TRIBUNNEWSMAKER.COM – Orangtua Indriana Dewi Eka Saputri (24) ternyata sempat mendapat kiriman makanan misterius sebelum mengetahui anaknya sudah tewas dibunuh.
Makanan tersebut dikirimkan ke rumah kontrakan mereka di kawasan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, pada Senin (26/2/2024) malam melalui seorang driver ojek online (ojol).
Dikatakan Ketua RT setempat, Eko Sudiyanto, orangtua Indriana yakni Mohamad Roi dan Endang Tatik saat itu belum mendapat informasi soal kematian anaknya oleh Polda Jawa Barat.
Paket makanan berupa sate itu diantarkan ke rumah kontrakan mereka, atas nama almarhum Indriana.
“Dikiriman makan, sate oleh seorang wanita (driver Ojol). Itu sebelum polisi datang, karena polisi datang Selasa pagi jam 07.00 WIB,” kata Ketua RT 06/RW 14, Eko Sudiyanto, Minggu (3/3/2024).
Tak berselang lama, ibu korban menerima pesan chat yang dikirim dari Hp Indriana.
Pesan tersebut menanyakan soal sate yang sudah dikirimkan.
Olah TKP pembunuhan seorang wanita asal Jaktim di Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor yang mayatnya ditemukan di Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (1/3/2024). ((TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani))
“Pas kiriman sate ada pesan WhatsApp dari nomor almarhumah. Isinya ‘enak enggak bu? Coba dimakan’. Tapi karena waktu itu sudah malam satenya enggak dimakan,” ujar Eko.
Diduga, sate ataupun pesan tersebut bukanlah dikirimkan oleh Indriana.
Sebab berdasar keterangan Polda Jawa Barat, Indriana tewas dibunuh di kawasan Bukit Pelangi Bogor pada Selasa (20/2/2024).
Ia dibunuh oleh kekasihnya bernama Didot Alfiansyah, pacar Didot yakni Devara Putri Prananda, dan pembunuh bayaran Muhammad Reza Swastika.
Jasad Indriana lalu dibuang ke jurang pada Jumat (23/2/2024) di Kota Banjar, Jawa Barat.
Menurut keterangan orangtua Indriana, meski anaknya tewas dibunuh sejak 20 Februari 2024 ia masih kerap merespon chat yang dikirim oleh keluarganya sejak pergi meninggalkan rumah dengan alasan berlibur ke Puncak.
Namun setiap ditelepon, Hp Indriana tidak pernah menjawab. Lagi-lagi, Hp tersebut hanya merespon lewat chat.
Orangtua Indriana pun tak memakan sate yang dikirimkan ke rumah kontrakannya saat itu juga lantaran kondisi yang sudah malam.
Unit kontrakan tempat Indriana Dewi Eka Saputri tinggal bersama kedua orangtuanya di RT 06/RW 14, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur Minggu (3/3/2024).
Hingga keesokan harinya, pada Selasa (27/2/2024) pagi, sejumlah anggota Ditreskrimum Polda Jawa Barat datang dan menyampaikan kabar kematian Indriana.
Ketika itulah, orangtua Indriana menceritakan telah menerima kiriman sate atas nama anaknya tadi malam.
Ada kecurigaan, paket sate yang diterima orangtua korban dikirim oleh komplotan pelaku pembunuhan.
“Akhirnya sate itu dibawa sama polisi. Mungkin buat dicek, takutnya ada niat jahat juga. Apa ada racun atau bagaimana saya enggak tahu. Karena secara logika Indriana sudah meninggal,” tutur Eko.
Terjepit Cinta Segitiga
Sebelumnya diberitakan, Indriana tewas dibunuh di Bukit Pelangi Bogor, pada 20 Februari 2024 lalu.
Berdasar penyelidikan sementara polisi, pembunuhan ini dilatarbelakangi oleh cinta segitiga.
Indriana, menjalin hubungan asmara dengan Didot Alfiansyah.
Di sisi lain, Didot memiliki pacar bernama Devara Putri Prananda.
Devara yang mengetahui hubungan kekasihnya dengan Indriana pun cumburu buta.
Ia meminta Didot untuk membunuh Indriana. Hal ini pun malah disetujui Didot yang juga kekasih Indriana.
Didot lalu meminta bantuan Muhammad Reza Swastika yang merupakan temannya untuk menghabisi Indriana Dewi Eka.
Pada 20 Februari 2024, Didot dan Reza awalnya berpura-pura mengajak korban pergi jalan-jalan dari Jakarta ke Sentul, Bogor.
Mereka pergi bersama menggunakan mobil Avanza yang disewa.
Setibanya di kawasan Bukit Pelangi Sentul, Reza menjerat leher korban dengan ikat pinggang selama 15 menit sampai korban tewas.
Setelah itu, Didot Alfiansyah dan Reza langsung tancap gas ke Jakarta menjemput Devara Putri Prananda sambil membawa jasad korban.
Keesokan harinya atau pada Rabu (21/2/2024) siang, para pelaku membawa jasad korban menuju Pangandaran melalui Tol Cipali Cirebon.
Namun saat sampai di daerah Kuningan, mobil yang mereka gunakan rusak sehingga harus ditowing atau diangkut ke bengkel.
Selama di dalam mobil, pelaku menutup mulut korban menggunakan masker sehingga seolah-olah terlihat sedang tidur.
Jasad korban berada di dalam mobil itu selama empat hari.
Hingga Jumat (23/2/2024) sekitar jam 02.00 WIB, Didot Alfiansyah dan Devara Putri Prananda mengeluarkan jasad Indriana dari mobil tersebut.
Mereka lalu membuangnya ke jurang di belakang Tugu Gajah Kota Banjar dengan ditutup menggunakan selimut.
(TribunJakarta)
Diolah dari artikel tayang di TribunJakarta.com
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII