Fakta Seputar Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan Presiden Iran
Helikopter yang ditunggangi Presiden Iran dan Menlu Iran jatuh. Gambar yang disediakan oleh kantor kepresidenan Iran pada 2 Februari 2024 menunjukkan Presiden Iran Ebrahim Raisi (tengah) mengunjungi pangkalan angkatan laut Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di Bandar Abbas, Iran selatan.
KOMPAS.com - Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan tewas dalam kecelakaan helikopter di Provinsi Azerbaijan Timur, Iran, pada Senin (20/5/2024).
Dilansir Reuters, kematian Raisi dikonfirmasi salah satu pejabat tinggi Iran yang menolak disebutkan namanya.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian juga dilaporkan tewas dalam kecelakaan tersebut.
"Presiden Raisi, menteri luar negeri dan semua penumpang di dalam helikopter tewas dalam kecelakaan itu," kata sang pejabat.
Menurut kantor berita Tasnim, helikopter itu membawa 9 orang.
Pejabat yang turut serta, antara lain, Gubernur Azerbaijan Timur Malek Rahmati dan perwakilan Pemimpin Besar Revolusi Islam untuk Provinsi Azerbaijan Timur Ayatollah Mohammad Ali Ale-Hashem.
Berikut ini sejumlah fakta yang dirangkum Tim Cek Fakta Kompas.com dari berbagai sumber.
Kronologi
Raisi dalam perjalanan kembali ke Teheran setelah mengunjungi daerah perbatasan Iran-Azerbaijan untuk meresmikan bendungan Qiz Qalasi dan Khodaafarin.
Dilansir Al Jazeera, televisi pemerintah menyiarkan helikopter yang ditumpangi Raisi melakukan "pendaratan darurat" di dekat Jolfa.
Jolfa merupakan kota di perbatasan Azerbaijan, sekitar 600 kilometer di sebelah barat laut ibu kota Iran.
Kemudian, media pemerintah menyebutkan lokasi jatuhnya helikopter tersebut lebih jauh ke arah timur dekat desa Uzi, namun perinciannya masih kontradiktif.
Pada Senin pagi, pihak berwenang Turki merilis rekaman pesawat tak berawak (drone) yang menunjukkan sebuah area terbakar dan diduga sebagai lokasi jatuhnya helikopter.
Koordinat yang tercantum dalam rekaman tersebut menunjukkan kobaran api berada di sekitar 20 km di selatan perbatasan Azerbaijan-Iran di sisi gunung yang curam.
Sementara itu, kantor berita Iran, IRNA, merilis rekaman lokasi jatuhnya helikopter di seberang lembah yang curam di pegunungan yang hijau.
Tak lama kemudian, TV pemerintah menyebutkan bahwa tidak ada tanda-tanda kehidupan dari orang-orang di dalam helikopter.
Penyebab kecelakaan
Dilansir AP, helikopter tersebut tampaknya jatuh atau melakukan pendaratan darurat di hutan Dizmar, di antara kota Varzaqan dan Jolfa di Provinsi Azerbaijan Timur, Iran.
Awalnya, Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengatakan, helikopter tersebut terpaksa melakukan pendaratan darurat karena cuaca buruk dan kabut.
Dilansir CNN, analis militer Cedric Leighton menduga Raisi menggunakan helikopter Bell 212 yang mulai beroperasi pada akhir 1960-an.
Menurut Leighton, helikopter tersebut pertama kali diproduksi di Amerika Serikat dan Kanada.
Leighton mengatakan kepada CNN, kesulitan mendapatkan suku cadang dan cuaca buruk bisa menjadi faktor penyebab jatuhnya helikopter.
"Semua itu, menurut saya, berkontribusi pada serangkaian insiden dan serangkaian keputusan yang diambil oleh pilot dan bahkan mungkin presiden sendiri dalam menerbangkan pesawat ini... Dan sayangnya, hasilnya adalah kecelakaan ini," ujar pensiunan kolonel Angkatan Udara AS itu.
Suksesi kepemimpinan
Dilansir The Guardian, konstitusi Iran mengatur jika seorang presiden meninggal dunia saat bertugas, maka posisinya digantikan wakil presiden pertama dengan konfirmasi pemimpin tertinggi.
Wakil Presiden Pertama Iran saat ini adalah Mohammad Mokhber.
Setelah itu, sebuah dewan yang terdiri dari wakil presiden pertama, ketua parlemen, dan kepala kehakiman harus mengatur pemilihan presiden baru dalam jangka waktu maksimal 50 hari.
Media pemerintah melaporkan bahwa Mokhber telah memimpin sebuah rapat kabinet darurat menyusul berita kematian Raisi.
Pemerintah menyampaikan belasungkawa kepada Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei dan bangsa Iran dan mengatakan bahwa mereka akan terus beroperasi "tanpa gangguan".
Para menteri juga memberikan penghormatan kepada mendiang presiden.