Bisakah Kita Mati karena Makan Pedas? Ini Jawaban Ahli
Ilustrasi mi instan pedas.
KOMPAS.com - Baru-baru ini Denmark menarik peredaran mi instan Samyang asal Korea Selatan karena dinilai terlalu pedas.
Dalam pernyataannya pada 11 Juni 2024, Badan Pengawasan Makanan dan Hewan Denmark mengatakan, tingkat kepedasan dalam satu bungkus mi Samyang sangat tinggi sehingga dikhawatirkan bisa menimbulkan risiko keracunan pada konsumen.
Adapun varian mi instan Samyang yang ditarik adalah Buldak 3x Spicy & Hot Chicken, Buldak 2x Spicy & Hot Chicken, dan Buldak Hot Chicken Stew.
Lantas, sejauh apa makanan pedas bisa berdampak buruk pada tubuh manusia? Apakah makan pedas bisa menyebabkan seseorang meninggal dunia?
Bisakah makanan pedas membunuh seseorang?
Perlu diketahui, makanan yang pedas disebabkan karena adanya kandungan capsaicin.
Semakin pedas makanan itu, maka kandungan capsaicinnya semakin tinggi. Adapun capsaicin adalah kandungan utama yang ada di dalam cabai.
Dikutip dari CNA, sejauh ini terdapat laporan keracunan akut capsaicin yang menyebabkan kematian.
Ahli jantung di MedStar Washington Hospital Center, Syed Haider mengatakan bahwa penderita mengalami iskemia pada otot jantung.
“Capsaicin dosis besar dapat meningkatkan tekanan jantung, memberikan tekanan ekstra pada arteri,” ucap Haider.
Hal tersebut terjadi pada seorang anak berusia 14 tahun yang mengonsumsi keripik Paqui yang sangat pedas saat mengikuti “One Chip Challenge”.
Diketahui, satu keripik Paqui mengandung dua varitetas cabai terpedas di dunia, yakni Carolina Reaper dan Naga Viper.
Meski demikian, makanan pedas yang dapat menyebabkan kematian adalah hal yang jarang terjadi.
Ahli gastroenterologi dari Parkway East Hospital, Shim Hang Hock mengungkapkan, mungkin seseorang akan merasa seperti sekarat saat konsumsi makanan sangat pedas.
“Anda mungkin merasa seperti sekarat, namun mengonsumsi makanan yang sangat pedas kemungkinan besar tidak menyebabkan kematian,” kata dia.
“Kebanyakan orang mungkin mengalami gejala seperti nyeri hebat, sensasi terbakar, diaforesis, mual, dan muntah. Namun sensasi ini hanya bersifat sementara dan tidak akan menyebabkan kematian,” sambungnya.
Ahli gastroenterologi Natasha Chhabra mengungkapkan, makanan pedas juga dapat berpotensi memicu refluks lambung.
Meski demikian, mekanisme pasti dari kaitan antara makanan pedas dan refluks lambung tersebut masih belum diketahui.
“Ada beberapa dugaan bahwa capsaicin dapat menyebabkan tertundanya pengosongan perut Anda, jadi secara konseptual, jika makanan berada di dalam perut lebih lama, hal itu dapat menyebabkan refluks, tapi itu tidak terbukti dengan baik,” ujar Chhabra dilansir dari HuffPost.
Setiap orang punya toleransi pedas berbeda
Lebih lanjut, Chhabra menerangkan bahwa setiap orang memiliki toleransi terhadap rasa pedas yang berbeda-beda.
Sebagian orang mungkin menikmati rasa pedas itu, sementara lainnya sudah merasakan panas luar biasa meski kandungan capsaicin cukup rendah.
Menurut Chhabra, toleransi tersebut bergantung pada sejumlah faktor, termasuk kecenderungan genetik, pengalaman hidup, dan paparan makanan.
Seseorang yang sering mengonsumsi makanan pedas selama hidupnya, maka ia akan memiliki toleransi yang cukup tinggi.
“Seseorang mungkin pernah tinggal di rumah yang makanannya lebih hambar dan orang lain atau makan lebih banyak makanan pedas, jadi toleransinya berkembang seiring berjalannya waktu. Kadang-kadang, ini lebih merupakan masalah budaya daripada masalah fisiologis,” jelas Chhabra.
Berapa takaran capsaicin yang bisa membahayakan tubuh?
Sekitar 0,5 mg hingga 1 mg adalah yang diperlukan untuk memulai efek ringan dan tidak menyenangkan dari capsaicin.
"Efek samping yang serius (misalnya keringat dingin, perubahan tekanan darah atau pusing) mulai muncul ketika lebih dari 170 mg tertelan atau setara dengan makan 1 kg cabai jalapeno," ujar Dr Melvin Look, direktur PanAsia Surgery.
Namun, gejala-gejala sangat tidak menyenangkan tersebut kemungkinannya akan mereda dalam waktu setengah hari atau lebih.
"Sebagai perbandingan, dosis mematikan untuk capsaicin diperkirakan jauh lebih tinggi, yaitu sekitar 35.000 mg capsaicin untuk orang dewasa. Anda biasanya harus memaksakan diri untuk makan sejumlah rempah-rempah yang jauh melampaui apa yang umumnya dapat ditoleransi. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang melakukan tantangan makan pedas," sambungnya.
Sedangkan untuk menetralisir efek capsaicin, Chhabra menyebutkan bahwa mengunyah permen karet dan permen tenggorokan menjadi cara cukup efektif untuk meredakan efek refluks setelah makan pedas.
“Mereka meningkatkan produksi air liur, yang membantu menetralkan keasaman di perut,” paparnya.