Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede
Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat ditemui di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024).
JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menilai, ada dua kemungkinan yang membuat presiden terpilih mencetuskan gagasan untuk membentuk Presidential Club.
Pertama, ia menilai, Prabowo kurang percaya diri untuk mengemban tugas sebagai presiden.
“Pak Prabowo kurang PD (percaya diri) dalam mengemban tanggung jawab untuk mewujudkan empat misi Indonesia merdeka seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, melindungi segenap kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan perdamaian dunia,” kata Djarot saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (6/5/2024).
Ia pun mengingatkan bahwa Prabowo memiliki hak prerogratif untuk menjalankan pemerintahan. Sehingga, ia mempertanyakan maksud Prabowo membentuk Presidential Club.
“Bukan kah presiden mempunyai hak prerogatif dan bertanggung jawab penuh atas jalannya pemerintahan dan kemajuan pembangunan bangsanya?” tanya mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Djarot menambahkan, Presidentian Club yang hendak dibentuk Prabowo sebaiknya dijadikan wadah bertukar pilihan antar kepala negara, yang tujuannya untuk mewujudkan perdamaian dunia
Hal semacam itu, menurut Djarot, sudah pernah dilakukan oleh Presiden Pertama RI Soekarno atau kerap disapa Bung Karno.
“Bung Karno telah memberikan contoh dan mempelopori pembentukan negara-negara non blok untuk memperjuangkan kemerdekaan negara terjajah di Asia dan Afrika,” urai dia.
Sementara itu, kemungkinan kedua, menurut Djarot, pembentukan Presidential Club hanya sebatas gimmick politik Prabowo.
Prabowo, sebut Djarot, bisa saja ingin dikenal sebagai negarawan sejati lewat ide Presidential Club tersebut.
Namun dirinya tidak menjabarkan lebih lanjut lagi mengapa melihat ide tersebut hanya gimik politik Prabowo.
Untuk diketahui, Prabowo disebut ingin mendudukkan para mantan presiden dalam satu meja dalam presidential club. Hal itu disampaikan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut positif keinginan Prabowo itu. Ia juga menyarankan agar pertemuan antarmantan presiden bisa dilakukan dua hari sekali.