Banjir Terparah Brasil dalam 150 Tahun: 75 Tewas, Ratusan Orang Hilang
Warga menggunakan perahu karet melintasi banjir di Porto Alegre, Negara Bagian Rio Grande do Sul, Brasil, Sabtu (4/5/2024). Foto: Carlos Fabal / AFP
Korban tewas akibat banjir di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil selatan, mencapai 75 jiwa dan lebih dari 100 orang masih hilang, Minggu (5/5).
Para pejabat di negara bagian Rio Grande do Sul juga melaporkan bahwa lebih dari 80.000 orang telah mengungsi akibat tingginya permukaan air yang mengancam.
Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, tiba di Rio Grande do Sul pada Minggu (5/5) bersama anggota kabinetnya untuk membahas upaya penyelamatan dan rekonstruksi bersama pihak berwenang setempat.
Petugas penyelamat terus berjuang melawan waktu untuk menyelamatkan korban banjir dan tanah longsor. Mereka menggunakan kendaraan roda empat hingga jetski untuk mencari korban terdampar akibat naiknya air.
Petugas mengevakuasi warga terdampak banjir di Porto Alegre, Negara Bagian Rio Grande do Sul, Brasil, Sabtu (4/5/2024). Foto: Carlos Fabal / AFP
Beberapa video yang diposting online oleh Presiden Lula menunjukkan aksi penyelamatan tentara saat menjatuhkan diri dari helikopter ke atap sebuah rumah. Mereka menggunakan batu bata untuk membuka lubang di atap dan menyelamatkan seorang bayi yang terbungkus selimut.
Badai ini telah menghantam hampir dua pertiga dari 497 kota di negara bagian tersebut. Akibatnya, tanah longsor, kerusakan jalan, runtuhnya jembatan, serta pemadaman listrik dan air terjadi di mana-mana. Lebih dari satu juta orang kini tidak memiliki akses terhadap air minum, menurut badan pertahanan sipil Brasil.
Menurut Badan Geologi Brasil, banjir di seluruh negara bagian ini bahkan melampaui banjir pada 1941. Beberapa kota mencatat ketinggian air tertinggi dalam hampir 150 tahun.
Di ibu kota Rio Grande do Sul, Porto Alegre, Sungai Guaíba meluap dan membanjiri jalan-jalan. Gambar dari udara menunjukkan pemukiman di Porto Alegre yang tenggelam, bagian atas beberapa rumah hampir tidak terlihat.
Masyarakat di seluruh kota berada di atap rumah mereka, berharap diselamatkan, sementara yang lain menggunakan kano atau perahu kecil untuk melintasi jalan-jalan yang tenggelam.
Bandara internasional Porto Alegre bahkan terpaksa menangguhkan semua penerbangan.
Foto udara banjir di lingkungan Sarandi di Porto Alegre, negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, Minggu (5/5/2024). Foto: Carlos Fabal / AFP
Meskipun hujan diperkirakan akan terus berlanjut di wilayah utara dan timur laut negara bagian tersebut, otoritas meteorologi mengatakan bahwa volume curah hujan telah menurun dan diperkirakan tetap rendah dalam beberapa hari ke depan.
Gubernur Rio Grande do Sul, Eduardo Leite, menyampaikan bahwa permukaan air sungai akan tetap tinggi selama beberapa hari ke depan. Leite menggambarkan banjir ini sebagai momen kritis bagi negara bagian itu. Dia juga menyatakan bahwa peristiwa ini merupakan bencana iklim terburuk yang pernah dihadapi negara tersebut.
Negara bagian Rio Grande do Sul mengalami pola cuaca ekstrem, mulai dari hujan lebat hingga kekeringan. Ilmuwan setempat mengaitkan intensitas pola cuaca ini dengan krisis iklim yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.