Luhut: Naruh Duit di Family Office Tak Kena Pajak, tapi Harus Investasi di RI
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sambutan pada acara Balinese Water Purification Ceremony rangkaian World Water Forum ke-10 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali, Denpasar, Bali, Sabtu (18/5/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, sedang mematangkan pembuatan family office di Indonesia. Ia menyebut adanya family office itu membuat keluarga kaya di dunia bisa menaruh dana di Indonesia tanpa kena pajak.
"Mereka tidak dikenakan pajak tapi dia harus investasi dan investasinya itu yang akan kita pajaki," kata Luhut dalam video di akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan, dikutip Selasa (2/7).
Luhut mengatakan pemilik dana harus mau memutar uangnya di Indonesia dengan melakukan investasi di berbagai proyek strategis. Salah satunya proyek hilirisasi rumput laut.
Dia membeberkan ada satu investor besar yang ingin memarkirkan dananya di family office Indonesia. Kemudian dana tersebut akan diinvestasikan untuk hilirisasi rumput laut.
"Misalnya seaweed, kemarin kita bicara dengan satu big investor, mereka mau masuk situ, mereka akan masuk ke situ family office kemudian bikin investasi di situ," ungkap Luhut.
Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno mengungkapkan nilai tambah untuk Indonesia dengan adanya family office cukup besar. Menurutnya, Indonesia bisa menarik USD 500 miliar atau kurang lebih 5 persen dari total dana yang dimiliki perusahaan keluarga di dunia.
"Kalau kita lihat kemarin yang dipresentasikan total family office ini mencapai USD 11,7 triliun dana yang dikelola. Jadi kalau Indonesia bisa menarik 5 persen aja ini sudah bicara angka USD 500 miliar ini cukup besar dalam 5 tahun ke depan," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/7).