PRESIDEN JOKOWI: Ekonomi Dunia Tahun Ini Sulit, Tahun Depan Akan Gelap

TRIBUN-MEDAN.COM – Presiden Jokowi mengatakan pada tahun 2022 ini situasi ekonomi dunia akan mengalami kesulitan.

Bhakan, Presiden Jokowi juga mengatakan ekonomi dunia pada tahun 2023 juga akan gelap.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022, di Sentul International Convention Center di Bogor, Jumat (5/8/2022).

Diakuinya, hal tersebut berdasarkan kesimpulan dari informasi setelah bertemu dengan para pemimpin dunia.

Di antaranya Sekjen PBB Antonio Guterres, para kepala lembaga internasional, dan semua pemimpin negara-negara G7.

Kepala Negara menegaskan, tahun ini ekonomi dunia akan sulit.

Lantas Presiden menerangkan kondisi tahun depan.

Diungkapkannya, tahun 2023 justru ekonomi dunia lebih sulit dari tahun ini.

Dalam sambutannya, orang nomor satu di Indonesia itu berujar dirinya membicarakan soal keadaan dunia bukan Indonesia.

Ia pun meminta semua pihak untuk hati-hati menghadapi kondisi tersebut.

“Beliau-beliau menyampaikan, Presiden Jokowi , tahun ini kita akan sangat sulit, terus kemudian tahun depan seperti apa? Tahun depan akan gelap. Ini bukan Indonesia, ini dunia, hati-hati, bukan Indonesia, yang saya bicarakan tadi dunia,” ujar Presiden Jokowi .

Kepala Pemerintahan lantas berujar akan ada 66 negara yang ekonomi akan mengalami krisis dan ambruk.

Hal ini Presiden kutip dari penjelasan dari Sekjen PBB dan IMF.

Dibeberkan pula, runtuhnya perekonomian negara-negara itu tidak berlangsung bersaaman.

Namun, bertahap sampai akhirnya ratusan juta orang di dunia mengalami kelaparan.

Lantas Presiden Jokowi menilik jumlah penduduk dunia sekira 320 juta sudah berada pada posisi menderita kelaparan akut dan sebagian sudah kelaparan.

“Mereka detail mengalkulasi, apa yang dikhawatirkan betul-betul kita lihat dan sekarang ini 320 juta orang di dunia sudah berada pada posisi menderita kelaparan akut dan sebagian sudah kelaparan,” tuturnya.

Tak sampai di situ, Presiden Jokowi membeberkan posisi pertumbuhan ekonomi dunia saat ini sedang anjlog.

Termasuk di Singapura, Eropa, Australia, Amerika.

Dikatakannya, pertumbuhan ekonomi turun namun inflasi mengalami kenaikan.

Hal ini merembet terhadap harga barang-barang yang meroket.

Kondisi ini disampaikan Presiden sebagai keadaan yang mengerikan.

“Ini saya sampaikan apa adanya karena posisi pertumbuhan ekonomi bukan hanya turun, tapi anjlok semuanya. Singapura, Eropa, Australia, Amerika, semuanya. Pertumbuhan ekonomi turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik. Ini kondisi yang sangat boleh saya sampaikan, dunia pada kondisi yang mengerikan,” lanjut Presiden.

Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi juga menyinggung soal kenaikan harga bensin.

Ia menuturkan, jika pemerintah menaikkan harga bensin maka harga barang lain juga ikut naik secara bersamaan.

Untuk itu, pemerintah masih mensubsidi hingga Rp 502 triliun.

“Coba di negara kita, bayangkan Pertalite naik dari Rp 7.650 harga sekarang, kemudian jadi harga yang benar Rp 17.100, demonya berapa bulan? Naik 10 persen saja demonya saya ingat, demonya tiga bulan,” ujar Jokowi .

“Kalau naik sampai 100 persen lebih, demonya akan berapa bulan? Inilah yang sekarang dikendalikan pemerintah dengan apa, dengan subsidi. Karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sama,” ujarnya.

(Tribun-Video.com/ Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Jokowi: Kondisi Ekonomi Dunia 2022 Sulit, Tahun Depan Gelap…”