Ahmad Sahroni Geram Kapolda Sumbar Sibuk Cari Orang yang Viralkan Tewasnya Afif Maulana

TRIBUN-MEDAN.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni geram, karena Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Suharyono malah sibuk mencari orang yang memviralkan informasi tentang kematian Afif Maulana.

Politikus Partai NasDem tersebut menilai, sebaiknya pihak Polda Sumbar fokus dalam mendalami serta mengusut kasus tersebut.

"Sebaiknya Polda Sumbar tidak perlu mempermasalahkan siapa yang memviralkan. Yang terpenting kasusnya diusut tuntas, transparan, dan terang benderang. Lagian kalau sudah ketemu pelakunya mau diapakan?" kata Sahroni kepada wartawan Selasa (2/7/2024).

ahmad sahroni geram kapolda sumbar sibuk cari orang yang viralkan tewasnya afif maulana

Anggota DPR RI Ahmad Sahroni (HO)

Diketahui sebelumnya, Polda Sumatera Barat tengah mencari pihak yang memviralkan informasi dugaan penyiksaan Afif Maulana, anak 13 tahun di Kota Padang hingga tewas oleh polisi.

Kapolda Sumbar Irjen Suharyono, pada (23/6) lalu, menyebut pihaknya merasa menjadi korban trial by the press atau pengadilan oleh pers.

Justru Sahroni menyebut keadilan di negara ini masih banyak bergantung dari laporan masyarakat.

Satu diantaranya dengan cara viral di media sosial. Menurutnya, ketika polisi sering bereaksi cepat, hal tersebutlah yang membuat masyarakat percaya kepada Polri.

“Justru kepercayaan masyarakat itu meningkat seiring Polri kerap bereaksi cepat terhadap laporan-laporan masyarakat, khususnya yang telah viral," ucapnya.

"Seharusnya polisi malah terbantu kalau ada laporan yang seperti ini, tinggal fokus usut tuntas lalu sampaikan lagi hasilnya ke masyarakat, beres. Jangan malah diburu yang melaporkan atau memviralkan, kan bukan di situ poin utamanya. Ada yang memviralkan itu tanda masyarakat masih percaya sama polisi. Karena tau polisi bakal usut,” imbuh Sahroni.

Sahroni menambahkan, dirinya tidak ingin reaksi keras Kapolda Sumbar membuat masyarakat takut melapor ke kepolisian.

“Jangan sampai gara-gara ini, masyarakat jadi takut melapor, takut menyuarakan keadilan, karena khawatir dicari aparat. Parah kalau sampai ada rasa takut seperti itu di masyarakat,” tandas Sahroni.

Sebelumnya, meski banyak dikritik soal pencarian siapa sosok yang viralkan kasus kematian Afif Maulana, siswa SMP di Kota Padang, Polda Sumatera Barat (Sumbar) tetap akan memburu siapa yang viralkan kasus tersebut.

Hal itu disampaikan langsung oleh Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Dwi Sulistyawan.

Ia menuturkan, hal tersebut dilakukan setelah kasus yang utama bisa diselesaikan.

"Terkait dengan Polda Sumbar memburu (yang mem-viralkan), tentunya mungkin itu nanti, ketika kasus yang utama ini bisa kita selesaikan," ujarnya.

"Kita sudah mengumpulkan bukti-bukti yang ada, namun demikian kita masih tetap memprioritaskan kasus yang ini dulu supaya diselesaikan," tambah Dwi.

Kapolri Janji Tak Akan Tutupi Kasus 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan buka-bukaan kasus tewasnya siswa SMP di Padang, Sumatera Barat, Afif Maulana (13).

Seperti diberitakan, heboh kasus Afif karena diduga mengalami penyiksaan oleh oknum polisi.

Afif disebut terlibat tawuran.

Namun pihak keluarga tak percaya omongan polisi.

Terkini, Listyo Sigit Prabowo mengklaim pihaknya tidak akan menutupi penyelidikan kasus kematian siswa SMP di Padang tersebut.

ahmad sahroni geram kapolda sumbar sibuk cari orang yang viralkan tewasnya afif maulana

Kapolda Sumatera Barat Irjen Suharyono dan orangtua Afif Maulana. Keluarga yakin Afif tewas karena dianiaya polisi (HO/Tribunpadang)

Hal ini terbukti dengan adanya 17 anggota Direktorat Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polda Sumbar yang diproses etik karena diduga melakukan pelanggaran meski disebut tak berkaitan kasus Afif.

"Kasus proses etik menunjukkan kita tidak ada yang ditutupi," kata Sigit saat dikonfirmasi, Selasa, (2/7/2024).

Nantinya, jika dalam proses penyelidikan ditemukan tindak pidana. Maka, dia menegaskan akan secara transparan menindak anggotanya tersebut.

"Bila ada kasus pidana juga akan ditindak lanjuti, tim Bareskrim juga sudah kita minta untuk supervisi," ucapnya.

Lebih lanjut, mantan Kapolda Banten ini turut meminta agar masyarakat mengawasi perkembangan proses penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Sumbar.

"Kapolda (Sumbar) saya lihat mengumumkan tahapan proses yang sudah dilaksanakan dalam setiap temuan yang didapat. Silakan di monitor karena mitra dari pengawas ekternal juga ikuti kasus tersebut," tuturnya.

Kapolda Bilang, Afif Tewas Bukan Disiksa Polisi

Untuk informasi, Polda Sumatera Barat (Polda Sumbar) menghentikan dan menutup kasus kematian bocah SMP di Padang, Afif Maulana (AM).

Penutupan kasus tersebut dilakukan setelah keluarnya hasil otopsi korban Afif Maulana.

Penyebab kematian korban disebabkan patahnya tulang iga belakang bagian kiri sebanyak 6 ruas dan patahannya merobek paru-paru.

Sebelumnya isu beredar bahwa Afif Maulana meninggal karena disiksa oleh polisi.

Keluarnya hasil otopsi ini, Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyo menyebutkan kasus kematian siswa SMP berusia 12 tahun itu di sungai Batang Kuranji Padang dianggap sudah selesai.

Kasus tersebut bisa dibuka kembali jika ada bukti baru.

"Penyebab kematiannya adalah karena patah tulang iga dan merobek paru-paru itu," kata Suharyono kepada wartawan di Mapolda Sumbar, Minggu (30/6/2024), dikutip dari Kompas.com

Sementara untuk hasil visum memperlihat adanya luka lecet, luka memar dan lebam yang diduga akibat telah menjadi mayat.

"Keterangan dokter forensik itu lebam mayat akibat telah meninggal beberapa jam sebelumnya," jelas Suharyono.

Kendati penyelidikan kasus itu sudah selesai, pihaknya masih memberikan kesempatan kepada seluruh pihak menyerahkan bukti baru.

Bisa dibuka lagi kalau ada bukti baru. Kita tidak mau berdasarkan kata-katanya tapi harus dengan bukti," jelas Suharyono.

Suharyono mengatakan pihaknya menduga AM tewas jatuh ke sungai dan berbenturan dengan benda keras yang menyebabkan tulang iganya patah.

Dia mengatakan, belum ada saksi yang melihat AM terjun dari jembatan atau terpeleset ke sungai.

Namun demikian, kata Suharyono, berdasarkan keterangan saksi kunci, AM sudah menyatakan niat mau terjun ke sungai untuk menghindari polisi.

"Berdasarkan keterangan saksi A, AM berniat terjun dan mengajak saksi A terjun," jelas Suharyono.

"Namun personel itu tidak menggubrisnya karena tidak yakin ada yang mau terjun. Sebab ketinggiannya mencapai 20 meter lebih," kata Suharyono.

Dari kawasan jembatan itu, kata Suharyono diamankan 18 orang terduga tawuran dan salah satunya A.

Saat tiba di Polsek Kuranji, A kembali memberitahu ke polisi ada temannya yang hendak terjun dari jembatan.

"Dari data dan keterangan A itu, dapat disimpulkan AM tidak ada di Polsek Kuranji dan tidak masuk dalam 18 orang yang diamankan," kata Suharyono.

Keluarga tak Percaya Omongan Polisi 

Kasus kematian siswa SMP Afif Maulana di Padang kembali jadi buah bibir.

Anak berusia 13 tahun tersebut meninggal diduga disiksa polisi.

Kedua orangtua Afif Maulana (13), Afrinaldi dan Anggun yakini anaknya tak melompat dari jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat.

Diketahui Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Suharyono telah menyampaikan hasil penyelidikan terkait kematian Afif Maulana.

Irjen Suharyono menyebut, berdasarkan hasil autopsi, siswa SMP tersebut meninggal dunia akibat tulang iga patah lalu menusuk paru-paru setelah melompat dari jembatan.

ahmad sahroni geram kapolda sumbar sibuk cari orang yang viralkan tewasnya afif maulana

KASUS Siswa SMP di Padang Tewas, Kapolda Sebut Video CCTV di Polsek Sudah Terhapus (HO)

“Saya yakin seyakin-yakinnya anak saya tidak melompat, karena tidak ada tanda-tanda di badannya jatuh dari ketinggian,” kata ayah Afif kepada awak media di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2024).

Sementara itu ibunda Afif, Anggun menyatakan anaknya tersebut tak pernah memiliki sejarah suka tawuran.

Bahkan kata Anggun, Afif tak pernah keluar malam.

“Afif pun tidak pernah tawuran sama sekali, keluar malam pun tak pernah. Kalau dia melompat pasti badannya itu patah-patah, cara jatuhnya itu berserakan, kalau ini tidak,” terangnya.

Adapun kuasa hukum kedua orang tua Afif, Indira Suryani berharap Komnas HAM dapat membantu ekshumasi jenazah Afif.

“Itu akan dibantu oleh Komnas HAM, itu salah satu tuntutan kami ke Komnas membantu kami ekshumasi,” tegasnya.

Indonesia Police Watch (IPW) meminta Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Suharyono memproses anggotanya yang diduga menyalahi prosedur saat menangkap belasan pelajar yang tawuran pada 9 Juni 2024.

Diketahui pada saat itu, Afif Maulana (13), seorang siswa SMP yang diduga ikut kelompok tawuran ditemukan tewas atas dugaan penganiayaan oleh anggota polisi.

"Salah satunya, Kapolda harus menonaktifkan Direktur Samapta Bhayangkara (sabhara) Polda Sumbar," kata Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso dalam keterangannya, Sabtu (29/6/2024).

Ketegasan ini perlu dilakukan oleh Kapolda Sumbar sesuai dengan arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam Surat Telegram Kapolri bernomor ST/2162/X/HUK.2.8./2021 tertanggal 18 Oktober 2021.

Dia menyinggung soal pernyataan Irjen Suharyono yang awalnya membantah adanya pelanggaran anggota.

Bahkan Kapolda berkeinginan untuk mencari orang yang memviralkan peristiwa kematian tersebut.

"Namun, setelah Kompolnas, Komnas HAM turun ke lapangan situasinya menjadi berubah. Kapolda Sumbar langsung intensif melakukan pemeriksaan terhadap anggotanya," ucapnya.

Untuk itu, Sugeng mendesak agar Irjen Suharyono melakukan tindakan tegas terhadap para anggotanya tersebut.

"Tinggal yang ditunggu adalah punishment terhadap atasan langsung dari personel yang berbuat kekerasan tersebut serta melakukan proses pidana aniaya yang mengakibatkan mati dengan proses sientifik Kriminal investigasi," jelasnya.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Sumber Artikel sebagian dikutip dari: Tribunnews.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

OTHER NEWS

39 minutes ago

Resep Tahu Pletok Khas Tegal, Camilan Antigagal

39 minutes ago

AHY Beberkan Alasan Demokrat Usung Petahana di Pilkada 2024

39 minutes ago

Ini Video yang Bikin Vincent,Desta,Boiyen Terseret Kasus Asusila Hasyim ke Cindra Aditi Tejakinkin

58 minutes ago

Layanan Cek Rangka eSAF Motor Honda Beneran Resmi, Begini SOP-nya

58 minutes ago

Dorong Cawagub untuk Anies Dibahas Lagi, PKB: Kalau Seperti Pak Sohibul di Parpol Kami Banyak

58 minutes ago

Mobil Listrik BYD Seal Kecelakaan, APM Beri Penjelasan

1 hour ago

Link Live Streaming Argentina vs Ekuador, Kick-Off 08.00 WIB

1 hour ago

Titah Soekarno Meminta Uni Soviet Mencarikan Makam Imam Bukhari

1 hour ago

Kena Pemeriksaan Acak Saat ke Thailand, Praz Teguh: Yang Buluk Kayak Gue Ditahan

1 hour ago

Megawati Mengaku Ngamuk ke Yasonna: Anak Buah Kita Ditarget Melulu

1 hour ago

Polda Metro Periksa Pendeta Gilbert Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama

1 hour ago

Canada Open 2024 - Singkirkan Unggulan Taiwan, Korban Gregoria Mariska Melesat ke Babak Perempat Final

1 hour ago

Honda WR-V Disembelih Diskon Sampai Rp 30 Juta, Tiap Tahun Wajib Setor Pajak Segini

1 hour ago

DUEL Bintang Beda Generasi,Sabtu 6 Juli 2024 Pukul 03.00 Wita,Euro 2024 Portugal vs Prancis

1 hour ago

Kalah Pemilu, PM Inggris Rishi Shunak Mundur

1 hour ago

Ramai Joki Strava, Tawarkan Jasa Lari Rp 2.000 per Kilometer

1 hour ago

Kata Ustaz Derry Soal Thariq Halilintar Haji Diusia 2 Bulan: Hajinya Sah,Anak Kecil Dapat Sunahnya

1 hour ago

Infinix Luncurkan Laptop Gaming GTBOOK. Ini Spesifikasi dan Harganya

1 hour ago

Ingat Nama Presiden RI tapi Lupa Nama Raja Thailand, Jirayut: Panjang, Takut Salah

1 hour ago

Ketok Palu, Harga Biodiesel Resmi Meroket Jadi Segini Per Liter

1 hour ago

30 Soal and Kunci Jawaban Tes Masuk SMP/MTs Seleksi PPDB Pelajaran IPA 2024/2025,Pilihan Ganda

1 hour ago

Daftar Harga Motor Matic Jepang Kelas 150 cc, Termurah Ada Yamaha Lexi LX 155, Paling Mahal Motor Ini

1 hour ago

Ganti Rugi Pegi Dinilai Kecil,Eks Wakapolri Sebut Seharusnya Rp 100 Miliar: Biar Gak Salah Tangkap

1 hour ago

KemenPPPA Minta Pengasuh Ponpes di Lumajang yang Nikahi Gadis Tanpa Wali Dikebiri

1 hour ago

Rekam Jejak Elza Syarief Pencari Fakta Kasus Vina Cirebon yang Malah Jadi Pengacara Ketua RT Pasren

1 hour ago

Jersey Tim Indonesia untuk Olimpiade 2024 Dirilis, Siap Berjuang di Kota Fesyen

1 hour ago

Megawati Lantik Ganjar hingga Ahok Jadi Ketua DPP PDI-P

1 hour ago

Punya Istri dan 3 Anak,Hasyim Asy,ari Rayu CAT,Isi Surat Bermeterai yang Dibuat Eks Ketua KPU

1 hour ago

Rekap Bursa Transfer Liga 1,Gerak Cepat Persib Bandung dan PSIS Semarang Datangkan Pemain Andalan

1 hour ago

Pemain Terbaik ASEAN Cup U-16 2024 Akui Idolakan Egy dan Ingin Main di Barcelona

1 hour ago

Pakai Cara Ini Motor Matic Dijamin Kuat Menanjak Saat Dipakai Liburan

1 hour ago

LIONEL Messi Gagal Penalti,Emiliano Martinez Kembali Jadi Pahlawan Blok 2 Tendangan Algojo Ekuador

1 hour ago

Ini Mobil yang Ditampilkan Isuzu di GIIAS 2024

1 hour ago

Megawati: Pancasila Memang Bikinan Bung Karno, Emang Kenapa?

1 hour ago

Kapolda Sumbar Suharyono Persilakan Keluarga untuk Ekshumasi Jenazah AM

1 hour ago

Eks Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari Diberhentikan Sementara jadi Dosen PNS Undip

1 hour ago

Sekian Harga Sewa Ruang Kantor di Kawasan CBD Jakarta

1 hour ago

Daftar Harga HP Samsung Terbaru Juli 2024,Bandingkan Galaxy A15 5G dengan Galaxy M15 5G

1 hour ago

Secantik Ini Dibilang Aura Maghrib? Fuji Disorot Saat Pamer Body Goals Berbalut Dress Ketat

1 hour ago

Dokter Ungkap Alasan Prabowo Tak Pilih RS Luar Negeri untuk Operasi Kaki Kirinya