Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Anggota komunitas Palestina Australia meneriakkan slogan-slogan di Perkemahan Protes Palestina di Universitas Sydney di Sydney pada 3 Mei 2024.

NEW YORK, KOMPAS.com – Protes mahasiswa terhadap serangan militer Israel ke Gaza telah menyebar ke beberapa negara.

Itu termasuk di negara-negara sekutu dekat Israel.

Dalam melakukan protes pro-Palestina tersebut, mahasiswa di kebanyakan negara mendapatkan tekanan dari aparat.

Berikut ini adalah rangkuman dari kampanye-kampanye utama mendukung Palestina yang dilakukan oleh mahasiswa di sejumlah negara:

1. Amerika Serikat 

Para demonstran telah berkumpul di setidaknya 40 kampus universitas di Amerika Serikat sejak 17 April.

Kebanyakan dari mereka mendirikan tenda-tenda untuk memprotes melonjaknya jumlah korban tewas di Jalur Gaza.

Sejumlah media AS melaporkan, sedikitnya 2.000 orang telah ditahan dalam demonstrasi yang mengingatkan kita pada protes menentang Perang Vietnam tersebut.

Dalam beberapa hari terakhir, polisi membubarkan paksa beberapa aksi duduk mahasiswa, termasuk satu aksi di New York University atas permintaan pihak pengelola.

Para demonstran yang dibarikade di dalam Columbia University, pusat protes mahasiswa di New York, mengeluhkan kebrutalan polisi ketika petugas membersihkan fakultas.

Di University of California, Los Angeles, ratusan polisi mengosongkan sebuah kamp atau perkemahan, merobohkan penghalang dan menahan lebih dari 200 demonstran.

Sementara, koran mahasiswa The Cavalier Daily melaporkan, puluhan polisi dengan perlengkapan anti huru-hara menggunakan semprotan kimia untuk membubarkan perkemahan pro-Palestina di University of Virginia.

Berdasarkan video yang diposting oleh surat kabar tersebut, para petugas merobek payung yang digunakan oleh beberapa pengunjuk rasa sebagai perisai, dan merobohkan tenda-tenda.

Universitas Brown di Rhode Island mencapai kesepakatan dengan para mahasiswa untuk memindahkan kamp mereka dari lapangan dengan imbalan mereka mempertimbangkan untuk melepaskan diri dari “perusahaan-perusahaan yang memungkinkan dan mengambil keuntungan dari genosida di Gaza”.

Presiden Joe Biden tidak berkomentar apa pun mengenai protes tersebut pada Kamis (2/5/2024), dan menegaskan bahwa “ketertiban harus ditegakkan”.

2. Perancis 

Polisi Perancis pada Jumat (3/5/2024) mengevakuasi secara paksa para pengunjuk rasa dari aksi duduk pro-Gaza di Sciences Po di Paris, sekolah ilmu politik terkemuka di negara itu.

Para pejabat mengatakan 91 orang ditangkap.

Administrator sementara Sciences Po, Jean Basseres, menolak permintaan mahasiswa untuk memeriksa hubungan institusi tersebut dengan universitas-universitas Israel.

Di luar Universitas Sorbonne yang berdekatan, Persatuan Mahasiswa Yahudi di Perancis mendirikan “meja dialog” pada hari Jumat.

“Mahasiswa Yahudi memiliki tempat dalam dialog ini,” kata Joann Sfar, seorang seniman komik yang diundang sebagai pembicara, dikutip dari AFP.

Ia mengaku memahami mengapa para mahasiswa marah dengan apa yang terjadi di Timur Tengah.

Di Universitas Paris-Dauphine, para administrator melarang sebuah konferensi yang melibatkan Rima Hassan, seorang ahli hukum internasional Perancis-Palestina yang vokal mengutuk “genosida” di Gaza.

Larangan tersebut, yang diberlakukan dengan alasan adanya risiko kekacauan publik, telah dibatalkan oleh otoritas yudisial.

Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Sabtu (4/5/2024) mengutuk blokade universitas di Sciences Po dan universitas-universitas Perancis lainnya yang “mencegah perdebatan”.

3. Jerman

Polisi turun tangan pada Jumat untuk mengevakuasi para demonstran di luar Universitas Humboldt di pusat kota Berlin.

Sejumlah demonstran dipindahkan secara “paksa” setelah menolak untuk berpindah ke lokasi lain, kata polisi.

Walikota Berlin Kai Wegner mengkritik protes tersebut, mengatakan di X, bahwa kota ini tidak ingin melihat kejadian-kejadian seperti yang terjadi di Amerika Serikat atau Perancis.

4. Kanada

Para mahasiswa telah memprotes perang di Gaza di beberapa kota, termasuk Montreal, Ottawa, Toronto dan Vancouver.

Ratusan demonstran telah bergabung dengan kamp pertama dan terbesar, di Universitas McGill Montreal, dalam menghadapi ancaman pembubaran oleh polisi.

Mereka bersumpah untuk tetap berada di sana sampai McGill memutuskan semua hubungan keuangan dan akademis dengan Israel.

Para administrator universitas mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka ingin agar kamp tersebut segera dibubarkan, dengan menuduh bahwa beberapa pengunjuk rasa bukan anggota badan mahasiswa.

5. Australia  

Ratusan pendukung Gaza dan Israel saling berhadapan di Universitas Sydney pada Jumat, meneriakkan slogan-slogan dan mengibarkan bendera.

Kecuali beberapa pertukaran seruan yang memanas, protes dan aksi tandingan berlangsung dengan damai di sana.

Para demonstran pro-gencatan senjata telah berkemah selama 10 hari di halaman hijau di depan universitas.

Mereka ingin memutuskan hubungan dengan lembaga-lembaga Israel dan menolak pendanaan dari perusahaan-perusahaan senjata.

6. Irlandia 

Para mahasiswa di universitas Trinity College Dublin memulai aksi duduk pada hari Jumat, menggambarkan protes tersebut sebagai “perkemahan solidaritas dengan Palestina”.

7. Meksiko

Puluhan mahasiswa dari universitas terbesar di negara itu, UNAM, mendirikan sebuah kamp di ibukota pada hari Kamis, meneriakkan “Bebaskan Palestina” dan “Dari sungai ke laut, Palestina akan merdeka”.

Mereka ingin pemerintah Meksiko memutuskan semua hubungan dengan Israel.

8. Swiss

Sekitar 100 mahasiswa sejak Kamis telah menduduki pintu masuk sebuah gedung di Universitas Lausanne, menyerukan boikot akademis terhadap Israel dan gencatan senjata di Gaza.

Aksi damai ini dikabarkan akan terus berlanjut hingga Senin (6/5/2024).