Setelah PDIP,Mahyudin Incar Golkar,PKB dan Demokrat untuk Pilkada Kaltim 2024,Ingin Koalisi Besar
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Setelah PDIP, Mahyudin incar pendaftaran Golkar, PKB, dan Demokrat untuk Pilkada Kaltim 2024, ingin diusung koalisi besar.
Mantan Bupati Kutai Timur, Mahyudin langsung tancap gas untuk serius maju di Pemilihan Kepala Daerah/ Pilkada Kaltim 2024.
Selain mencoba jalur independen, Mahyudin yang juga mantan anggota DPD RI Dapil Kaltim ini juga menjajaki lewat jalur partai.
Mahyudin mendaftar ke partai untuk diusung di Pilkada atau Pilgub Kaltim.
Bahkan tak hanya 1, Mahyudin berencana mendaftar ke partai lain agar bisa diusung koalisi partai besar.
Kini, Mahyudin baru daftar di satu partai.
Tepatnya pada Sabtu 20 April 2024, ia resmi melamar ke PDIP Kaltim dengan mengambil formulir pendaftaran untuk ikut dalam kompetisi 5 tahunan.
PDIP Kalimantan Timur menjadi partai politik (parpol) pertama yang didatangi tim sukses (timses) Mahyudin.
“Terkait pencalonan pak Mahyudin dalam kontestasi politik di Kaltim, kami telah mengambil beberapa langkah penting. Salah satunya yakni dengan mengambil formulir pencalonan melalui jalur parpol,” jelas Aji Fitriansyah selaku Tim pemenangan Mahyudin, Minggu (21/4/2024).
Selain PDIP Kalimatan Timur, Aji Fitriansyah akan melakukan pengambilan formulir ke beberapa parpol lain.
“Parpol lain kami akan melakukan hal sama, terdekat ini PKB. Rencananya, formulir tersebut akan kami ambil pada hari senin,” terangnya.
Namun demikian, jalur independen juga ditempuh oleh Mahyudin.
Semua upaya akan dilakukan, tetapi terbukanya peluang untuk ikut mendaftar di parpol juga ditempuh.
PILKADA KALTIM 2024 – Tim sukses Mahyudin saat mengambil formulir ke Sekretariat PDIP Kaltim, Jalan AW Sjahranie, Kota Samarinda, Sabtu (21/4/2024). Untuk melangkah ke Pilkada Kaltim 2024, Mahyudin tak mengesampingkan jalur parpol untuk ikut berkompetisi dalam kontestasi Pilgub mendatang. (HO/Timses Mahyudin)
“Jalur independen bagus, namun jalur parpol tidak bisa dikesampingkan, Dukungan parpol sangat dibutuhkan untuk menambah kekuatan guna memenangi pilkada,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan Tribunkaltim.co, langkah politik Mahyudin kini masih menjadi pertanyaan besar apakah maju di jalur independen atau kah mendaftar ke partai politik (parpol).
Berbeda dengan dua figur lainnya, Isran Noor atau Rudy Mas’ud, Mahyudin berencana membuat tim besar dalam menyambut Pemilihan Gubernur (Pilgub) mendatang.
Beberapa partai yang telah membuka pendaftaran sebut saja Demokrat, PDI Perjuangan, PKB, Golkar ditingkat Provinsi, juga kini menjadi incaran Mahyudin.
Relawannya yang tengah bergerak mengumpulkan KTP tentu bisa direkrut menjadi tim ketika Mahyudin benar telah mendapat perahu dalam Pilgub 2024 mendatang.
“Kita paralel ya. Ada juga relawan yang telah mengumpulkan KTP, kita maunya tim besar, dan tetap melobi di parpol-parpol, harapannya lebih ringkas, mudah administrasinya daripada independen, kita akan mendaftarkan diri di parpol yang buka, mendapat perahu, parpol juga jaringannya hingga daerah sehingga relawan juga bergabung membentuk suatu tim besar,” ungkapnya, Rabu (17/4/2024) lalu.
Parpol yang belum ada figur calon juga jadi target Mahyudin, kecuali Golkar yang telah mengusung Rudy Mas’ud.
Meski peluangnya kecil, mantan Bupati Kutai Timur (2003-2005) ini tetap optimis, karena semua peluang masih terbuka.
Jika melobi partai lain tentunya butuh 12 kursi untuk bisa memajukan dirinya sebagai bakal calon Gubernur.
“Kalau melobi diluar partai Golkar, kan ada beberapa partai, seperti PAN, PKB, PKS, NasDem, Demokrat, banyak partai kan. Kita mulai mendaftarkan diri ke parpol yang membuka pendaftaran,” jelasnya.
Disinggung terkait Golkar yang membuka pendaftaran hanya untuk Wakil Gubernur saja, karena calon tunggal yang diusung yakni Rudy Mas’ud, Mahyudin mengetahui informasi tersebut.
Setahunya, Calon kuatnya memang Rudy Mas’ud, tetapi ia mengenal Golkar bahwa Partai yang sangat realistis dan jika bertanding pasti ingin menang, sehingga acuan survei juga bakal menjadi penentu untuk siapa yang akan diusung nantinya.
“Jika Golkar berminat (meminang) tentu potensinya ada, harus ada pembicaraan lagi, berdiskusi panjang untuk menentukan siapa nomor satu dan duanya,” ungkap Mahyudin.
Terkait relawannya yang bergerak untuk pemenuhan persyaratan dukungan paslon independen, Mahyudin mengatakan bahwa tengah berusaha maksimal untuk dapat memenuhi hal tersebut.
Merujuk Pasal 41 Ayat 1 dan Ayat 2 Undang-undang nomor 10 tahun 2016 diatur persentase batasan pemenuhan dukungan mengacu jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada pemilu sebelumnya.
Pemilu sebelumnya, Pileg Februari lalu. Jumlah DPT Kaltim sebesar 2.778.644 menurut KPU, sehingga persentase pemenuhan syarat merujuk Undang-undang nomor 10 tahun 2016 sebesar 8,5 persen.
Artinya, jumlah dukungan perlu dikumpulkan paslon independen sekitar 236.185 dukungan berupa KTP elektronik.
Tak hanya itu, dukungan itu harus tersebar minimal di enam dari 10 kabupaten/kota se-Kaltim.
“Optimis bisa tercapai, ada cara kerja kita. Pengumpulan KTP tim akan mengumpulkan di Kabupaten/Kota baik itu direct langsung maupun fasilitas online, Insya Allah akan jalankan minggu ini, akan menyampaikan ke masyarakat link online-nya,” katanya.
Sehingga dengan kesadaran dan kemauan mereka menyampaikan dukungannya, mengupload KTP-nya. “Saya kira cara ini lebih cepat dan 1 bulan kira-kira sudah selesai,” pungkasnya. (TribunKaltim.co/Fairus)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.