Demi Lindungi Mahasiswi Ibadah Minggu,Farhan Pemuda Muslim Rela Dikeroyok Massa,RT Provokatornya
SURYA.CO.ID – Seorang pemuda muslim bernama Farhan Rizky Romadon melakukan aksi heroik hingga mendapat banyak pujian.
Bagaimana tidak, ia rela kepalanya terluka demi melindungi mahasiswi Katolik yang dikeroyok saat beribadah di sebuah kontrakan kawasan Tangerang Selatan, Banten, Minggu (5/5/2024) malam.
Tiba-tiba mahasiswi tersebut didatangi massa, lalu dikeroyok.
Farhan yang melintas lantas menyelamatkan mahasiswi tersebut.
Akibat kejadian ini, Farhan mengalami luka di bagian kepala.
Aksi heroik Farhan ini juga disampaikan pengacara mahasiswi Unpam, Firdaus Oiwobo.
Firdaus Oiwobo juga sudah melaporkan tindakan tersebut ke pihak Polres Tangerang Selatan.
Di keterangan di media sosial, Firdaus Oiwobo memuji sikap Farhan Rizky Romadon yang rela menjadikan tubuhnya pelindung bagi mahasiswi Unpam yang nyaris diamuk massa.
Farhan Rizky Romadon sendiri sampai harus terluka di bagian kepala, seperti terlihat dari foto yang diunggah tersebut.
“Pemuda asal Jonggol yang beragama islam ini rela tubuhnya terkoyak demi menyelamatkan Mahasiswi Unpam yang di intimidasi oleh oknum RT di Viktor Pamulang Tangsel saat beribadah doa rosario katolik,” tulis Firdaus Oiwobo, seperti melansir Tribun Sumsel.
Alhasil aksi dari Farhan Rizky Romadon itu pun langsung mendapatkan pujian dari netizen.
@sebutajabudi: Mahkotamu dalam perjalanan king
@simon.germanykus.sirait: PEMUDA JONGGOL INI HARUS DI APRESIASI TINGGI
@djanter_hiken: Perilaku Islam yang Sesungguhnya, makasih bang sudah mengajarkan Islam yang Sesungguhnya.
Cerita Lengkap
Kepada Kompas.com (grup SURYA.CO.ID), Farhan menceritakan, mulanya ia mendengar peristiwa pengeroyokan yang terjadi di salah satu kontrakan di Jalan Ampera Poncol.
Ia kemudian datang ke lokasi untuk mengecek kejadian tersebut.
Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), ia mendapati warga sedang mengeroyok seorang mahasiswa di sekitar kontrakan.
Farhan lalu refleks memberikan perlindungan supaya warga menghentikan aksi tersebut.
“Saya enggak kenal siapa-siapa. Jadi murni mau nolongin cowok asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang lagi dikeroyok warga. Saya berupaya misahin dan memberhentikan aksi pemukulan” tutur dia.
Farhan mengungkapkan, aksi yang dilakukannya ternyata cukup efektif. Ia berhasil meredam aksi pemukulan yang dilakukan oleh warga.
Tensi di lokasi bahkan berangsur menurun dan emosi warga mulai mereda secara perlahan.
Namun, ketika dirinya hendak kembali ke rumah kosnya pascasuasana mencair, ia mendapati seorang warga membawa sebilah pisau.
Ia lantas meneriakki warga tersebut karena ditakutkan bakal melukai mahasiswa yang berada di kontrakan.
“Tiba-tiba ada seorang warga datang membawa pisau. Saya ngeri anak orang dibunuh kan, jadi saya akhirnya ngomong, ‘Woi bang kenapa bawa pisau’,” ucap dia.
Teriakan yang dilontarkan Farhan lalu menjadi bumerang untuknya. Ia justru ditodong oleh warga tersebut tepat di bagian perut.
“Saya ditodong di bagian perut. Saya lalu refleks menahan tangannya supaya saya tak ditusuk. Takut juga saya, kan manusia biasa,” kata Farhan.
Ketika sedang menahan todongan pisau yang dilakukan warga, Farhan tiba-tiba diserang warga lain.
Sebilah pisau kemudian melukai jidatnya dan membuat Farhan harus mendapatkan tiga jahitan.
“Tiba-tiba saja memang (disabet), saya awalnya menang ngiranya ditabok, tapi ternyata kena luka sabetan sajam,” ungkap pria yang mengenyam pendidikan di Universitas Pamulang (Unpam).
Ia lalu dilarikan ke puskesmas terdekat dan mendapatkan tiga jahitan.
Sosok Farhan Rizky Romadon
Adapun diketahui Farhan Rizky Romadon merupakan warga yang tinggal di Jonggol.
Farhan Rizky Romadon diketahui merupakan mahasiswa dari Universitas Pamulang dengan Jurusan Teknik Informatika.
Dirinya merupakan angkatan tahun 2021 di Universitas Pamulang
Ketua RT Jadi Provokator
Usut punya usut, ternyata Ketua RT setempat yang menjadi provokator kasus tersebut.
Kini, ia pun ditangkap, Selasa (7/5/2024).
Ketua RT inisial D itu ditangkap Polres Kota Tangerang Selatan.
D ditangkap setelah membuat provokasi untuk menyerang dan menganiaya sekelompok mahasiswa Katolik yang sedang gelar Doa Rosario di Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (5/5/2024) malam.
Perbuatan D membuat mahasiswa takut bahkan sejumlahnya mengalami luka bacok terkena pisau.
D memprovokasi warga agar menyerang para mahasiswa tersebut.
Saat ditangkap, D awalnya cengar-cengir lalu cemberut saat sudah memakai baju tahanan dan menggunakan celana pendek.
D tampak tersenyum ketika diinterogasi di Polres Tangsel.
Ia memakai kemeja bermotif kotak-kotak.
Dalam foto yang tersebar juga, D tampak tersenyum.
Sosok Ketua RT yang menjadi provokator pun turut viral di media sosial.
Salah satunya dibagikan oleh pegiat media sosial Jhon Sitorus.
Melalui akun X @Miduk17, Jhon Sitorus membagikan foto tampang D di Ketua RT yang melakukan provokator kepada mahasiswa Unpam yang sedang beribadah.
“Ini wajah ketua RT yang jadi provokator pembubaran paksa doa Rosario (doa bersama) para mahasiswa di Tangerang Selatan,” tulis Jhon Sitorus dalam cuitannya, Selasa (7/5/2024).
Dalam foto tersebut, Ketua RT justru menunjukkan wajah tidak bersalah, dan malah cengar-cengir.
“Sepertinya dia (Ketua RT) bangga dan sedikitpun tak menyesali perbuatannya. Ketua RT yang radikal baiknya dipecat saja, mereka tak cocok jadi penyelenggara negara,” pungkas Jhon Sitorus.
Penampakan wajah Ketua RT yang cengar-cengir tersenyum saat diamankan polisi itu pun ramai disorot netizen.
Tak sedikit netizen melontarkan kritikan tajam terhadap aksi provokator yang berujung penganiayaan terhadap mahasiswa Unpam.
“Warganya juga gampang banget diprovokasi. Emang dasarnya lingkungannya gak sehat berati, apalagi RT nya tolol begini,” kecam lainnya.
“Yang gue heran penduduknya kok gampang banget diprovikasi orang radikal begini. Sepertinya emang lingkungannya atau warganya aja dasarnya udah bobrok. Kalau minimal warganya punya nalar kemanusiaan gak bakal sampai bawa sajam bahkan menyakitin,” komentar netizen.
“Ini bukan barang baru di negara ini, sampai kapan pun pasti akan terus berulang. Penegak hukum kita katro, gak bisa tegas, pertimbangannya kelewatan. Jangan harap kan pemerintah deh. Mereka hanya tahu cara menggelonggongkan diri, keluarga dan kroninya aja,” kritik netizen lainnya.