Berwirausaha di Rumah Bagi Lansia: Alternatif Pasca Pensiun
Berwirausaha di Rumah Bagi Lansia: Alternatif Pasca Pensiun
Berwirausaha di Rumah Bagi Lansia: Alternatif Pasca Pensiun
Dalam beberapa bulan terakhir, fenomena menarik terjadi di pasar tenaga kerja: meningkatnya jumlah lowongan pekerjaan khusus untuk lansia. Seiring dengan itu, semakin banyak perusahaan yang membuka peluang bagi para lansia untuk kembali ke dunia kerja setelah masa pensiun.
Namun, ada argumen yang mengatakan bahwa berwirausaha kecil-kecilan di rumah mungkin menjadi pilihan yang lebih tepat bagi lansia ketimbang kembali bekerja di perusahaan.
Pasalnya, seiring dengan peningkatan harapan hidup dan kesejahteraan sosial, semakin banyak lansia yang memasuki masa pensiun dengan kesejahteraan finansial yang cukup. Namun, semangat dan keinginan untuk tetap aktif dalam dunia kerja masih melekat pada sebagian besar dari mereka.
Kebutuhan akan tenaga kerja yang berpengalaman dan berpengetahuan membuat beberapa perusahaan mulai membuka lowongan pekerjaan khusus untuk lansia.
Salah satu alasan utama di balik fenomena ini adalah ketersediaan sumber daya manusia yang berpengalaman, berpotensi untuk mengurangi biaya pelatihan, dan mempertahankan keberagaman di tempat kerja.
Meskipun ada peluang untuk kembali bekerja di perusahaan, berwirausaha di rumah juga menjadi pilihan menarik bagi sebagian besar lansia.
Berwirausaha di Rumah Sebagai Alternatif
Sejumlah pandangan bahwa lansia tidak lagi produktif setelah pensiun, namun pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Lansia masih memiliki potensi produktif yang signifikan jika diberikan kesempatan yang tepat, termasuk dalam berwirausaha.
Dalam konteks ini, produktivitas lansia terbukti melalui beberapa faktor. Pertama, pengalaman yang dimiliki lansia dapat menjadi modal berharga dalam menjalankan bisnis mereka. Mereka telah mengumpulkan pengetahuan dan keterampilan selama bertahun-tahun, yang dapat diterapkan dalam mengelola usaha kecil mereka.
Kedua, motivasi untuk tetap aktif dan produktif dalam mengelola bisnis mereka juga dapat meningkatkan kinerja mereka. Ketiga, kemajuan teknologi telah membuat wirausaha di rumah semakin mudah dilakukan. Lansia dapat menggunakan platform online untuk memasarkan produk atau jasa mereka, sehingga membuka akses ke pasar yang lebih luas. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap relevan dalam era digital saat ini.
Dengan demikian, berwirausaha di rumah menawarkan sejumlah keuntungan bagi lansia yang ingin tetap produktif setelah pensiun. Dan memungkinkan lansia untuk tetap aktif secara sosial dan ekonomi tanpa harus meninggalkan kenyamanan rumah mereka.
Berwirausaha di rumah juga memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar dalam mengatur waktu dan beban kerja, sesuai dengan kebutuhan dan kesehatan lansia, serta memungkinkan lansia untuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam lingkungan yang lebih terkontrol.
Selain itu, berwirausaha rumahan memberikan rasa kepuasan dan prestasi pribadi yang mungkin sulit ditemukan dalam lingkungan kerja korporat.
Lansia dapat memilih bidang yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka, seperti kerajinan tangan, pemasaran online, berternak dan berkebun, usaha kios, atau jasa konsultasi.
Sebagai contoh, sejak beberapa tahun lalu, orang tua saya, yang merupakan pensiunan guru, memilih untuk menjalani kehidupan pasca pensiun dengan berwirausaha di rumah.
Bapak saya, dengan semangat yang masih membara, memutuskan untuk berternak dan berkebun, sementara ibu saya membuka kios kecil di rumah.
Bapak saya yang memiliki hobi berternak dan berkebun sejak masa muda, memasuki masa pensiun sebagai kesempatan untuk mengembangkan hobinya menjadi bisnis yang menghasilkan.
Bapak memanfaatkan lahan di kebun untuk menanam berbagai jenis tanaman disamping beternak babi dan ayam. Hasil berternak dan berkebun tidak hanya memenuhi kebutuhan keluarga kami, tetapi juga dijual kepada tetangga dan komunitas sekitar. Demikian bapak tidak hanya tetap produktif secara ekonomi, tetapi juga mendukung kebutuhan lingkungan sekitar.
Sementara itu, ibu saya memilih untuk membuka kios kecil di depan rumah. Dengan pengalaman sebagai guru, ibu memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan mampu menjalin hubungan baik dengan pelanggan.
Kiosnya menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari bahan makanan hingga dan sembako. Dengan lokasi yang strategis dan pelayanan yang ramah, kios ibu saya menjadi tempat favorit bagi tetangga untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Dengan memanfaatkan hobi, keahlian, dan pengalaman yang dimiliki, bapak dan ibu saya setidaknya dapat menciptakan sumber pendapatan tambahan yang stabil sambil tetap mengambil peran aktif dalam kehidupan sehari-hari.
Implikasi Sosial dan Ekonomi
Perubahan demografis yang terjadi saat ini, termasuk peningkatan jumlah lansia yang masih aktif secara ekonomi, memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang signifikan. Secara sosial, mendorong partisipasi lansia dalam kewirausahaan dapat mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Secara ekonomi, berwirausaha di rumah oleh lansia dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Lansia dapat menjadi sumber daya manusia yang berharga dalam pengembangan bisnis kecil dan menengah, yang merupakan tulang punggung ekonomi negara.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 56,5 juta orang wirausaha di Indonesia. Mayoritas pelaku wirausaha di Indonesia saat ini adalah orang lanjut usia, yang berusia 60 tahun ke atas. Pada bulan Agustus 2023, sekitar 5,9 juta orang lanjut usia tergolong sebagai wirausaha pemula yang berusaha sendiri (https://databoks.katadata.co.id, 18 Desember 2023).
Kemudian ada 4,7 juta lansia yang berusaha dengan dibantu buruh tak tetap/buruh tak dibayar (wirausaha pemula), dan 798 ribu lansia berusaha dengan dibantu buruh tetap/buruh dibayar (wirausaha mapan). Secara kumulatif seluruh lansia yang berstatus wirausaha berjumlah 11,4 juta orang, setara 20,25% dari total pelaku wirausaha nasional pada Agustus 2023 (https://databoks.katadata.co.id, 18 Desember 2023).
Menurut Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, kontribusi pelaku wirausaha terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61%, yang menunjukkan betapa besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu itu, sektor ini juga menjadi penyumbang utama dalam penyerapan tenaga kerja yang mencapai 97% (https://www.kompas.id, 07 Maret 2024).
Dengan demikian, kontribusi lansia sebagai pelaku utama dalam dunia wirausaha merupakan cerminan semangat dan kemampuan mereka dalam berkontribusi pada perekonomian Indonesia, meskipun telah memasuki usia lanjut.
Kontribusi pelaku usaha terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja yang sebagian besar jumlahnya adalah lansia menunjukkan bahwa, adanya peran yang signifikan dari kelompok lansia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi negara.
Kesimpulan
Peningkatan jumlah lowongan pekerjaan khusus untuk lansia menandakan adanya apresiasi terhadap nilai dan kontribusi yang dapat mereka berikan dalam dunia kerja. Namun, berwirausaha di rumah juga merupakan alternatif yang menarik bagi lansia yang ingin tetap aktif dan produktif setelah pensiun.
Dengan mempertimbangkan keunggulan fleksibilitas, pemanfaatan pengetahuan dan pengalaman, serta potensi produktivitas, berwirausaha di rumah menjadi pilihan yang layak bagi banyak lansia.
Meningkatnya partisipasi lansia dalam dunia wirausaha menunjukkan bahwa mereka tetap memiliki semangat dan kemampuan untuk berkontribusi secara ekonomi, meskipun telah memasuki usia lanjut.
Berwirausaha di rumah, selain memiliki implikasi positif baik secara sosial maupun ekonomi, juga dapat membantu memperkuat komunitas dan pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.