Niat Prabowo Ajak Gabung Gerbong Koalisi Perubahan Bisa Bikin Demokrat Tidak Happy di Pemerintahan
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM – Presiden terpilih, Prabowo Subianto berniat merangkul semua lawan politik di Pilpres 2024 untuk masuk dalam pemerintahannya kelak.
Gayung bersambut, NasDem yang menjadi motor di Koalisi Perubahan sudah resmi menyatakan siap mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
Begitu juga PKB yang sudah memberi sinyal akan mendukung pemerintah mendatang setelah Prabowo menyambangi markas DPP PKB dan bertemu Muhaimin Iskandar.
Sementara itu, tak menutup kemungkinan Prabowo juga akan mengajak serta PKS.
Sebab, meski di Pilpres 2024 ini mereka berseberangan, tetapi sejarah Prabowo dan PKS pernah terjalin cukup mesra di dua pilpres sebelumnya.
Namun, menurut pengamat politik dari Universitas Nasional, Selamat Ginting, jika tiga partai dari Koalisi Perubahan itu nantinya resmi bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran tentunya akan ada partai yang merasa tidak happy, yakni dalam hal ini Demokrat.
Penyebab utamanya tentu karena faktor Demokrat yang akhirnya berada di kubu Prabowo karena mereka kecewa dengan NasDem dan PKS yang memilih Cak Imin untuk menjadi cawapres Anies.
Padahal, Demokrat telah pendekatan dengan kedua partai itu dan menyodorkan nama Ketua Umumnya yakni Agus Harimurti Yudhoyono untuk menjadi pendamping Anies di Pilpres 2024.
“Diketahui, dalam dinamika politik selanjutnya, PKB bergabung dalam Koalisi Perubahan yang membuat Demokrat tidak nyaman dan akhirnya keluar lalu bergabung mendukung Prabowo sebagai bakal capres,” kata Ginting saat dihubungi, Sabtu (27/4/2024).
Alasan lainnya yakni karena dengan masuknya tiga partai itu membuat posisi tawar Demokrat menjadi menurun.
“Karena kursinya di parlemen paling rendah di koalisi pemerintahan tersebut. Sedangkan Nasdem, PKB, dan PKS berada di urutan empat, lima dan enam,” ujar Ginting.
Jika itu yang terjadi, tentunya posisi Demokrat untuk mendapatkan kursi kabinet juga semakin terancam.
“Ekspektasinya untuk mendapatkan 2-3 kursi di kabinet bisa hilang,” kata Ginting.
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News