TRIBUNNEWSMAKER.COM – Nelangsa nasib seorang pria saat tangannya mengalami pembusukan setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Palembang, Sumatera Selatan.
Tangan pria tersebut mengalami pembusukan hingga membuatnya berwarna hitam.
Padahal pasien tersebut awalnya mengeluhkan sakit diare.
Tangan membusuk usai infus diare, Petrus (58) seorang pasien melaporkan dugaan kasus malapraktik yang terjadi salah satu rumah sakit di Palembang ke Polda Sumsel. Kuasa hukum mendampingi korban dugaan malpraktik ketika datang ke Polda Sumsel, Rabu (10/1/2024). (TribunSumsel)
Namun, pada saat itu oleh rumah sakit, pasien tersebut mendapatkan infus.
Setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, tangan pria tersebut mengalami pembusukan.
Diketahui, kasus yang diduga malpraktik tersebut dialami oleh pria bernama Petrus.
Pria paruh baya itu membawa kasus tersebut ke Polda Sumsel dengan dugaan menjadi korban malpraktik.
Tangan kiri warga Sukarami ini mengalami luka hingga kehitaman, sehingga mengalami cacat dan kesulitan menggerakkan jari-jarinya.
Kondisi Itu terjadi setelah ia dirawat inap selama dua hari di salah satu rumah sakit di Palembang dan menerima infus diare yang dimasukkan ke tangannya.
Didampingi tim kuasa hukumnya, Petrus memenuhi panggilan pertama penyidik Ditreskrimsus Polda Sumsel pada Rabu (10/1/2024).
Laporan Petrus melalui kuasa hukumnya telah diterima di Polda Sumsel pada tanggal 21 Desember 2023.
Kuasa hukum korban, Bayu Prasetya Andrinata SH mengatakan peristiwa bermula ketika kliennya datang ke Rumah Sakit di Palembang untuk berobat diare pada tanggal 1 Desember 2023 kemudian dirawat inap hingga tanggal 6 Desember 2023 dengan tangan diinfus.
Tangan membusuk usai infus diare, Petrus (58) seorang pasien melaporkan dugaan kasus malapraktik yang terjadi salah satu rumah sakit di Palembang ke Polda Sumsel. Kuasa hukum mendampingi korban dugaan malpraktik ketika datang ke Polda Sumsel, Rabu (10/1/2024). (TribunSumsel)
“Klien kami ini berobat ke Rumah Sakit karena ada masalah diare kemudian dirawat inap.” ujar Bayu saat dijumpai di Polda Sumsel.
“Di hari kedua tangan klien kami mulai mengalami kehitaman, sejak itu belum ada kejelasan penyebab ada kematian jaringan itu, ” lanjutnya.
Karena belum ada kejelasan, kliennya pulang pada tanggal 6 Desember.
Namun hingga kunjungan kedua tidak ada kejelasan terkait penyebab kematian jaringan itu dari dokter dan pihak rumah sakit.
“Karena diare klien kami sudah sembuh dan ada pekerjaan dia mau pulang tanggal 6 Desember, sempat bertanya kepada dokter yang merawat apakah boleh pulang dan diperbolehkan pulang,” katanya.
Petrus mengunjungi rumah sakit untuk bertemu salah satu dokter bedah.
Disitu dokter menjelaskan bahwa kondisi tangan Petrus adalah kematian jaringan dan memberikan saran agar melakukan operasi.
“Klien kami bersedia dioperasi dan sempat pulang dulu untuk meminta pendapat keluarga.” jelasnya.
“Dia kembali lagi pada tanggal 12 Desember 2023 untuk bersedia dilakukan pengangkatan jaringan yang mati itu,” katanya.
Sayangnya, pihak rumah sakit tidak menanggung biaya operasi dan membebankannya pada BPJS kliennya.
“Pihak rumah sakit hanya memaparkan biaya operasi tapi biaya itu ditanggung BPJS klien.” ujarnya.
“Hingga saat ini pihak rumah sakit hanya melakukan penggantian perban terhadap tangan klien dan tidak menjelaskan penyebab kematian jaringan,” lanjutnya.
Tangan membusuk usai infus diare, Petrus (58) seorang pasien melaporkan dugaan kasus malapraktik yang terjadi salah satu rumah sakit di Palembang ke Polda Sumsel. Kuasa hukum mendampingi korban dugaan malpraktik ketika datang ke Polda Sumsel, Rabu (10/1/2024). (TribunSumsel)
Selain membuat laporan ke Polda Sumsel ia juga telah mengadu ke MKEK IDI Palembang dan MKEK IDI Jakarta.
“Kami juga mengadu ke MKEK IDI Palembang dan MKEK IDI Jakarta, ” katanya.
Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumsel AKBP Bagus Suryo Wibowo membenarkan adanya laporan terkait adanya dugaan malpraktik.
“Memang benar ada laporan dugaan malpraktik yang melaporkan adalah kuasa hukum korban.” jelasnya.
“Sampai sejauh ini kami sudah memeriksa tiga saksi yakni korban sendiri, anaknya dan salah seorang keluarga,” katanya.
Pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).
“Untuk pemeriksaan terhadap tenaga medis kami sudah meminta rekomendasi dari MKEK,” tandasnya.
Saat berita ini diturunkan, sementara ini belum ada tanggapan dari pihak Rumah Sakit ketika berusaha dikonfirmasi.
Artikel ini diolah dari SriwijayaPost
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII