Melihat Tenda Pengungsi di Depan Kantor UNHCR yang Disebut Heru Budi Ganggu Estetika Kota
Penampakan beberapa tenda hang didirikan pencari suaka di depan Kantor UNHCR, Jalan Setiabudi Selatan, Jakarta Selatan, Senin (1/7/2024)
JAKARTA, KOMPAS.com - Belasan tenda pengungsian berdiri di sepanjang Jalan Setiabudi Selatan, Jakarta Selatan, Senin (1/7/2024).
Pantauan Kompas.com di lokasi, belasan tenda tersebut berdiri di seberang Gedung MD Entertainment atau berada persis di depan Kantor UNHCR.
Tenda-tenda itu berwarna terang. Ada yang didirikan di atas trotoar, ada pula yang berdiri di badan jalan.
Khusus yang berada di badan jalan, mereka mengambil ruang kurang lebih sebanyak 1,5 meter.
Para pencari suaka dari berbagai negara itu kemudian membatasi tenda dan jalan raya dengan sebuah pot berukuran besar.
Maka tak heran, jika melintas di Jalan Setiabudi Selatan, Anda akan melihat pot-pot berukuran besar yang ditaruh di pinggir jalan.
Itu adalah batas yang ditaruh para pengungsi supaya berjalan agak ke tengah.
Adapun tenda-tenda ini sebenarnya tak berdiri sepanjang waktu. Para pengungsi akan melipat tendanya saat cuaca cerah.
Namun, ketika hujan atau malam hari, mereka akan mendirikan tenda kembali dan Jalan Setiabudi Selatan terlihat seperti lokasi ‘camping’.
Namun, karena tenda-tenda ini berada di pinggir jalan, suasana di sekitar lokasi menjadi kumuh.
Terlebih, ada banyak sampah makanan yang berserakan di lokasi.
Salah satu pencari suaka bernama Muhammad Amin (29) mengatakan, dirinya terpaksa membangun tenda di depan Kantor UNHCR untuk mencari keadilan.
Ia bersama puluhan pengungsi lain ingin UNHCR segera bertindak, salah satunya dengan memulangkan mereka ke negara asal atau dikirim ke negara ketiga.
“Kami minta dipulangkan. Kalau saya kan asli Myanmar, jadi pengen pulang ke sana. Kalau tidak bisa, tolong dikirim ke negara ketiga yang mau menerima kami dan menganggap kami sebagai manusia yang sesungguhnya,” kata dia saat ditemui di salah satu tenda.
Amin mengaku, sudah sembilan bulan tinggal di depan kantor UNHCR. Sebelumnya, ia tinggal di Makassar selama 12 tahun.
“Saya etnis Rohingya. Saya datang ke Indonesia karena negara saya sedang berkonflik hebat saat itu. Tapi, sampai sekarang saya belum mendapatkan hak saya sebagai manusia,” tutur dia.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut tenda-tenda dari para pengungsi negara konflik yang ada di depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Kuningan, Jakarta Selatan, menganggu estetika kota.
"Kemarin saya lihat di berita, saya tidak banyak komentar. Tetapi itu (tenda-tenda pengungsi) menganggu estetika kota ya," kata Heru Budi di Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2024).
Heru menyebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengambil tindakan dalam membantu permasalahan para pengungsi.
Pemprov bakal membicarakan dengan Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) untuk menentukan solusi terbaik yang akan diambil dari sisi kemanusiaan.
"Nanti kami bicara (tindakan), ini kan masalah kemanusiaan. Jadi kami akan bicara dengan UNHCR gimana caranya supaya mereka terakomodir dari sisi kemanusian dan tidak menganggu," ucap Heru.