Terungkap Sosok Ibu Gibran,Bocah di Bojonggede Bogor Viral Nangis Kelaparan,Disuruh Makan Garam
TRIBUNTRENDS.COM – Pilu kehidupan Gibran, bocah di Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Bogor yang sempat viral karena nangis kelaparan.
Video Gibran nangis kelaparan itu sempat direkam oleh seorang petugas PLN lalu dipostingh di TikTok Ahmad Saugi.
Gibran berusia enam tahun, memiliki dua saudara lainnya.
Gibran merupakan anak Hamzah, seorang buruh bangunan.
“Bekerja di luar kota,” tulis akun Instagram Kecamatan Bojonggede.
Gibran, bocah asal Bogor yang kelaparan minta makan ke ibunya namun malah dimarahi. (Kolase TribunTrends/tiktok)
Setelah viral di media sosial, pihak Kecamatan Bojonggede mendatangi rumah Gibran untuk memberi bantuan.
Namun saat kunjungan, Camat Bojonggede Tenny Ramdhani pun tak berjumpa dengan ibu Gibran.
“Saat kunjungan tidak bertemu dengan istri bapak Hamzah,” tulisnya.
Menurutnya ibu Gibran memang sering kali tak berada di rumah.
Sampai-sampai ia selalu menitipkan tiga anaknya.
“Menurut keterangan Bapak Hamzah, Ketua RT dan RW serta tetangga selalu memberikan bantuan dan perhatian kepada Keluarganya serta menitipkan anak-anaknya tersebut ketika istrinya tidak berada di rumah,” tulisnya.
Guru ngaji Gibran, Prabu Hermawan juga mengatakan hal senada,
Anak muridnya tersebut, Gibran, mulai tak mengaji sejak awal tahun 2024.
“Ngaji sama saya itu dia berhenti sebelum nisfu, puasa sampe sekarang udah gak ngaji,” katanya.
Mencari keberadaan ibu Gibran, bocah Bojonggede yang nangis kelaparan, sibuk kerja tapi makan garam
Kata Prabu, Gibran mulai tak aktif belajar sejak ibunya bekerja.
“Mulai dia kerja anak mulai titip sana-sini,” katanya.
Bahkan akibat ditinggal kerja, Gibran sampai tak sekolah.
“Sampai Gibran juga engga sekolah di MI (Madrasah Ibtidaiyah) berhenti. Baru masuk Juli kemarin, seharusnya sekarang mau kenaikan kelas,” katanya.
Informasinya ibu Gibran bekerja di sebuah kafe.
“Ibu kamu kerja?” tanya Ahmad Saugi.
“Iya,” kata Gibran.
Setiap hari diceritakan Gibran, ia dan adik-adiknya selalu ditinggal kedua orang tua.
Bahkan ibunda Gibran sama sekali tidak menyiapkan makanan ketika ia keluar rumah untuk bekerja.
“Berarti kamu di rumah bertiga doang? kalau makan gimana?” tanya Ahmad Saugi.
“Kalau makan katanya (mama) ‘makan garam’, kata mama katanya kalau ayah udah pulang baru makan,” pungkas Gibran.
Ayah Terpukul Gibran Diperlakukan Begitu
Ayah Gibran bernama Hamzah diketahui bekerja sebagai buruh bangunan.
Ketika peristiwa direkam Ahmad Saugi, seorang petugas listrik, ayah Gibran diketahui sedang tidak berada di rumah.
Hamzah diketahui sedang bekerja sebagai pekerja bangunan di wilayah Tangerang Selatan dan tidak mengetahui kejadian tersebut.
Hamzah, merasa terpukul dengan peristiwa yang menimpa keluarganya.
Pria berambut ikal itu tak menyangka jika keluarganya kini menjadi sorotan.
Hamzah sedih karena putranya yang bernama Gibran viral karena merasa kelaparan.
Kesedihan Hamzah bertambah karena istrinya malah memarahi Gibran, bukannya memberi makan Gibran yang lapar.
Atas peristiwa kelaparan yang menimpa Gibran, kini rumah Hamzah disambangi banyak orang yang datang karena rasa simpatik.
Pemerintah Kecamatan Bojonggede dan perangkat Desa Rawapanjang pun segera mendatangi lokasi.
Walhasil Hamzah sekeluarga menerima bantuan.
Hanya saja yang jadi sorotan adalah ketika rumah Hamzah diberi tanda khusus.
Kertas putih bertuliskan rumah dalam pengawasan tertempel di dinding rumah Hamzah.
Usut punya usut, surat yang ditulis menggunakan pulpen tersebut dibuat oleh inisiatif RT setempat.
Dari pantauan TribunnewsBogor.com, tempat tinggal Gibran berada di area yang cukup padat penduduk di dalam gang sempit.
Rumahnya nampak sederhana dan tidak begitu luas dinding yang tidak dicat seluruhnya.
Gibran, bocah di Bogor yang nangis kelaparan, rumahnya dalam pengawasan
Keluarga Gibran Masuk Kategori Keluarga Tak Mampu
Camat Bojonggede, Tenny Ramdhani mengatakan keluarga tersebut masuk dalam kategori tidak mampu yang memerlukan perhatian dari pemerintah.
Kendati demikian, selama ini keluarga tersebut tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai penerima manfaat dari pemerintah.
“Kami sudah konfirmasi ke RT/RW kenapa tidak didata dan sebagainya. Sebetulnya sudah, namun keluarga belum sempat memberikan data-data yang menjadi prasyarat untuk bisa didaftarkan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (7/5/2024).
Di samping itu, Tenny Ramdhani mengaku baru mengetahui kejadian tersebut setelah ramai jadi perbincangan di media sosial.
Ia pun langsung mengunjungi kediaman keluarga Gibran untuk melihat kondisi sang anak dan memberikan support khususnya kepada ayah dari Gibran yang saat itu ada di rumah.
Bocah asal Bojonggede, Kabupaten Bogor yang belakangan viral karena menangis kelaparan, Gibran (6) bercerita tentang keluarganya. (tiktok)
“Kami memberikan dukungan moril, motivasi kepada bapak Hamzah. Kemudian membawa bantuan baik berupa makanan maupun juga family kit dan lain-lain,” terangnya.
Tenny Rhamdani memaparkan, setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor, keluarga tersebut langsung didaftarkan ke dalam DTKS dan juga BPJS Kesehatan.
Ia mengatakan, langkah tersebut diambil untuk jangka panjang dalam memberikan kesejahteraan bagi keluarga yang bersangkutan.
“Alhamdulillah BPJS-nya sudah terdaftar, sudah didaftarkan DTKS dan sudah menjdi bagian dari keluarga penerima bantuan secara berkelanjutan,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan langkah berikutnya adalah akan terus berkomunikasi dengan Dinsos Kabupaten Bogor dalam untuk memberikan perhatian terhadap Gibran.
Begitupun dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana (DP3A2PKB) untuk memberikan pendampingan lanjutan.
“Di mana di situ ada bidang yang membidangi perlindungan anak. Bidang tersebut kami mohon diusulkan untuk mendampingi anak-anak ini supaya bisa diberikan pendekatan pendampingan bagaimana menguatkan mental-mental mereka sehingga mereka tidak mengalami trauma,” katanya.
Meski begitu, ia mengatakan selama ini Gibran yang seringkali ditinggalkan orang tuanya itu selalu diperhatikan para tetangga.
“Mereka sangat perhatian, karena mereka tahu pak Hamzah itu pulangnya tidak tentu, jadi mereka sering memberikan makanan,” pungkasnya. (Tribun Trends/Tribun Bogor)