Keluar dari Pikiran Negatif

keluar dari pikiran negatif

Keluar dari Pikiran Negatif

Melepaskan perasaan negatif akan memberikanmu kedamaian. Halo semuanya! Kali ini saya akan membahas buku Letting Go karya David Hawkins. Buku ini membahas bagaimana kita bisa melepaskan emosi negatif dan terpendam yang ada di dalam diri. Poin utamanya adalah bagaimana kamu bisa menangani pikiran dan perasaanmu sendiri. Bagaimana kamu tidak menghakimi atau menolak ketika muncul emosi yang sulit atau ketika kamu berpikir negatif. Yang kamu lakukan hanya mengamati perasaan yang muncul dan membiarkan dirimu untuk merasakan seutuhnya, baik ataupun buruk.

Ketika kamu melepaskan dan tidak lagi memberikan label sesuatu adalah hal yang buruk, maka perasaan itu dapat dengan mudah dilepaskan. Pada dasarnya, setiap pikiran tidak menyakiti kita, jika kita tidak mempercayainya. Jadi, yang membuat kita menderita bukanlah pikiran itu sendiri, tapi kelekatan kita pada pikiran tersebut.

Saya merangkumnya menjadi tiga hal penting dari buku ini: pertama, cara menangani pikiran negatif. Apakah kamu pernah berada dalam sebuah perdebatan yang panas, lalu tiba-tiba ada hal yang lucu dan semua orang tertawa lepas dan merasa lebih baik terhadap masalah tersebut?

Coba bayangkan perasaan tersebut muncul setiap saat, tentu saja hidup kita akan jauh lebih bahagia. Namun, sayangnya kenyataan tidak seperti itu. Setiap orang seperti membawa sebuah tempat penyimpanan negatif yang besar. Jumlahnya yang terus bertambah membuat hidup kita menderita dan menjadi dasar dari semua permasalahan hidup dan juga beberapa penyakit yang mungkin kita alami. Pada dasarnya, setiap orang punya caranya sendiri dalam menghadapi perasaan yang kurang menyenangkan.

David membaginya menjadi tiga hal yaitu suppression and repression, expression, dan escape. Suppression dan repression adalah kondisi di mana kamu menolak perasaan tersebut, kamu mengabaikannya seolah-olah hal tersebut tidak ada. Perbedaan mendasar antara suppression dan repression adalah suppression terjadi secara sadar sedangkan repression terjadi di alam bawah sadar. Contoh nyata dari dua hal ini adalah sifat penyangkalan atau menyalahkan orang lain.

Kedua adalah expression. Ini adalah perasaan yang kamu ungkapkan. Ternyata, perasaan yang dilampiaskan atau diucapkan tidak membuat kamu menjadi lega. Yang terjadi malah sebaliknya, kamu memberikan energi terhadap perasaan ini dan mungkin kamu memendam sebagian. Coba perhatikan, orang yang melampiaskan kemarahannya, biasanya tidak cukup sekali, malah bisa berkali-kali.

Selain itu, orang yang terkena pelampiasan dari perasaanmu, sekarang dia harus menekan, melampiaskan, atau melarikan diri dari perasaan tersebut. Siklus ini yang kemudian membuat hubungan jadi retak dan berantakan.

Ketiga adalah escape. Ini adalah cara kamu menghadapi perasaan negatif dengan mengalihkan perhatian kamu. Kita berusaha menyibukkan diri kita sendiri supaya kita tidak perlu menghadapi perasaan tersebut.

David juga memberikan fakta yang menarik. Banyak orang tidak menyukai kesendirian. Itulah yang menyebabkan kita selalu mencari aktivitas entah itu bersosialisasi dengan teman, chatting, bekerja, shopping, pergi ke tempat hiburan, dan sebagainya. Padahal sebenarnya, kamu butuh waktu dalam kesendirian dan harus nyaman di waktu tersebut.

Kedua, Melepas pikiran negatif. Pikiran kita pada dasarnya digerakkan oleh perasaan. Pikiran tersebut akan menciptakan pikiran-pikiran lainnya. Jadi, ketika kamu mencoba untuk berpikir bagaimana caranya keluar dari perasaan cemas, marah, atau sedih, hal ini malah membuat kamu kesulitan karena masalah utama yaitu perasaan yang menyertainya belum selesai.

Contohnya seperti ini, apakah kamu pernah merasa kalau perasaan kamu sudah baik-baik saja, tapi tiba-tiba ada orang atau kejadian yang mengingatkanmu pada perasaan buruk yang lalu dan perasaan kamu jadi kacau lagi? Jika pernah, hal ini berarti kamu belum selesai, perasaan itu masih tersimpan di dalam dirimu. Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melepasnya.

Mungkin terdengar berlawanan dengan pandangan pada umumnya kalau kita bisa sampai ke titik tertentu dalam hidup hanya dengan melepas. Kegiatan melepas emosi negatif yang terpendam malah mampu membuat kita jadi lebih baik. Cara yang bisa kamu lakukan yaitu dengan fokus pada perasaan yang muncul tanpa berusaha untuk memberikan makna. Jadi, kamu bisa meluangkan waktu untuk benar-benar merasakan perasaan yang muncul, apapun itu.

Perasaan tersebut mungkin saja sangat tidak menyenangkan. Contohnya seperti ini. Pada suatu malam, kamu diputusin oleh pacar yang sangat kamu cintai. Di waktu itu, mungkin saja kamu merasa sedih, kesepian, ataupun takut. Kamu kehilangan salah satu orang yang sangat dekat dengan dirimu dan tidak bisa bersamanya lagi.

Dalam kondisi itu, mungkin akan muncul banyak pikiran seperti saya sekarang tidak punya siapa-siapa lagi, saya selalu gagal dalam hubungan percintaan, dan sebagainya. Di saat itu, kamu tidak perlu fokus pada pikiran tersebut, melainkan kamu fokus pada perasaan di baliknya. Mungkin kamu merasa ada kesedihan yang mendalam pada saat itu. Jika sudah, kamu bisa bilang saya mengakui kalau sekarang saya sedang sedih.

Mungkin kedengarannya aneh, tapi latihan ini akan membuat pikiran negatif itu menghilang dan sepertinya beban berat yang menghimpit di dada kamu perlahan lahan juga terangkat. Latihan ini mungkin tidak sekali saja dilakukan, lalu selesai. Kamu mungkin perlu mengulanginya beberapa kali dengan perasaan negatif yang sama atau berbeda, hingga akhirnya kamu benar-benar melepasnya.

Ketiga, Berserah dan Melepaskan. Apakah kamu penasaran, dari mana stress berasal? Ternyata, stress itu tidak berasal dari luar diri, tapi dari dalam diri. Kejadian yang ada di luar kita hanya memicu apa yang sudah ada di dalam diri kita, perasaan yang kita tekan selama ini.

Banyak orang yang tidak menyadari, ketika mereka berusaha menghilangkan stress yang dialami, mereka hanya fokus pada efek sampingnya saja, bukan pada penyebab stress itu sendiri. Ini sama saja kita berusaha untuk menurunkan demam tanpa mengobati infeksinya. Pada dasarnya, pikiran dan perasaan mengontrol tubuh kita. Oleh karena itu, untuk mengobati tubuh, maka pikiran dan perasaannya harus diubah terlebih dahulu.

Apa yang ada di pikiran biasanya ditunjukkan lewat tubuh kita. Ketika kita melepaskan perasaan tersebut, maka ribuan atau bahkan jutaan pikiran yang berhubungan dengan perasaan tersebut menjadi hilang. Kita melepaskan perasaan tersebut tanpa memberikan makna, menghakiminya, atau menolaknya. Kita hanya melihat perasaan tersebut, merasakannya, tanpa perlu mengubah perasaan tersebut.

Pada dasarnya, perasaan itu tidak nyata, datang dan pergi. Itulah sebabnya kenapa kamu harus belajar bagaimana melepaskan. Biasanya, banyak orang kesulitan mencapai fase kedamaian ini karena mereka berusaha menolaknya. Mereka berusaha untuk mengontrol perasaan tersebut. Jika kamu bisa melepaskan perasaan tersebut, melihatnya datang dan pergi. Maka, kamu akan menyadari kalau perasaan tersebut bukanlah diri kamu yang sebenarnya.

Perasaan marah bukanlah diri kamu. Perasaan duka kehilangan yang mendalam bukanlah diri kamu. Perasaan takut bukanlah diri kamu. Diri kamu yang sebenarnya sedang mengamati semua perasaan tersebut. Kamu berhenti menyamakan dirimu dengan perasaan tersebut. Ini adalah kesadaran yang harus kamu raih dan tentu saja untuk mencapai di tahap ini, kamu pasti akan mengalami proses pembelajaran terus menerus.

Tubuh dan pikiran terhubung satu sama lain. Ketika kita melepaskan pikiran negatif, maka secara tidak langsung, kita juga membebaskan tubuh kita dari beban pikiran yang selama ini kita Melepaskan perasaan negatif akan memberikanmu kedamaian. Halo semuanya! Kali ini saya akan membahas buku Letting Go karya David Hawkins.

Buku ini membahas bagaimana kita bisa melepaskan emosi negatif dan terpendam yang ada di dalam diri. Poin utamanya adalah bagaimana kamu bisa menangani pikiran dan perasaanmu sendiri. Bagaimana kamu tidak menghakimi atau menolak ketika muncul emosi yang sulit atau ketika kamu berpikir negatif. Yang kamu lakukan hanya mengamati perasaan yang muncul dan membiarkan dirimu untuk merasakan seutuhnya, baik ataupun buruk.

Ketika kamu melepaskan dan tidak lagi memberikan label sesuatu adalah hal yang buruk, maka perasaan itu dapat dengan mudah dilepaskan. Pada dasarnya, setiap pikiran tidak menyakiti kita, jika kita tidak mempercayainya. Jadi, yang membuat kita menderita bukanlah pikiran itu sendiri, tapi kelekatan kita pada pikiran tersebut.

Saya merangkumnya menjadi tiga hal penting dari buku ini: pertama, cara menangani pikiran negatif. Apakah kamu pernah berada dalam sebuah perdebatan yang panas, lalu tiba-tiba ada hal yang lucu dan semua orang tertawa lepas dan merasa lebih baik terhadap masalah tersebut? Coba bayangkan perasaan tersebut muncul setiap saat, tentu saja hidup kita akan jauh lebih bahagia.

Namun, sayangnya kenyataan tidak seperti itu. Setiap orang seperti membawa sebuah tempat penyimpanan negatif yang besar. Jumlahnya yang terus bertambah membuat hidup kita menderita dan menjadi dasar dari semua permasalahan hidup dan juga beberapa penyakit yang mungkin kita alami. Pada dasarnya, setiap orang punya caranya sendiri dalam menghadapi perasaan yang kurang menyenangkan.

David membaginya menjadi tiga hal yaitu suppression and repression, expression, dan escape. Suppression dan repression adalah kondisi di mana kamu menolak perasaan tersebut, kamu mengabaikannya seolah-olah hal tersebut tidak ada. Perbedaan mendasar antara suppression dan repression adalah suppression terjadi secara sadar sedangkan repression terjadi di alam bawah sadar. Contoh nyata dari dua hal ini adalah sifat penyangkalan atau menyalahkan orang lain.

Kedua adalah expression. Ini adalah perasaan yang kamu ungkapkan. Ternyata, perasaan yang dilampiaskan atau diucapkan tidak membuat kamu menjadi lega. Yang terjadi malah sebaliknya, kamu memberikan energi terhadap perasaan ini dan mungkin kamu memendam sebagian. Coba perhatikan, orang yang melampiaskan kemarahannya, biasanya tidak cukup sekali, malah bisa berkali-kali. Selain itu, orang yang terkena pelampiasan dari perasaanmu, sekarang dia harus menekan, melampiaskan, atau melarikan diri dari perasaan tersebut. Siklus ini yang kemudian membuat hubungan jadi retak dan berantakan.

Ketiga adalah escape. Ini adalah cara kamu menghadapi perasaan negatif dengan mengalihkan perhatian kamu. Kita berusaha menyibukkan diri kita sendiri supaya kita tidak perlu menghadapi perasaan tersebut. David juga memberikan fakta yang menarik. Banyak orang tidak menyukai kesendirian. Itulah yang menyebabkan kita selalu mencari aktivitas entah itu bersosialisasi dengan teman, chatting, bekerja, shopping, pergi ke tempat hiburan, dan sebagainya. Padahal sebenarnya, kamu butuh waktu dalam kesendirian dan harus nyaman di waktu tersebut.

Kedua, Melepas pikiran negatif. Pikiran kita pada dasarnya digerakkan oleh perasaan. Pikiran tersebut akan menciptakan pikiran-pikiran lainnya. Jadi, ketika kamu mencoba untuk berpikir bagaimana caranya keluar dari perasaan cemas, marah, atau sedih, hal ini malah membuat kamu kesulitan karena masalah utama yaitu perasaan yang menyertainya belum selesai.

Contohnya seperti ini, apakah kamu pernah merasa kalau perasaan kamu sudah baik-baik saja, tapi tiba-tiba ada orang atau kejadian yang mengingatkanmu pada perasaan buruk yang lalu dan perasaan kamu jadi kacau lagi? Jika pernah, hal ini berarti kamu belum selesai, perasaan itu masih tersimpan di dalam dirimu. Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melepasnya.

Mungkin terdengar berlawanan dengan pandangan pada umumnya kalau kita bisa sampai ke titik tertentu dalam hidup hanya dengan melepas. Kegiatan melepas emosi negatif yang terpendam malah mampu membuat kita jadi lebih baik. Cara yang bisa kamu lakukan yaitu dengan fokus pada perasaan yang muncul tanpa berusaha untuk memberikan makna. Jadi, kamu bisa meluangkan waktu untuk benar-benar merasakan perasaan yang muncul, apapun itu.

Perasaan tersebut mungkin saja sangat tidak menyenangkan. Contohnya seperti ini. Pada suatu malam, kamu diputusin oleh pacar yang sangat kamu cintai. Di waktu itu, mungkin saja kamu merasa sedih, kesepian, ataupun takut. Kamu kehilangan salah satu orang yang sangat dekat dengan dirimu dan tidak bisa bersamanya lagi.

Dalam kondisi itu, mungkin akan muncul banyak pikiran seperti saya sekarang tidak punya siapa-siapa lagi, saya selalu gagal dalam hubungan percintaan, dan sebagainya. Di saat itu, kamu tidak perlu fokus pada pikiran tersebut, melainkan kamu fokus pada perasaan di baliknya. Mungkin kamu merasa ada kesedihan yang mendalam pada saat itu. Jika sudah, kamu bisa bilang saya mengakui kalau sekarang saya sedang sedih.

Mungkin kedengarannya aneh, tapi latihan ini akan membuat pikiran negatif itu menghilang dan sepertinya beban berat yang menghimpit di dada kamu perlahan lahan juga terangkat. Latihan ini mungkin tidak sekali saja dilakukan, lalu selesai. Kamu mungkin perlu mengulanginya beberapa kali dengan perasaan negatif yang sama atau berbeda, hingga akhirnya kamu benar-benar melepasnya.

Ketiga, Berserah dan Melepaskan. Apakah kamu penasaran, dari mana stress berasal? Ternyata, stress itu tidak berasal dari luar diri, tapi dari dalam diri. Kejadian yang ada di luar kita hanya memicu apa yang sudah ada di dalam diri kita, perasaan yang kita tekan selama ini.

Banyak orang yang tidak menyadari, ketika mereka berusaha menghilangkan stress yang dialami, mereka hanya fokus pada efek sampingnya saja, bukan pada penyebab stress itu sendiri. Ini sama saja kita berusaha untuk menurunkan demam tanpa mengobati infeksinya. Pada dasarnya, pikiran dan perasaan mengontrol tubuh kita. Oleh karena itu, untuk mengobati tubuh, maka pikiran dan perasaannya harus diubah terlebih dahulu.

Apa yang ada di pikiran biasanya ditunjukkan lewat tubuh kita. Ketika kita melepaskan perasaan tersebut, maka ribuan atau bahkan jutaan pikiran yang berhubungan dengan perasaan tersebut menjadi hilang. Kita melepaskan perasaan tersebut tanpa memberikan makna, menghakiminya, atau menolaknya. Kita hanya melihat perasaan tersebut, merasakannya, tanpa perlu mengubah perasaan tersebut.

Pada dasarnya, perasaan itu tidak nyata, datang dan pergi. Itulah sebabnya kenapa kamu harus belajar bagaimana melepaskan. Biasanya, banyak orang kesulitan mencapai fase kedamaian ini karena mereka berusaha menolaknya. Mereka berusaha untuk mengontrol perasaan tersebut. Jika kamu bisa melepaskan perasaan tersebut, melihatnya datang dan pergi. Maka, kamu akan menyadari kalau perasaan tersebut bukanlah diri kamu yang sebenarnya.

Perasaan marah bukanlah diri kamu. Perasaan duka kehilangan yang mendalam bukanlah diri kamu. Perasaan takut bukanlah diri kamu. Diri kamu yang sebenarnya sedang mengamati semua perasaan tersebut. Kamu berhenti menyamakan dirimu dengan perasaan tersebut. Ini adalah kesadaran yang harus kamu raih dan tentu saja untuk mencapai di tahap ini, kamu pasti akan mengalami proses pembelajaran terus menerus. Tubuh dan pikiran terhubung satu sama lain. Ketika kita melepaskan pikiran negatif, maka secara tidak langsung, kita juga membebaskan tubuh kita dari beban pikiran yang selama ini kita pendam.

Fauzul Ikfanindika

News Related

OTHER NEWS

Ketua TPN Minta Kampanye Ganjar-Mahfud Dipenuhi Lautan Manusia

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023) sesaat sebelum penutupan Rakernas IV PDI-P. JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Hasil Survei Terakhir Jelang Kampanye Capres 2024,Prabowo Unggul versi 5 Lembaga,Ganjar di LPI

TRIBUN-TIMUR.COM – Hasil survei terbaru lembaga survei calon presiden-wakil presiden RI jelang kampanye terbuka. Dari tujuh lembaga survei, dominan unggulkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Ketiga pasangan calon presiden kini berebut elektabilitas ... Read more »

Pecahkan Banyak Rekor, Red Bull Harus Bayar Mahal Pendaftaran F1 2024

Tim yang bermarkas di Milton Keynes ini menampilkan salah satu performa paling dominan dalam sejarah F1 musim ini, dengan para pembalapnya memborong 21 kemenangan dari 22 balapan. Ia mengamankan kedua ... Read more »

PROMO Indomaret andamp Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus,Sensodyne Rp24.900

TRIBUN-BALI.COM – PROMO Indomaret & Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus, Sensodyne Rp24.900 Berikut ini adalah Katalog Promo Indomaret dan Superindo untuk besok hari Rabu, 29 November ... Read more »

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar - Mahfud, Begini Profilnya

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar – Mahfud, Begini Profilnya jpnn.com, JAKARTA – Pengacara Finsensius Mendrofa resmi ditunjuk menjadi Wakil Direktur Eksekutif Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Indosat Caplok 300.000 Pelanggan MNC Play

Ilustrasi MNC Play KOMPAS.com – Operator seluler Indosat Ooredoo Hutchison (IOH atau Indosat) menyelesaikan proses akuisisi pelanggan PT MNC Kabel Mediacom (MNC Play) pada Senin (27/11/2023). Ada sebanyak 300.000 pelanggan ... Read more »

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air, Bunda. Pelawak yang tergabung di Srimulat, Eko Londo meninggal dunia di usia 66 ... Read more »
Top List in the World