Penyebab Nyeri Dada Saat Menelan,Harus Waspada
BANGKAPOS.COM – Berikut penyebab nyeri dada saat menelan yang harus diwaspadai.
Nyeri dada adalah keluhan yang bisa muncul karena beragam alasan.
Jika terjadi saat menelan makanan atau minuman, nyeri dada tersebut bisa jadi akibat menelan sesuatu yang terlalu panas atau terlalu besar.
Tetapi terkadang, gejala ini memang dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya.
Sejumlah kondisi dapat menyebabkan nyeri terus-menerus di dada setelah menelan, termasuk peradangan di kerongkongan (pipa makanan), refluks asam lambung, atau hernia hiatus.
Penyebab Nyeri Dada yang Harus Diwaspadai
1. Iritasi atau cedera
Terkadang, saluran yang menghubungkan mulut ke lambung, yakni kerongkongan mengalami peradangan iritasi. Merangkum Medical News Today, kondisi itu pun bisa menyebabkan rasa sakit saat menelan.
Beberapa penyebab radang dan iritasi pada kerongkongan atau esofagus yang bisa terjadi, termasuk:
- Menelan makanan yang terlalu panas, tajam, atau besar
- Menelan benda asing
- Sering muntah yang mungkin disebabkan oleh penyakit tertentu, kehamilan, atau gangguan makan seperti bulimia Infeksi seperti sariawan atau virus herpes simpleks
- Menelan bahan kimia yang mengiritasi
Iritasi akut pada kerongkongan mungkin dapat membaik dengan sendirinya.
Tetapi, rasa sakit saat manelan bisa juga menjadi efek samping dari konsumsi obat-obatan atau kondisi medis yang sedang dialami.
Jadi, seseorang mungkin membutuhkan pertolongan dari dokter untuk mengatasi penyebab yang mendasari.
Dalam kasus yang jarang terjadi, luka di esofagus bisa jadi lebih serius dan menyebabkan laserasi.
Jika tiba-tiba mengalami gejala parah setelah mengalami nyeri dada saat menelan, seseorang harus mencari pertolongan medis darurat.
2. Esofagitis akibat obat
Beberapa obat dapat menyebabkan esophagitis (esofagitis) atau peradangan pada lapisan kerongkongan.
Kondisi ini dapat terjadi antara beberapa jam hingga 10 hari penggunaan obat tertentu.
Biasanya, esofagitis yang diinduksi obat ini berkembang tiba-tiba, dengan gejala termasuk:
- Heartburn
- Nyeri dada
- Sulit atau sakit saat menelan
Minum obat kapsul tanpa dukungan air putih yang cukup saat berbaring atau sebelum tidur dapat meningkatkan kemungkinan iritasi ini.
Jenis esofagitis ini sering membaik dengan sendirinya setelah seseorang berhenti minum obat penyebabnya.
Tetapi, bicarakan dengan dokter tentang hal ini sebelum membuat perubahan apa pun pada dosis obat.
3. Refluks asam lambung
Refluks asam lambung terjadi ketika isi lambung kembali (naik) ke kerongkongan.
Keasaman isi lambung dapat menyebabkan iritasi pada esofagus yang menyebabkan nyeri dada saat menelan.
Orang dapat membeli obat-obatan bebas untuk meredakan refluks asam lambung sesekali dan gangguan pencernaan.
Refluks asam sesekali sering terjadi dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Tetapi jika sering mengalami heartburn atau refluks asam lambung, seseorang mungkin menderita penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
GERD adalah kondisi kronis yang menimbulkan gejala seperti:
- Refluks asam lambung
- Heartburn
- Mual Nyeri saat menelan
- Regurgitasi makanan
- Batuk kronis
- Sakit tenggorokan
- Bau mulut
Mengobati GERD dapat melibatkan perubahan gaya hidup.
Seseorang yang mengalami GERD juga dapat menggunakan obat-obatan yang dijual bebas maupun obat resep.
Dalam beberapa kasus, menjalani operasi mungkin juga diperlukan penderita GERD untuk mencegah refluks beruang.
Mencari pengobatan itu penting, karena GERD dapat meningkatkan risiko kondisi lain, seperti penyempitan atau kanker esofagus.
4. Hernia hiatus
Hernia hiatal atau herna hiatus terjadi ketika bagian lambung mencuat ke area dada melalui lubang diafragma (hiatus).
Gejala hernia hiatus yang bisa terjadi, antara lain yakni:
- Kesulitan menelan
- Heartburn atau refluks asam lambung
- Kelelahan
- Rasa tidak enak di mulut
- Anemia
- Bersendawa
(Bangkapos.com/Kompas.com/Tribunnews.com)