Terungkap Bansos yang Dibagikan Presiden Jokowi Diduga Dikorupsi,KPK Sebut Kerugian Negara Rp 250 M
TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA - Terungkap bantuan sosial atau bansos yang dibagikan Presiden Jokowi tahun 2020 diduga dikorupsi, KPK sebut kerugian negara mencapai Rp 250 miliar.
Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ), jumlah kerugian keuangan negara terbaru dalam kasus dugaan korupsi pengadaan bansos, semula disebut Rp125 miliar, kini berubah menjadi Rp250 miliar.
"Potensi KN [ kerugian negara] bansos bantuan Presiden kurang lebih Rp 250 miliar, bukan Rp 125 miliar," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto kepada wartawan, Senin (1/7/2024).
Nilai kerugian itu berdasarkan tiga paket pengadaan bansos presiden pada saat Covid-19. "Untuk tahap 3, 5, dan 6," kata Tessa.
Tessa mengatakan angka itu kemungkinan akan terus bertambah karena proses penghitungan kerugian keuangan negara akan selalu berkembang selama proses penyidikan.
KPK sebelumnya mengungkap bahwa bansos yang dikorupsi dan saat ini sedang diusut merupakan bantuan yang dibagikan oleh Presiden Jokowi.
Isi paket bansos presiden yang dikorupsi yaitu beras, sarden, susu, kecap, dan biskuit.
"Betul bahwa bantuan yang sedang dilakukan penyidikan adalah, yang salah satunya yang diberikan oleh Bapak Presiden kepada masyarakat,” ujar Tessa kepada awak media, Sabtu (29/6/2024).
Modus korupsi perkara ini ialah dengan sengaja mengurangi kualitas bansos presiden.
"Jadi KPK sangat memperhatikan tindakan yang dilakukan oleh para tersangka, dan berkomitmen untuk menyelesaikan perkara ini sampai dengan tuntas," kata Tessa.
KPK mengumumkan sedang mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan bansos presiden tahun 2020.
Tepatnya yaitu terkait bansos Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek pada Kementerian Sosial (Kemensos) tahun 2020.
Perkara yang tengah diusut KPK sekarang merupakan pengembangan dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada tahun 2020.
Operasi senyap tersebut waktu itu turut menyeret Juliari Peter Batubara saat menjabat Menteri Sosial.
Kasus Juliari sendiri telah inkrah. Eks politikus PDIP itu saat ini mendekam di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Dalam perkara korupsi bansos presiden ini menjerat pengusaha bernama Ivo Wongkaren (IW) sebagai tersangka.
Kasus bansos presiden juga terungkap dalam dakwaan perkara distribusi Bantuan Sosial Beras (BSB) di Kemensos yang turut menyeret Ivo Wongkaren. BSB
ditujukan kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada Program Keluarga Harapan (PKH) pada 2020 untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19.
Bantuan tersebut direncanakan dilaksanakan pada Agustus–Oktober 2020.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, Kemensos juga melaksanakan program bansos presiden di wilayah Jabodetabek.
Ivo terlibat dalam proyek itu dan menjadi salah satu vendor Pelaksana menggunakan PT Anomali Lumbung Artha (ALA).
"Dalam pekerjaan bansos banpres, PT ALA memiliki paket dalam jumlah lebih besar dibandingkan perusahaan lain yang menjadi vendor pekerjaan bansos banpres," sebagaimana dikutip dari surat dakwaan jaksa KPK.
Adapun Ivo Wongkaren telah dinyatakan bersalah dalam kasus distribusi bansos beras untuk KPM pada Program PKH Kemensos.
Dia telah divonis 13 tahun penjara, denda Rp1 miliar subsider 12 bulan penjara, serta uang pengganti Rp120.118.816.820. (tribunnews)