Bahaya Tidur Terlentang saat Hamil, Benarkah Bisa Picu Risiko Stillbirth?
Tidur yang cukup sangat penting untuk ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Seiring bertambahnya usia kehamilan, Bunda terkadang sulit mencari posisi tidur. Akhirnya ibu hamil memilih tidur terlentang, namun benarkah tidur terlentang berbahaya saat hamil, picu risiko stillbirth?
Ibu hamil yang senang posisi tidur terlentang mungkin bertanya-tanya kenapa posisi tersebut perlu dihindari, terutama pada trimester ketiga.
Melansir laman Parents, alasan utama ibu hamil sebaiknya menghindari posisi tidur terlentang karena posisi tersebut memberi tekanan pada pembuluh darah yang disebut vena cava. Hal ini dapat mengurangi aliran darah ke bayi, yang berpotensi mengakibatkan komplikasi seperti penurunan suplai oksigen, preeklamsia, dan masalah pertumbuhan janin.
Jika Bunda sedang hamil dan terbiasa tidur telentang, mungkin sebaiknya membiasakan diri dengan posisi tidur yang baru. Ini karena ibu hamil tidak disarankan tidur telentang setelah usia kehamilan 20 minggu.
Baca Juga : 5 Posisi Tidur Ini Ampuh Kurangi Mual saat Hamil Muda, Coba yuk Bun |
Bahaya tidur terlentang saat hamil
Apa alasannya? Berat rahim dapat menekan pembuluh darah utama yang mengalir di dekat tulang belakang yang disebut vena cava. Mengompresi pembuluh darah ini dapat mengganggu aliran darah ke janin.
“Posisi tidur telentang pada akhirnya dapat mengganggu kemampuan vena cava untuk mengembalikan darah dari perut ke jantung dan memengaruhi suplai oksigen bayi,” kata Shelby Harris, PsyD, psikolog yang bersertifikat dalam bidang pengobatan tidur perilaku (BSM).
Tidur terlentang picu stillbirth?
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), penelitian telah menghubungkan kompresi vena ini dengan sejumlah komplikasi potensial termasuk preeklamsia, berkurangnya pertumbuhan janin, dan lahir mati. Orang hamil mungkin juga merasa pusing akibat tidur terlentang.
Bukti tentang bahaya tidur terlentang masih belum meyakinkan. Beberapa penelitian menemukan hubungan kecil antara stillbirth dan posisi tidur. Namun, secara keseluruhan belum ada bukti yang kuat bahwa sesekali atau tidak sengaja tidur terlentang dapat membahayakan janin.
Beberapa penelitian yang pernah menemukan soal hubungan tidur terlentang dengan lahir mati.
- Dalam sebuah penelitian pada 2017, para peneliti dari University of Auckland menemukan bahwa orang hamil yang tidur telentang selama trimester ketiga juga dapat memberikan tekanan yang tidak semestinya pada janinnya yang dapat meningkatkan risiko lahir mati.
- Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan di The Lancet juga menyimpulkan bahwa jika semua ibu hamil menghindari tidur telentang selama kehamilan, risiko lahir mati akan berkurang sebesar 6 persen. Namun, para peneliti juga menunjukkan bahwa banyak faktor risiko berbeda yang dapat berkontribusi terhadap lahir mati seperti obesitas, merokok, or kondisi medis lainnya.
Sebuah penelitian pada tahun 2011 yang melibatkan 500 wanita hamil juga menunjukkan bahwa tidur dalam posisi terlentang dapat meningkatkan risiko lahir matiâmeskipun komplikasi kehamilan lainnya mungkin juga memengaruhi hasil ini.
Jika ibu hamil terbangun dengan posisi terlentang, tidak ada alasan untuk khawatir. Dengan kata lain, selama ibu hamil melakukan terbaik untuk tidur dan terbangun sesekali, tidak perlu khawatir ya Bunda.
Sean Daneshmand, MD, seorang OB-GYN dan pendiri Miracle Babies, juga memberikan beberapa kepastian bahwa penelitian yang ada dilakukan terhadap pasien berisiko rendah dengan populasi sampel yang sangat kecil, tanpa ada perbedaan dalam komplikasi kehamilan atau hasil bayi baru lahir.
âMengingat sangat rendahnya kejadian bayi lahir mati dan kemungkinan besar sebagian besar (orang hamil) mengalami tertidur telentang satu kali atau lebih selama kehamilan, saya rasa hal ini tidak perlu dikhawatirkan,” kata Doneshmand.
Namun, sebagian besar penyedia layanan kesehatan merekomendasikan tidur menyamping untuk mencegah kemungkinan komplikasi yang mungkin timbul.
Laman Nytimes menuliskan, jika penelitian sebelumnya menemukan hubungan posisi tidur terlentang dengan risiko lahir mati setelah usia kehamilan 28 minggu, kini sebuah studi baru, di JAMA Network Open, menyimpulkan bahwa tidur telentang juga dikaitkan dengan berat badan lahir rendah pada bayi cukup bulan.
Dari 1.760 perempuan hamil yang dianalisis, 57 di antaranya tidur telentang. Posisi tidur awal adalah posisi yang dipertahankan paling lama di malam hari.
Setelah mengontrol usia, indeks massa tubuh, kehamilan sebelumnya, hipertensi, diabetes, dan faktor lainnya, peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan ibu hamil yang tidur dengan posisi lain, ibu hamil yang tidur telentang memiliki bayi yang tiga kali lebih mungkin berada di peringkat 10 terbawah dalam persentil berat badan lahir.
âHanya sejumlah kecil perempuan hamil yang tidur telentang â hanya sekitar 3 persen,â kata penulis utama, Dr. Ngaire H. Anderson, dosen senior kebidanan dan ginekologi di Universitas Auckland.
Namun peneliti berpesan bahwa tidur miring adalah salah satu cara untuk mengoptimalkan kesehatan bayi, baik dalam mengurangi lahir mati maupun mengoptimalkan pertumbuhan bayi.
Pilihan Redaksi |
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!