ini teramai dalam sejarah kehadiran para artis di sana. Benar-benar dipadati oleh warga di kota perbatasan Indonesia dan negara Timor Leste ini.
Malam itu kabut tebal yang memayungi Gunung Lakaan dan Gunung Mandeu, dua gunung yang mengapit Kota Atambua tak mampu menumpahkan butiran-butiran air hujan. Perlahan angin membiaskannya, entah ke mana.
Harian Pagi Pos Kupang – Kelompok Tribun Network – menurunkan tulisan headline pada, Selasa, 30 April 2024 bertitel, Fresly Mampu Menghipnotis Warga Atambua. Begitu pula berita-berita “mengalir” (online) baik dari portal Pos-Kupang.com maupun media online lainnya marak dengan berita preview, kedatangan, pentas hingga satu dua hari berikutnya.
Fresly hadir untuk melakukan konser usai Launching Pilkada Kabupaten Belu. Sepaket. Launching dan konser. Diawali oleh band Hanunu Hamutuk yang tak kalah meriahnya. Sebuah grup band asal kota itu yang gregetnya luar biasa. Sejak petang hari terlihat warga mulai berdatangan hingga pembukaan acara oleh Bupati Belu, Taolin Agustinus pada pukul 19.00 Wita.
Bagi saya, di tengah naiknya pamor musisi Fresly dengan karya-karya yang ngetop seperti Tamang Pung Kisah dan Mantan, ini KPU Belu sungguh merespon dengan menghadirkan atau mendatangkan warga kabupaten itu. KPU melakukan sosialisasi dengan begitu masif melalui media sosial serta flayer yang dipasang di sejumlah titik di kota itu.
Tak sedikit pula warga yang berdatangan dari kabupaten tetangga, seperti Kupang, Malaka, Timor Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah Utara (TTU) bahkan dari negara Timor Leste. Mereka memang ngefans berat dan ingin menyaksikan pentas panggung lelaki kelahiran Pulau Saparua, Ambon, 30 Juli 1997 ini.
Secara tak sengaja atau memang dengan sengaja KPU telah “menjaring” warga untuk mengikuti tahapan-tahapan Pilkada di daerah itu. Terlepas mereka hadir untuk menyaksikan penampilan penyanyi asal Kota Musik (City of Music) Ambon itu.
Unesco, lembaga PBB yang menangani bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan itu menyematkan Ambon sebagai Kota Musik tahun 2019. Penyematan itu semata atas argumen yang sangat logis, yakni Ambon sebagai Kota Kreatif pada kriteria musik dunia. Karya-karya anak negeri itu sungguh luar biasa hingga menggapai dunia mancanegara. Sesuatu yang sungguh positif.
KPU Belu sungguh menyelami betapa daya pikat artis Fresly dapat menyatukan dan tak terelakan ketika disandingkan dengan sebuah hajatan politik. Sebuah literasi politik yang baik. Dalam keyakinan saya literasi seperti ini akan terus berjalan dengan baik ke depan.
KPU di bawah kendali Ketua Yohanes Seven A Palla meng-entertain warga sembari menyampaikan pesan-pesan atau informasi terkait Pilkada setempat.
KPU Belu menyadari pula bahwa memaketkan launching dan konser itu sebagai upaya untuk mentransformasi sebuah hajatan penting untuk lima tahun ke depan. Generasi muda yang mungkin saja jauh dari panggang api politik ditarik masuk melalui pintu konser ini. Musik memang sungguh mencairkan sebuah “kebekuan.”
Saya mencatat pula lima orang komisioner KPU Belu, yakni Yohanes Seven A Palla (ketua), Yoni Arianto Neolaka, Maria Gizela Lumis, Gregorius Mali Mau dan Herlince Emiliana Asa serta Sekretaris KPU, Simon Arfaksad Lau dan seluruh perangkatnya terus berusaha menyukseskannya. Ada sejumlah dinamika yang mampu mereka atasi bersama Tribun EO (Event Organizer).
Dalam evaluasi kecil saat tim Tribun EO mendatangi Kantor KPU Belu usai pentas, terbetik sejumlah catatan kecil untuk sebuah perbaikan. Ada kekurangan, tetapi ada pula kelebihan-kelebihan. Catatan-catatan dari Ketua KPU Belu, Yohanes A Palla dan komisioner lain itu sungguh bermakna bagi tim Tribun EO.
Memantik Daya Tarik
Mengapa orang begitu “gila” pada Fresly hingga usai konser pun masih menyerbu Hotel Matahari, tempat ia dan tim musik menginap? Bagi saya, Fresly yang masih muda belia dan tercatat berusia 26 tahun itu sungguh memantik daya Tarik.
Ia memikat dan menjadi jawara di Atambua malam itu. Ia punya ciri khas vokal dengan karya-karya yang menyentuh hati siapa saja. Dan, hal utama lain adalah ia mampu membangun kedekatan (proximity) melalui karya dan pentas panggung itu.
Vokalnya lembut bestari. Saat live, vokalnya seindah suara rekaman. Fresly memenangkan hati para penikmat. Siapa saja akan jatuh hati kala mendengar karya-karyanya.
Dari sono-nya memang orang Maluku punya spesialis khusus di bidang musik. Siapa yang tak kenal lagu Goyang Tabelo-nya Jopie Lattu? Atau Deviano Latuihamallo yang populer dengan nama Glen Fredly?
Pun Doddy Latuharhary, Mitha Talahatu sang Ratu Galau itu, Regina Ivanova Polapa, Gamaliel Tapihere, Monica Tahalea, Igo Pentury dan masih banyak lagi artis dari negeri rempah-rempah itu.
Jauh hari sebelumnya nama-nama seperti Bob Tutupoly, Lex Trio, Ade Manuhutu, Helas Grup dan Broery Pesolima, juga nama yang patut kita sebut adalah Frangky-Jane Sahilatua, meski lahir dan besar di Surabaya, Jawa Timur, mengalir dengan deras darah Ambon Manise ini. Masih banyak artis yang dibentuk dan terlahir dari rahim daerah ini.
Frangky dalam sebuah otokritiknya mengatakan bahwa lagu-lagu Ambon masih berkutat pada tema kampung halaman semata. Kritik ini syah-syah saja. Tapi, bukankah lagu-lagu ini mencerminkan ikatan batin yang kuat dari para artis itu dengan daerah asalnya?
Saya hanya ingin mengatakan bahwa lagu-lagu yang dinyanyikan Fresly, seperti Beta Salah Apa, Mantan, Tamang Pung Kisah, Sebelum Pergi, Ada Sayang-sayangnya (lagu terakhir merupakan hits terbarunya) merupakan karya luar biasa dan menggetarkan relung-relung jiwa.
Lagu Ada Sayang-sayangnya dan beberapa lagu lain sempat membuat airmata penonton jatuh di lapangan itu. Di barisan depan konser itu sejumlah perempuan muda menitikkan air mata. Mereka memang larut, terbawa dalam arus rasa terdalam. Kekuatan kata (syair) dan teknik Fresly membawakan itulah yang dapat “mengetuk” dan meluluhkan hati warga Atambua. Ya, bahasa cinta memang universal, dialami setiap insan manusia.
Juru Bicara KPU Belu, Herlince Emiliana Asa, mengatakan, satu dua alasan mengapa lagu-lagu Fresly dikenal luas karena pada semua bus maupun rental mobil yang menuju Kupang dan sebaliknya, berjarak 300 kilometer itu sering memutar lagu-lagu ini. Karena itu, katanya, warga Belu menjadi familiar dan akhirnya mencintai lagu-lagu Fresly.
Selain itu, Herlince mengatakan, Fresly selalu meng-update lagu-lagu terbarunya pada kanal Youtube yang saat ini mendekati 500 ribu subscriber itu. Kekuatan dunia digital juga menjadi penentu ketenaran Fresly hingga ke pelosok negeri.
Saat ini untuk menjadi terkenal tak harus ke Jakarta seperti tempo dulu. Dengan kekuatan digital yang luar biasa dan tak terbendung, siapa saja boleh menjadi populer asal memanfaatkan dan mengikuti pakem-pakem media sosial dengan baik. Lihatlah Fresly yang kini menjadi pesohor membangun karier dari Kota Ambon. Sekali lagi bukan dari Jakarta atau kota-kota besar lain di Pulau Jawa.
Manajer Tribun EO, Mas Bimo yang tekun, sejuk dan ulet itu mengatakan, hadirnya Fresly sungguh memberi warna baru dalam blantika musik Indonesia.
“Saya ucapkan terima kasih kepada KPU Belu, Polres Belu, Pemda dan semua pihak yang telah berperan menyukseskan acara ini, termasuk para fans berat Fresly,” kata lelaki asal Bandung, Jawa Barat yang tumbuh dan besar di Pulau Dewata Bali ini.
Begitu pula Kristanto Bisinlisin yang sehari-sehari sebagai koordinator iklan Harian Pagi Pos Kupang mengatakan telah “jatuh cinta” atas hadirnya Fresly dan megakaryanya itu. Hari-hari ini Tanto, demikian panggilan akrab Kristanto, tak pernah lepas memutar lagu-lagu Fresly di mobil maupun di rumah.
Terima kasih Fresly. Terima kasih KPU Belu dan terima kasih kepada Tribun EO serta semua pihak yang telah mengambil bagian dalam perhelatan akbar ini. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS