10 Bahan Makanan yang Wajib Dihindari karena Sebabkan Kanker dalam Jangka Panjang
TRIBUNHEALTH.COM – Kanker termasuk salah satu penyakit yang serius dan dapat mengancam nyawa.
Satu di antara faktor penyebab penyakit kanker adalah penggunaan bahan makanan tertentu.
Beberapa bahan tambahan yang digunakan selama proses memasak juga perlu diwaspadai.
Bahan-bahan berikut ini tak serta merta menyebabkan kanker.
Hanya saja, ketika dikonsumsi dalam jangka panjang maka risiko terkena kanker akan makin meningkat.
Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini sejumlah bahan makanan yang dikaitkan dengan kanker di kemudian hari.
1. Lemak trans
Ilustrasi beberapa makanan yang mengandung lemak trans (aceh.tribunnews.com)
Lemak trans, juga dikenal sebagai minyak terhidrogenasi parsial, dulunya banyak digunakan dalam makanan olahan karena kemampuannya memperbaiki tekstur dan umur simpan.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa lemak trans meningkatkan kadar kolesterol LDL alias kolesterol jahat dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Pada tahun 2003, Denmark menjadi negara pertama yang melarang penggunaan lemak trans.
Sejak Mei 2020, Bangladesh, India, Paraguay, Filipina, dan Ukraina juga telah mengesahkan kebijakan praktik terbaik penghapusan lemak trans, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
2. Pewarna makanan buatan
Pewarna makanan sintetis umumnya digunakan untuk mempercantik warna makanan dan minuman olahan.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pewarna makanan tertentu dan hiperaktif pada anak-anak, serta potensi efek karsinogenik.
Norwegia, Finlandia, Perancis, Austria dan Inggris telah melarang penggunaan pewarna makanan.
Ilustrasi makanan tidak sehat (Freepik)
3. Natrium Nitrit/Nitrat
Natrium nitrit dan natrium nitrat umumnya digunakan sebagai pengawet pada daging olahan seperti bacon, hot dog, dan daging deli.
Jika dimasak dengan suhu tinggi, senyawa ini dapat membentuk nitrosamin, yang dikenal sebagai karsinogen.
Meskipun natrium nitrit/nitrat masih diizinkan untuk digunakan dalam jumlah kecil sebagai pengawet, beberapa negara seperti Norwegia, Swedia, Kanada, dan Jerman telah memberlakukan batasan penggunaannya pada daging olahan.
4. Olestra
Olestra merupakan pengganti lemak yang digunakan pada makanan ringan tertentu untuk mengurangi kandungan kalori.
Namun olestra dapat menyebabkan efek samping pencernaan seperti diare dan kram perut, serta dapat mengganggu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak.
Karena kekhawatiran ini, penggunaan olestra telah dibatasi di negara-negara seperti Inggris dan Kanada.
5. Minyak Nabati Brominasi (BVO)
Minyak sayur brominasi ditambahkan ke minuman tertentu, seperti soda rasa jeruk, untuk membantu mengemulsi perasa dan mencegah pemisahan.
Namun, minyak nabati brominasi mengandung brom, yang dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti gejala neurologis dan gangguan tiroid.
Lebih dari 100 negara telah melarang atau membatasi penggunaan BVO dalam makanan dan minuman.
6. Kalium Bromat
Kalium bromat adalah bahan tambahan makanan yang digunakan untuk memperkuat adonan dan memperbaiki tekstur makanan yang dipanggang.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa kalium bromat bersifat karsinogenik pada hewan, dan juga dapat menimbulkan risiko kanker bagi manusia.
Penggunaan potasium bromat telah dilarang di Eropa, Kanada dan China.
7. Asesulfam Kalium (Ace-K)
Acesulfame potassium adalah pemanis buatan yang digunakan untuk mempermanis berbagai makanan dan minuman, termasuk minuman ringan, makanan penutup, dan permen karet.
Meskipun kalium asesulfam disetujui untuk digunakan di banyak negara, beberapa penelitian telah menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanannya, termasuk potensi karsinogenisitasnya.
8. Residu glifosat
Glifosat adalah herbisida yang banyak digunakan yang disemprotkan pada tanaman untuk mengendalikan gulma.
Meskipun glifosat sendiri tidak digunakan sebagai bahan tambahan makanan, residu glifosat terkadang dapat ditemukan pada produk makanan, terutama yang terbuat dari tanaman yang ditanam secara konvensional.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa glifosat mungkin bersifat karsinogenik, meskipun badan pengawas menyimpulkan bahwa glifosat tidak menimbulkan risiko signifikan terhadap kesehatan manusia bila digunakan sesuai petunjuk.
Di Perancis, Belanda dan Belgia, glifosat dilarang untuk keperluan rumah tangga.
Ada sebagian larangan penggunaan glifosat di Jerman.
Vietnam adalah satu-satunya negara di Asia yang sepenuhnya melarang penggunaan bahan kimia tersebut.
9. Makanan yang banyak diproses (ultraproses)
Makanan ultraproses telah mendapat pengawasan ketat karena potensi risiko kesehatannya.
Makanan olahan sering kali mengandung berbagai bahan tambahan, pengawet, dan bahan buatan, beberapa di antaranya mungkin memiliki sifat karsinogenik atau efek buruk lainnya terhadap kesehatan.
Oleh karena itu, banyak pakar kesehatan menyarankan untuk meminimalkan konsumsi makanan olahan dan memilih makanan alternatif yang diproses secara minimal dan utuh.
10. Butylated Hydroxyanisole (BHA) dan Butylated hydroxytoluene (BHT)
BHA dan BHT merupakan antioksidan sintetik yang digunakan untuk menjaga umur simpan makanan olahan dan mencegah ketengikan pada lemak dan minyak.
Meskipun BHA dan BHT dianggap aman untuk dikonsumsi manusia dalam jumlah kecil, beberapa penelitian menunjukkan bahwa keduanya mungkin memiliki sifat karsinogenik.
Beberapa negara Eropa, Inggris dan Jepang telah melarang penggunaan BHA dan BHT.
(TribunHealth.com)