Renungan Harian Katolik Selasa 2 Juli 2024,Tuhan Tidak Tidur
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 2 Juli 2024.
Tema renungan harian katolik yaitu Tuhan tidak tidur.
Renungan harian katolik disusun oleh Pastor John Lewar, SVD.
Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.
Selasa 2 Juli 2024 merupakan Hari Selasa Biasa XIII, Santo Bernardinus Realino, Pengaku Iman, Santo Fransiskus di Girolamo, Imam, Santo Yohanes Fransiskus Regis, Imam, dengan Warna Liturgi Hijau.
Hai orang Israel, dengarkanlah sabda Tuhan tentang dirimu ini, tentang segenap kaum yang telah Kutuntun ke luar dari tanah Mesir. Beginilah sabda-Nya, “Hanya kalian yang Kupilih dari segala kaum di muka bumi.
Sebab itu Aku akan menghukum kalian karena kesalahanmu. Berjalankah dua orang bersama-sama jika mereka belum berjanji? Mengaumkah seekor singa di hutan apabila tidak mendapat mangsa? Bersuarakah singa muda dari sarangnya, jika belum menangkap apa-apa?
Jatuhkah seekor burung ke dalam perangkap di tanah, apabila tidak ada jerat di sana? Membingkaskah perangkap, jika tidak ada yang ditangkap? Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan bukan Tuhan yang melakukannya.
Sungguh, Tuhan Allah tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan Allah telah bersabda, siapakah yang tidak bernubuat?
Aku telah menjungkirbalikkan kota-kotamu seperti Allah menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora, sehingga kalian menjadi seperti puntung yang ditarik dari kebakaran. Namun kalian tidak berbalik kepada-Ku.
Sebab itu demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai Israel. Oleh karena Aku akan melakukan yang demikian kepadamu, maka bersiap-siaplah untuk bertemu dengan Allah, hai Israel.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 5:5-6,7,8
Ref. Tuhan, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu.
Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.
Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.
Bait Pengantar Injil Alleluya
Ref. Alleluya.
Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku mengharapkan sabda-Nya.
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu, dan murid-murid-Nya mengikuti Dia. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu ditimbus gelombang.
Tetapi Yesus tidur. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya, “Tuhan, tolonglah, kita binasa!” Yesus berkata kepada mereka, “Mengapa kalian takut, hai orang yang kurang percaya!” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau.
Maka danau menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya, “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Meditatio:
“Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu
itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.”(Matius 8: 24).
Penginjil Matius hari ini berkisah tentang Yesus yang penuh kuasa meredakan
angin ribut. Fenomena alam pun tunduk kepadaNya, Danau tenag kembali.
Dikisahkan bahwa pada suatu kesempatan Yesus naik ke dalam perahu dan para
murid pun mengikuti Dia. Begitu Yesus masuk ke dalam perahu itu, Ia merasa
ngantuk dan tertidur. Namun tiba-tiba terjadi angin sakal di Danau dan perahu
itu ditimbus gelombang besar. Perlu diketahui bahwa secara geografis, Danau
Galilea letaknya 315m di bawah permukaan laut tengah. Danau ini dikelilingi
oleh bukit-bukit maka wajar kalau kadang terjadi angin sakal yang
membahayakan.
Reaksi para murid terhadap fenomena alam yang terjadi adalah rasa takut,
gelisah dan cemas. Padahal para murid adalah nelayan-nelayan tangguh yang
tentu saja sudah mengenal fenomena alam ini tetapi mereka masih takut juga.
Dalam kondisi serba panik mereka membangunkan Yesus dan berkata : “Tuhan,
tolonglah, kita binasa!” Yesus menegur mereka karena mereka tidak
mengandalkan iman yang dapat memberi ketenangan dan kekuatan kepada
mereka. Yesus menghardik angin dan danau.
Angin redah dan danau menjadi
tenang. Peristiwa ini membuat para murid terheran-heran dan bertanya, “Orang
apakah Dia ini, sehingga angin dan Danau pun taat kepadaNya?”
Mungkin kita tidak pernah mengalami terpaan badai dan ganasnya gelombang di
lautan dalam arti yang sesungguhnya karena kita memang tidak pernah
melakukan perjalanan jauh melalui jalur laut, karena umumnya kapal laut
membutuhkan waktu yang lama, bahkan bisa berhari-hari untuk sampai ke
tujuan.
Karena itu banyak orang lebih suka melakukan perjalanan jauh melalui
jalur udara demi efisiensi waktu dan kenyamanan meski harus mengeluarkan
biaya mahal. Namun tak seorang pun dapat mengelak dan menghindarkan diri
dari 'badai dan gelombang' kehidupan yang sewaktu-waktu dapat terjadi dan
menghantam 'perahu kehidupan' kita.
Contoh nyata di Republik ini, badai perekonomian atau krisis moneter yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 lalu, krisis berkepanjangan menerjang segala sektor kehidupan yang
akhirnya membawa dampak luar biasa bagi kelangsungan hidup semua orang.
Banyak kali kita merasa takut dengan peristiwa-peristiwa yang mengancam
kehidupan ini. Banyak kali kita merasa takut dengan masa depan, pengalamanpengalaman hidup yang kiranya dapat menghalangi pertumbuhan hidup kita,
penderitaan dan kemalangan.
Ketika badai dan gelombang dahsyat menyerang, yang terlontar dari mulut kita
umumnya adalah kata-kata negatif bercampur dengan rasa takut, kuatir dan
kecewa. Tak jarang kita bertanya kepada Tuhan, "Mengapa Tuhan membiarkan
hal ini terjadi? Mengapa Tuhan tidak segera bertindak untuk menolong?
Apakah Tuhan yang berjanji akan memeliharanya?" Pertanyaan yang sama yang
bernada kecewa, kesal, menggerutu, mengomel bahkan terlontar dari mulut
murid-murid, karena Tuhan Yesuslah yang mengajak mereka untuk bertolak ke
seberang. Selain Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya turut serta pula orangorang yang mengikuti-Nya dengan perahu mereka masing-masing(Markus 4:
35-36).
“Mengapa kalian takut, hai orang yang kurang percaya?” Pernyataan Yesus
mengandung beberapa isyarat. Pertama, kita adalah Gereja, persekutuan umat
Allah. Gereja kita juga bagai bahtera. Dalam perjalanan sejarah, Gereja
mengalami banyak angin sakal. Dalam menghadapi badai itu, daya topang yang
paling ampuh adalah iman.
Dengan iman orang tidak galau, cemas dan takut
ketika ia sakit atau tertimpa masalah hidup yang menyakitkan dan
menyedihkan. Kedua, Tuhan kita bukanlah Tuhan yang suka mengantuk dan
tertidur atau cuek tak peduli. Tuhan selalu berjaga dalam setiap segi kehidupan
kita. Yang perlu kita lakukan adalah bersandar padaNya dan mengandalkan Dia
dalam segala peristiwa hidup kita. Dengan demikian kita sungguh merasa kuat,
punya pikiran dan perasaan tenang dalam menghadapi berbagai persoalan.
Missio:
Apapun masalah yang kita hadapi, tidak akan menimbulkan kepanikan dan
kecemasan bila iman akan kuasa dan kehadiranNya menjadi sandaran kita yang
utama. Percayalah kepadaNya senantiasa. Tuhan tidak tidur.
Doa:
Tuhan, kadang-kadang kami takut dengan hidup dan masa depan. Kami kurang
percaya akan kuasaMu. Bantulah kami untuk bertumbuh di dalam iman dan
kepercayaan kepadaMu. Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Selasa. Salam doa dan berkatku
untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh
Kudus...Amin.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News